Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, tahun ini Softbank (melalui dana kelolaannya) menjanjikan menggelontorkan dana $2 miliar ke (startup-startup) Indonesia, kemudian akan menambahkan lagi $2-3 miliar di tahun-tahun mendatang.
“Jadi mungkin 5 miliar dollar AS dalam waktu tiga tahun ke depan,” terang Luhut.
Suatu nilai yang sangat besar dalam bentuk komitmen ke suatu negara.
Agenda investasi yang sudah pasti dari SoftBank adalah pengembangan Grab dan Tokopedia. Dielaborasi dengan misi pemerintah, penguatan bisnis tersebut dinilai dapat menunjang berbagai layanan penting dan proyek infrastruktur.
“Kami akan membuat kantor pusat Grab di Indonesia, dan juga berinvestasi $2 miliar melalui Grab. Tetapi kita akan berinvestasi lebih banyak ke Indonesia,” jelas Founder & CEO SoftBank Masayoshi Son sesaat sehabis bertemu Presiden Joko Widodo.
Dengan kantor pusat keduanya di Indonesia, Grab akan mengupayakan peningkatan produk. Di sini mereka akan fokus melakukan riset dan pengembangan. Produk seperti GrabFood, seperti disampaikan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. akan menjadi perhatian utama.
Masih sebatas rumor, SoftBank juga akan berinvestasi ke sejumlah startup lain. Nama yang sudah dimunculkan adalah startup pendidikan Ruangguru dan startup di bidang kelautan Aruna.
Dimulai dari IPO Alibaba
Perjalanan kewirausahaan Son sudah dimulai sejak berstatus mahasiswa di University of California, Berkeley pada tahun 1970-an. Bersama rekannya ia menjual mesin penerjemah hingga alat permainan (game). Tahun 1981 ia kembali ke Jepang dan mendirikan SoftBank sebagai perusahaan distributor software komputer. IPO di tahun 1994 berhasil membuat modal usahanya meningkat tajam, lalu dilanjutkan ekspansi.
Keyakinan Son pada produk komputer semakin meningkat dan membawa SoftBank menjadi perusahaan telekomunikasi dan internet terkemuka di Jepang. Di era internet pada 1990an bisnisnya melejit. Pada tahun 2000 ia memutuskan untuk berinvestasi $20 juta ke Alibaba dengan kepemilikan 26% saham.
Alibaba adalah tonggak penting bagi Son. Termasuk meningkatkan kepercayaan para investor hingga pada tahun 2016 ia merilis Vision Fund. Kala itu bernilai $95 miliar, termasuk didukung dana investasi publik Arab Saudi dan Abu Dhabi. Fokus investasinya pada putaran pendanaan tahap akhir di perusahaan teknologi yang hampir IPO. Tentu semangat para pemberi dana ventura adalah mendapatkan kesempatan masuk di lantai bursa berikutnya, mengulang kesuksesan Alibaba.
Tahun ini punya dana investasi $180 miliar
Bulan Juli 2019 lalu, melalui inisiatif SoftBank Vision Fund 2, Masayoshi Son mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan dana sekitar US$180 miliar. Perusahaan multinasional seperti Apple, Foxconn, Microsoft hingga Standard Chartered Bank turut berpartisipasi sebagai investor. Sebagian besar dana akan diinvestasikan kepada startup dan/atau perusahaan dunia yang mendukung percepatan revolusi teknologi kecerdasan buatan.
SoftBank adalah investor awal di Yahoo Jepang dan Alibaba. Sejak saat itu mereka melanjutkan pertaruhan untuk berinvestasi pada perusahaan teknologi dan telekomunikasi di dunia. Klook, Oyo, Tokopedia, Slack, ARM, Nvidia, WeWork, Didi dan Grab adalah beberapa perusahaan yang sudah masuk dalam portofolionya.
Sepanjang paruh pertama tahun 2019, perusahaan sudah membukukan revenue bisnis melebihi 1.169 miliar Yen. Sub-sektor konsumer yang memberikan sumbangsih terbanyak.
Menjelang akhir tahun 2018, jaringan hotel Oyo resmikan debut di Indonesia. Langkah yang diambil cukup agresif, melihat riuhnya persaingan yang ada. Platform budget hotel seperti Airy, RedDoorz, hingga Zen Rooms terus jadi sorotan, dinilai menghadirkan disrupsi di sektor hospitality. Oyo telah bermitra dengan lebih dari 500 pemilik properti, mengelola lebih dari 530 hotel dan 12 ribu kamar di 52 kota di Indonesia.
Selain di Indonesia, jaringan hotel Oyo juga sudah ada di India, Tiongkok, Ameria Serikat, Jepang, Arab Saudi dan 9 negara lainnya. Dengan dukungan penuh dari Vision Fund, perusahaan ditargetkan untuk menyaingi Marriott yang saat ini menjadi jaringan hotel terbesar di dunia.
September 2019 nanti, puluhan founder dan eksekutif startup/perusahaan di naungan portofolio SoftBank dikabarkan akan berkumpul di Los Angeles. Pertemuan privat ini akan membahas ambisi Son untuk membangun ekosistem bisnis yang memungkinkan antar perusahaan dapat saling bersinergi guna mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang lebih pesat.
Bagi perusahaan yang masuk dalam portofolio Vision Fund, dukungan ekspansi global menjadi yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan CFO SoftBank Vision Fund Navneet Govil, dana yang dikucurkan memang selalu ditargetkan agar perusahaan terkait dapat meningkatkan skala bisnis, fokus Vision Fund adalah pada growth. Tak ayal perusahaan penerimanya melakukan berbagai cara untuk mencapai target tersebut, termasuk melalui akuisisi.