Dark
Light

Strategi Nokia Indonesia Untuk Adopsi NFC di Indonesia

3 mins read
October 26, 2011
Irwan Hermawan Product Manager Nokia Indonesia

Beberapa hari yang lalu saya menuliskan sebuah artikel seputar tema aplikasi NFC dan hubungannya dengan adopsi atas aplikasi ini. Tulisan tersebut muncul salah satunya diakarenakan perkenalan handset baru dari Nokia yang mendukung Near Field CommunicationNFC (Nokia 600 dan 700) serta munculnya dua aplikasi lokal yang memaksimalkan NFC (Menoo! Tap Tap dan Smash Mania).

Hari Senin kemarin saya diundang oleh Nokia Indonesia untuk hadir dalam media briefing sebagai perkenalan handset terbaru ini, Nokia 700 dan Nokia 600. Saya tidak akan membahas gadget-nya, namun saya lebih tertarik dengan pengembangan aplikasi serta strategi apa yang akan Nokia lakukan untuk mempopulerkan teknologi NFC yang ada di ponsel pada pengguna Indonesia.

NFC di ponsel memang tidak hanya tersedia di Nokia, namun dari sisi dukungan atas aplikasi lokal – Indonesia bisa jadi Nokia paling dominan. Teknologi NFC di Nokia juga sudah cukup lama tersedia, setidaknya sejak 2006, namun untuk Indonesia, pasarnya bisa saja baru mulai menggeliat.

Berikut beberapa poin yang saya dapatkan dari hasil bertanya dan mendengarkan penjelasan Irwan Hermawan – Product Manager dan Narenda Wicaksono – Developer Manager dari Nokia Indonesia.

Tentang adopsi NFC:

  • Nokia Indonesia tidak lain dan tidak bukan harus berusaha untuk menjual sebanyak mungkin ponsel Nokia yang telah memiliki teknologi NFC untuk mendapatkan adopsi pengguna. Hal ini juga diamini oleh Irwan Hermawan. Tanpa tersedianya handset yang banyak di pasar dan digunakan konsumen, maka NFC di ponsel Nokia seperti teknologi kesepian.
  • Strategi Nokia Indonesia untuk mengenalkan NFC pada konsumen adalah dengan pendekatan ‘ringan’ artinya Nokia berusaha untuk mengenalkan fasilitas NFC yang ‘ringan’ dulu, misalnya transfer file, pairing device atau aplikasi (games atau yang lain).
  • Untuk secure NFC yang bisa digunakan dalam proses pembayaran, perlu waktu untuk diimplementasikan. Irwan menjelaskan bahwa harus ada secure device termasuk sim card, kerja sama dengan bank serta masalah regulasi dan infrastruktur yang harus dipersiakan terlebih dahulu.
  • Untuk mendukung banyaknya pengguna ponsel NFC, Nokia juga memiliki ‘solusi menyeluruh’ jadi NFC tidak hanya bisa digunakan dengan ponsel (memindahkan file, bermain game dan aplikasi lain) namun juga untuk perangkat lain, misalnya speaker. Selain itu perlengkapan NFC tag untuk mendukung pemanfaatan NFC juga didukung Nokia.

Tentang dukungan pada developer lokal:

  • Selain dukungan atas pengembangan aplikasi, promosi juga disediakan Nokia Indonesia bagi aplikasi lokal NFC, sebagai contoh, Nokia Indonesia berencana untuk menyediakan fasilitas lapangan badminton di ritel store sebagai salah satu promosi aplikasi game Smash Mania dari Agate. Game ini memungkinkan pengguna untuk bermain multiplayer dengan NFC serta augmented reality (meski terus terang pemanfaatan AR masih tahap awal).
  • Developer juga mendapatkan dukungan untuk mengembangkan aplikasi mereka di ponsel atau ekosistem Nokia, termasuk akan ada beberapa aplikasi NFC lain yang akan dikembangkan, baik dari segmen game atau non-game.
  • Dukungan untuk kerja sama akuisisi merchants juga akan dilakukan Nokia Indonesia, seperti misalnya untuk aplikasi Menoo! Tap Tap, Nokia Indonesia akan bekerja sama dengan Elasistas (pengembang aplikasi Menoo!) untuk akuisisi merchants termasuk penerapan NFC.
  • Contoh merchant yang akan memaksimalkan NFC pada Menoo! adalah HaagenDazs. Nantinya pengunjung resto ice cream ini bisa mendapatkan voucher diskon dengan melakukan tap pada NFC tag tertentu setelah mereka memesan ice cream.
  • Selain lokal, developer game global juga menyediakan game terkait teknologi NFC, sepert Rovio atau GameLoft.

