Dark
Light

Startup yang Banyak Bermunculan dan Layak Jadi Sorotan di Tahun 2017

2 mins read
January 2, 2018
Industri yang ramai pendatang baru di 2017

Cukup banyak startup baru bermunculan di tahun 2017 ini. Dari data yang kami dapat mulai dari Januari sampai dengan Desember 2017, ada 100 lebih startup baru yang kami liput. Hal lain yang membuat menarik adalah segmen dan niche-nya beragam. Meski e-commerce dan fintech mendominasi ide dan bentuk baru banyak muncul di tahun ini.

Dari catatan kami sektor e-commerce menjadi “rumpun” yang paing banyak muncul. Diikuti dengan layanan di sektor teknologi finansial, edtech dan juga on-demand. Dari segi persebaran pun cukup menarik. Selain Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta kota-kota di Kalimantan dan Sulawesi pun mulai muncul beberapa nama.

E-Commerce masih jadi sektor yang menarik

Sektor e-commerce masih menjadi primadona bagi banyak startup di tahun 2017 ini. Meski demikian mereka hadir dengan niche atau paling tidak dengan inovasi yang berbeda. Seperti KlikTeknik yang hadir khusus menjual peralatan teknik dan industri, Aruna yang hadir sebagai marketplace untuk hasil laut, atau Jubelio yang menghadirkan solusi komplit di sektor ritel atau omni channel.

Jika menilik dari berita yang beredar di tahun 2017 industri e-commerce Indonesia terlihat lebih matang. Mulai dari para pemain yang mendapat pendanaan, inovasi yang terus berkembang dan juga pasar yang semakin dewasa atau paling tidak sudah akrab dengan transaksi elektronik. Kedewasaan pasar juga membuat inovasi di industri e-commerce semakin menarik. Mulai dari semakin lengkapnya pembelian atau pembayaran yang didukung, sistem logistik yang terintegrasi dengan layanan on demand hingga kehadiran teknologi seperti chatbot.

Chatbot yang digadang-gadang bisa membawa pengalaman yang baik bagi pembeli dikabarkan mulai dilirik banyak pemain besar. Hal ini kemudian berimbas pada munculnya layanan yang memudahkan bisnis menghadirkan chatbot mereka sendiri seperti Botika dan EVA. Ada kebutuhan atau permasalahan kemudian muncullah mereka yang menawarkan solusi.

Fintech yang mulai banyak dibicarakan

Di tahun ini pemerintah memperhatikan terlihat memberi perhatian lebih ke sektor ini. Hal ini dengan ditandai dengan BI yang semakin ketat dalam memberikan izin lisensi uang elektronik sehingga memaksa banyak perusahaan digital yang mulai menggarap uang elektroniknya sementara menghentikan fasilitas untuk pengisian atau top up. Nama-nama seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Grab tercatat antre dalam mendapatkan lisensi ini. Bahkan nama terakhir akhirnya menjalin kerja sama dengan OVO untuk mendapatkan lisensi untuk GrabPay.

Perhatian dari pemerintah dan regulasi ini bisa menggambarkan dua hal, yang pertama masyarakat sudah mulai menerima dan percaya dan yang kedua pasar teknologi finansial cukup besar atau dengan kata lain uang yang beredar di segmen teknologi finansial cukup besar dan menjanjikan.

Di tahun 2017 ini tidak banyak jenis startup teknologi finansial atau fintech yang muncul. Kebanyakan menawarkan jasa peminjaman atau lending, sisanya dengan niche yang cukup baru seperti SyarQ yang menawarkan kemudahan kredit syariah, Brankas yang memudahkan pengelolaan beberapa rekening bank, hingga Celengan ID yang menawarkan solusi penukaran uang koin menjadi saldo uang elektronik. Sama seperti e-commerce di tahun ini industri teknologi finansial semakin matang. Baik dari segi regulasi, teknologi atau pun dari segi pasar.

On-demand yang diterima baik oleh masyarakat

Sejarah akan mencatat bahwa on-demand adalah salah satu industri startup pertama di Indonesia yang mengubah pandangan masyarakat Indonesia tentang layanan berbasis teknologi. Di tahun ini berkat popularitasnya banyak pebisnis yang lantas mencoba peruntungannya dengan membuat bisnis on-demand dengan konsep masing-masing. Contohnya DeliverKong, layanan on-demand delivery yang ada di Jambi, HayTrans on-demand transportasi yang ada di Pontianak, NDRA on-demand pertama yang ada di tanah Papua, MyNurz on-demand jasa di sektor kesehatan, FrameAtrip layanan yang memudahkan mencari fotografer di kota-kota besar bahkan luar negeri hingga layanan seperti Madhang, BlackGarlic dan KliknClean. Bervariasi.

Untuk sekto on-demand ini inovasi tampaknya mulai melebar ke niche yang ada. Jika transportasi dan pengiriman di rasa sudah terlalu penuh di kota-kota maka munculnya untuk ide lain seperti jasa, bahan masak, masakan khas, hingga fotografer. Sementara itu melihat kesuksesan yang ada di kota-kota besar konsep on-demand transportasi mulai diadopsi mereka yang ada di daerah.

Internet of things, AI dan AR

Selain sektor-sektor populer yang pantas menjadi sorotan adalah layanan yang dikeluarkan Synchro, Atnic, HabibiGarden, Nodeflux hingga Assemblr. Mereka memberikan solusi-solusi memanfaatkan teknologi-teknologi terkini. Mulai dari monitoring, pengelolaan data, hingga memadukan dunia nyata dengan AR sebagai tempat berkreasi.

Internet of things (IoT) bukan sektor baru, namun startup di sektor ini belum sebanyak di sektor e-commerce atau on-demand. Untuk artificial Intelligence dan Augmented Reality pun sama. Solusi yang ditawarkan Nodeflux (menggunakan teknologi big data dan AI) menjadi solusi yang cukup powerfull. Teknologi canggih yang dibawa bisa sangat bermanfaat untuk banyak pihak. Sementara Assemblr bisa menjadi sarana baru untuk berkreasi.

 

Previous Story

Boyong Tiga Kamera Utama, Penerus Huawei P10 Bakal Dinamai P20?

Next Story

Proyeksi Forrester untuk Lanskap Teknologi dan Bisnis di Tahun 2018

Latest from Blog

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia
TikTok Shop

TikTok Shop Tingkatkan Fitur dan Fasilitas Menjelang Tahun Ketiganya di Indonesia

TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling digandrungi saat