Berbekal hardware berperforma tinggi yang lebih hemat tenaga, volume laptop gaming pelan-pelan mulai menyusut, membawa kita ke era ‘ultrabook gaming‘. Beberapa produsen kini tidak segan menawarkan device tersebut pada para profesional yang membutuhkan notebook mumpuni berukuran ramping. Tapi tentu saja, kesan dan fitur gaming sudah terlanjur melekat di produk-produk itu.
Mungkin inilah alasan Gigabyte memperkenalkan lineup Aero di pertengahan tahun 2016. Arahannya cukup menarik: Aero menyimpan hardware canggih, sanggup menjalankan game-game blockbuster serta konten virtual reality, namun terpisah dari keluarga Aorus. Belum lama ini, perusahaan Taiwan itu memperkenalkan varian baru Aero dengan desain yang lebih menawan lagi. Dan tanpa membuang-buang waktu, Gigabyte resmi membawa Aero 15 ke Indonesia di tanggal 22 Mei kemarin.
Penyediaan Aero 15 di nusantara merupakan upaya Gigabyte merangkul semua jenis kalangan antusias. Perancangan Aero 15 difokuskan pada faktor mobilitas, tanpa berkompromi pada kinerja dan ukuran. Jason Wu selaku country manager Gigabyte Indonesia menjelaskan bahwa Aero 15 adalah tipe notebook yang siap menemani Anda bekerja di siang hari, gampang dibawa-bawa, dan tak kesulitan menangani game-game baru serta siap menunjang headset VR saat Anda butuh hiburan.
Bahkan sebelum menggunakannya, gagasan unik dibelakang penciptaan Aero 15 dapat kita lihat dari penampilannya. Gigabye Aero 15 ialah laptop 15-inci dengan bezel super-tipis, hanya berketebalan 5-milimeter. Berkat pendekatan ini, produsen bisa meminimalisir volume, sehingga ukurannya hampir tidak berbeda jauh dari Aero 14. Aero 15 mempunyai dimensi 356,4x250mm, berketebalan hanya 19,9mm, dengan bobot 2,1kg – sudah termasuk baterai.
Aero 15 menyuguhkan panel IPS 15,66-inci anti-glare beresolusi 1920×1080 yang telah tersertifikasi X-Rite Pantone. Kabarnya, device ini merupakan laptop pertama di dunia yang memperoleh standarisasi X-Rite Pantone, dikalibrasi secara teliti agar warna tersuguh konsisten serta akurat. Berkat fitur tersebut, Aero 15 siap menjadi perangkat kerja andal untuk para sineas, video editor, serta desainer grafis.
Chassis Aero 15 tersusun dari bahan aluminium, dipotong dan dibentuk secara presisi melalui teknik CNC, dengan finishing nano-imprint litography. Seperti Aero 14, Anda disuguhkan pilihan lid berwarna hijau, oranye-hitam, dan hitam bergaris jingga. Di area dekat engsel, saya melihat lapisan bertekstur serat karbon – tapi belum bisa mengonfirmasi apakah betul-betul memanfaatkan bahan tersebut atau tidak.
Karena bezel-nya cuma setengah sentimeter, webcam diposisikan di bawah layar. Dan meskipun tipis, Gigabyte tetap bisa menyertakan konektivitas-konektivitas fisik penting. Aero 15 memiliki tiga port USB 3.0, HDMI 2.0, mini DisplayPort, card reader, port LAN, dan sebuah Thunderbolt 3 via USB type-C.
Gigabyte membubuhkan keyboard full-size lengkap dengan numpad, tanpa ada pengurangan ukuran pada tuts utama. Menariknya lagi, sepertinya Gigabyte mencoba mempertahankan elemen gaming berupa dukungan fitur macro di seluruh tombol serta sistem pencahayaan RGB. Keyboard backlight RGB tersebut bukan versi standar: masing-masing tombol mempunyai LED mandiri, bisa diprogram, tersedia banyak pola dengan pilihan 16,8 juta warna. Konfigurasi dapat dilakukan via app.
Di dalam tubuhnya yang ramping, Gigabyte Aero 15 menyimpan prosesor Intel Core generasi ke-7 i7-7700H berkecepatan 2,8-3,8GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060, dan RAM sebesar 32GB. Untuk medium penyimpanan, Aero 15 mendukung dua buah SSD. Lalu buat menunjang aspek hiburan, Aero 15 turut dibekali sepasang speaker 2-Watt, yang dikombinasikan bersama sistem home theater Dolby Digital Plus.
Dari hasil uji coba Aero 14 (dalam kesempatan berbeda) dengan komposisi hardware hampir serupa, laptop sama sekali tidak kesulitan menghidangkan permainan-permainan baru semisal Nier: Automata dan Titanfall 2 di resolusi 1080p dengan setting grafis tinggi; jadi saya rasa Anda tidak perlu meragukan kapabilitas gaming Aero 15. Saya hanya penasaran pada efektivitas sistem pendingin dua fan-nya di kondisi full load terkait tipisnya tubuh Aero 15.
Walaupun masuk ke kategori ultra-thin, ternyata Aero 15 memiliki baterai berkapasitas besar – diklaim yang terbesar di kelasnya. Baterai 94Wh di sana kabarnya dapat hidup lebih lama 49 persen dari notebook 15-inci merek lain. Tanpa tersambung ke sumber listrik, Aero 15 bisa menemani Anda beraktivitas normal hingga 10 jam.
Gigabyte belum mengabarkan kapan tepatnya Aero 15 bisa kita beli. Dengan tingginya portabilitas serta performa, tentu ada jumlah uang besar yang harus dikeluarkan. Di Indonesia, Aero 15 dijajakan di harga Rp 29 juta – setara notebook gaming kelas menengah ke atas. Konsumen yang memesannya lebih dulu berkesempatan mendapatkan bonus mouse gaming dan ransel.