Beberapa catatan lain:

Seperti yang pernah saya tuliskan, NFC akan tergantung dari banyaknya device (adopsi pengguna) serta merchant untuk aplikasi seperti Menoo! ditambah juga tergantung dari keinginan konsumen dalam menggunakannya. Semua ada dalam satu lingkaran, masing-masing harus terpenuhi untuk melihat adopsi yang cukup relevan. TIdak hanya penjualan namun edukasi atas konsumen termasuk kalangan bisnis (merchant) harus secara gencar dijalankan.

Perwakilan dari Agate pada media gathering kemarin juga cukup exited dengan penerapan NFC yang ada di ponsel, kombinasi device dan teknologi ini bisa membuka peluang bagi developer karya untuk mengembangkan karya mereka. Saya juga melihat hal yang sama dengan pemanfaatan NFC di Menoo!, jika merchant sudah banyak yang ingin bekerja sama, maka aplikasi ini bisa memberikan layanan lengkap, tidak hanya review tempat makan, tetapi fasilitas AR, deals, search dan NFC yang bisa dikembangkan juga untuk banyak fasilitas, diskon, check-in, lihat menu – review dan lainnya.

Sedangkan untuk handset-nya sendiri, dengan harga yang ditawarkan di atas 2 juta bisa jadi saingan utama adalah ponsel Android. Namun untuk mereka yang fanatik dengan ponsel Nokia, bisa jadi akan tertarik membeli Nokia 600 dan 700.

Untuk OS sendiri, dua ponsel ini telah mengadopsi Symbian Belle. Belle dikatakan bukan hanya update dari Anna (generasi Symbian sebelumnya) namun mendapatkan upgrade. Meski kemarin saya hanya mencoba sebentar, namun sekilas ada beberapa peningkatan yang cukup menarik, misalnya saja, perbaikan dari menu navigasi, navigasi ponsel Nokia bagi saya adalah salah satu hal paling tidak menyenangkan, tidak mudah dan kadang berbelit. Kini di Symbian Belle, menu pilihan aplikasi ditampilkan dalam satu layar.

Selain itu, untuk widget email, sebelumnya hanya bisa melihat beberapa email terbaru, kini bisa scroll untuk melihat daftar email lebih lengkap. Setidaknya beberapa ‘rasa’ pengalaman OS lain (misalnya saja iOS) yang coba dihadirkan di Symbian Belle.

Terus terang, yang paling menarik bagi saya adalah pengembangan aplikasi dengan teknologi NFC, memang ini bisa jadi masih tahap awal, namun penerapan selanjutnya tentu menarik untuk dilihat, juga tidak masalah sebetulnya apakah Nokia atau pabrikan lain yang menyediakan NFC di handset mereka, yang terpenting adalah adopsi, namun di sisi lain, pasar Nokia di Indonesia masih cukup besar, dan ini juga peluang untuk semakin cepatnya adopsi serta pengenalan NFC pada konsumen umum, tidak hanya yang tech-savy, saya pikir ini juga yang mendasari Nokia dengan strategi NFC ‘ringan’-nya.

Dua ponsel terbaru ini sudah untuk pasar Indonesia, Irwan Hermawan – Product Manager Nokia Indonesia juga menjelaskan bahwa Nokia 700 sudah tersedia di pasar dan untuk Nokia 600 akan tersedia bulan Desember. Jadi, selain dari strategi Nokia Indonesia sendiri, mari kita pantau adopsi dari pengunaan NFC serta bagaimana para developer bereaksi atas peluang ini.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Akzara, Pemenang Startup Weekend Surabaya

Next Story

Asian Can also be the Pioneer for Innovation

Latest from Blog

Don't Miss

Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur
Dari-Burning-Out-ke-Balance-Laporan-Strava-Ungkap-Tren-Olahraga-Terbaru

Dari Burning Out ke Balance: Laporan Strava Ungkap Tren Olahraga Terbaru

Apa yang membuat orang-orang di seluruh dunia lebih semangat berolahraga