Dark
Light

Supertor Usung Konsep Pertemukan Pengguna dan Para Mentor

1 min read
April 5, 2017
Supertor, startup yang pertemukan pengguna dengan mentor / DailySocial

Bisnis digital membawa sejumlah kesempatan ide bisnis baru untuk direalisasikan. Dari sekian banyak ide konsep “penghubung” menjadi paling sering dijumpai. Menghubungkan penjual dan pembeli, murid dengan guru, pelanggan dengan pengguna jasa dan lainnya. Konsep ini juga yang dibawa oleh Supertor. Sebuah bisnis yang baru dirintis ini mengusung konsep menghubungkan penggunanya dengan para mentor untuk berbagai keperluan. Mulai dari tentang kegiatan perkuliahan, programming, dan permasalahan-permasalahan lain.

Saat ini Supertor masih dalam tahap beta, masih ada beberapa fitur yang tengah dimatangkan dan mungkin akan ada beberapa fitur tambahan ke depannya. Sejauh ini Supertor memiliki beberapa fitur untuk menyelaraskan dengan konsep yang diusung. Yakni komunikasi langsung dengan mentor dengan media yang bisa disesuaikan, apakah itu online atau ketemuan langsung.

Supertor juga memungkinkan pengguna mengunggah pertanyaan mereka untuk bisa dijawab oleh mentor atau pengguna lain. Pengguna yang jawabannya mendapatkan approve dari pengguna lain maka akan mendapat reward berupa saldo Supertor yang nantinya bisa digunakan sebagai pembayaran konsultasi lain di Supertor.

“Untuk tahap beta ini persyaratan untuk menjadi mentor tidak terlalu rumit, cukup dengan melengkapi aplikasi pendaftaran di Supertor, dan mencantumkan CV atau profil Linkedin-nya, sudah dapat menjadi mentor di Supertor,” terang CEO Supertor Moch Lutfi Fauzi.

Diakui Lutfi, saat ini Supertor yang masih dalam tahap beta masih belum memiliki banyak mentor dan pengguna. Mentor dan pengguna yang terdaftar masih seputar teman-teman komunitas dan alumni dari YLI (Young Leaders for Indonesia). Untuk itu Lutfi menepatkan menambah jumlah mentor dan pengguna menjadi salah satu targetnya di tahun ini bersama dengan peningkatan kualitas layanan dan fitur-fitur yang ada.

Lutfi juga menjelaskan saat ini ada beberapa kategori yang diincar untuk bisa menjadi mentor di Supertor. Yang pertama adalah Diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri, founder startup yang sudah established, dan expert yang biasa mengadakan workshop dan seminar secara offline.

“Fokus kami dalam 3 bulan ke depan adalah mengajak orang-orang pintar untuk bergabung menjadi mentor atau expert di Supertor, dengan kategori (financial management, business and marketing, leadership, web and mobile development, education consultant), dengan target 1000 mentor. Selain itu, menyempurnakan fitur dan layanan yang ada di Supertor,” jelas Lutfi.

Dari segi konsep, apa yang diusung Supertor tidak jauh berbeda dengan RuangGuru dan KelasKita. Keduanya sama-sama menjembatani masyarakat yang ingin mendapatkan akses informasi. Hanya saja Supertor cakupannya sedikit lebih luas, tidak hanya soal pendidikan tetapi juga bidang lain dan banyak keahlian di dalamnya. Salah satu tantangan Supertor adalah mendapatkan mentor yang berkualitas dan kompeten.

Previous Story

Lewat Inspiron 15 Gaming, Dell Tak Mau Tanggung-Tanggung Dalam Manjakan Gamer Indonesia

Next Story

Bermodalkan Kecerdasan Buatan, Microsoft Sprinkles Bisa Lebih Baik dari Snapchat?

Latest from Blog

Don't Miss

Gelar Pameran Teknologi Edukasi, Organisasi SEAMOLEC Tanda Tangan MOU dengan MODA

Salah satu fokus yang ingin dicapai pada pameran Smart City
Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan