Ranah video 360 menyimpan berbagai tantangan: Anda bisa menggunakan satu lensa dengan optical amplifier, efeknya ialah penurunan kualitas rekaman. Alternatifnya adalah memakai beberapa buah lensa, tapi rumitnya stitching menyulitkan produsen menyajikan fitur live stream. Kabar gembiranya, Reality Lab Networks telah menemukan solusi atas kendala ini.
Buat mempermudah para broadcaster dan pencipta video berkarya, sang produsen memperkenalkan Live Planet, perangkat yang diklaim sebagai sistem video 360 derajat all-in-one pertama tanpa kompromi pada mutu, mampu menyiarkan video di resolusi tinggi – ‘diciptakan oleh kreator untuk kreator’. Live Planet memangkas langkah-langkah rumit sehingga pengoperasiannya jadi simpel.
Developer berjanji, proses setup cuma memakan waktu 15 menit, sudah termasuk mendaftar di platform cloud Live Planet. Setelah itu Anda bisa segera melangsungkan live streaming video VR stereoscopic ke headset penonton atau menyimpan rekaman ke storage internal. Live Planet dikembangkan oleh tim pimpinan founder CNET Halsey Minor berbekal pengalamannya di bidang teknologi, media dan cloud.
Tubuh Live Planet berbentuk tabung berdiameter 10cm dengan 16 buah lensa di sisi samping, masing-masing ‘mata’ mengusung sensor 18-megapixel, ‘melihat’ di resolusi 4K. Kamera merekam video dari seluruh modul lensa secara tersinkronisasi, di mana proses stitching dilakukan on-board. Lalu hasilnya disalurkan ke platform cloud Live Planet untuk diolah, dan selanjutnya akan dikirim ke platform viewing agar bisa disaksikan.
Selain menyuguhkan broadcasting live 4K di 30 frame rate per detik, Live Planet juga dapat merekam video 4K di 60fps, disimpan dalam storage internal sebesar 500GB (bisa ditambah dengan kartu microSD). Anda juga dipersilakan megambil gambar still berukuran 8192x8192p. Demi menangani tugas-tugas itu, Live Planet memanfaatkan image processor Nvidia Tegra X1.
Untuk perangkat berukuran kecil (bobotnya cuma 680g), Live Planet bekerja cukup berat, itu alasannya developer turut membubuhkan kipas serta menaruh ventilasi di sisi atas kamera agar ia tidak overheat. Bahan body dari aluminium juga dimaksudkan agar pembuangan panas lebih optimal. Tentu saja buat memenuhi kebutuhan user, Live Planet didukung konektivitas yang luas: sepasang port USB 3.0, Gigabit Ethernet, HD-DSI, port HDMI, input audio analog, serta Wi-Fi.
Reality Lab Networks telah membuka program pre-order di situs mereka, menawarkan Live Planet separuh harga retail, ‘hanya’ US$ 5.000 – cuma tersedia 500 unit. Produk akan mulai tersedia di akhir tahun 2016.
Sumber: Live Planet.