Peramban (internet browser) mungkin menjadi salah satu elemen terpenting dalam perangkat komunikasi masa kini yang terkoneksi dengan internet, baik itu perangkat desktop, ponsel, hingga tablet sekalipun. Baru-baru ini, sebuah laporan penutup di tahun 2013 dari StatCounter telah membeberkan sejumlah peraihan mengenai browser mana yang menjadi favorit bagi pengguna perangkat tersebut di Indonesia.
Dalam laporan tersebut, terdapat lima browser yang memiliki raihan yang signifikan. Kelima browser tersebut, tentu bagi Anda pembaca sudah tak asing lag. Ada Mozilla Firefox, Google Chrome, Safari, Internet Explorer, Android Browser, dan terakhir satu kumpulan browser-browser lain.
Dari keenam data browser yang menjadi laporan StatCounter tadi, Mozilla Firefox masih menjadi browser yang paling banyak digunakan oleh pengguna Indonesia baik itu dari perangkat desktop, ponsel, maupun tablet. Seperti yang dapat Anda lihat pada chart di bawah ini, StatCounter merangkum kesemua perangkat menjadi satu laporan.
Dapat dilihat, Firefox “mendominasi” peta penggunaan browser yang digunakan oleh konsumen Indonesia. Persentase yang diraihnya terlihat hampir mencapai angka 60%, jauh mengungguli browser kompetitor lainnya. Pesaing terberatnya, Google Chrome, hanya mampu meraih sekitar 30% atau lebih dari setengah peraihan Firefox. Hal itu tentu menunjukkan betapa digdayanya Firefox di tengah-tengah masyarakat pengguna internet di Indonesia.
Bagi Safari sendiri, IE, Android Browser, dan lain-lain, dari laporan tersebut terlihat hanya seakan mampu “meramaikan”. Hal itu dapat diperhatikan dari perolehan persentase market share yang kurang lebih hampir sama rata, melengkapi pemetaan peramban yang banyak digunakan oleh pengguna Indonesia.
Jika dilihat dari pemetaan secara global, tren yang kini diadopsi di Indonesia ternyata sedikit berbeda. Sesuai dengan yang dilansir oleh GSMarena beberapa waktu lalu, browser legendaris Internet Explorer rupanya masih memimpin di antara browser lain dalam skala global.
Efek dari laporan ini tentu tak dapat dirasakan secara langsung, terlebih pada sisi konsumen, menurut saya pribadi sebagai pengguna umum pemilihan browser di tengah-tengah masyarakat hanyalah didasarkan pada kebiasaan yang dilakukan setiap kali mengakses internet, secara teknis dan proporsional rasanya pengguna umum tak terlalu memikirkan akan hal tersebut.
Namun, bagaimana pun juga laporan ini tetap dapat dilihat menjadi suatu tolok ukur bagi setiap browser yang menjadi sampelnya tersebut untuk dapat memahami minat yang tengah berkembang di suatu pasar di negara dan regional tertentu. Mungkin saja setelah adanya laporan ini, para peramban tersebut tambah berlomba-lomba lagi menyajikan fitur yang lebih atraktif dan fungsional.
[ilustrasi foto dari: Shutterstock