Startup pengembang platform point-of-sales (POS) Olsera hari ini (07/1) mengumumkan perolehan pendanaan awal $2,5 juta atau setara 35,8 miliar Rupiah dari Kejora-SBI Orbit Fund — dana kelolaan hasil kerja sama antara Kejora Capital (Indonesia) dan SBI Holdings (Jepang).
Dengan dana segar ini, Olsera akan terus memperkuat infrastruktur teknologi, merekrut lebih banyak talenta, dan membantu digitalisasi usaha para pelaku UMKM di lebih dari 200 kota lainnya di Indonesia.
Didirikan sejak 2014, Olsera mengklaim telah melayani lebih dari 10.000 UMKM di 300 kota di Indonesia untuk mendigitalkan bisnis mereka. Solusi yang dihadirkan POS Olsera bukan hanya sebatas pencatatan transaksi saja, pengguna juga dibantu dengan fitur ERP yang mencakup pengelolaan inventori, akuntansi, pemasaran, personalia, pelayanan, dan fungsi lainnya.
“Sebagai sesama pengusaha, kami sangat memahami bahwa membangun dan mempertahankan bisnis di masa seperti ini bukanlah hal yang mudah. Sejak 2015, kami sendiri terus belajar dan berfokus pada satu hal, bagaimana Olsera dapat membantu para pengusaha lainnya untuk semakin bertumbuh dengan menerapkan teknologi yang memudahkan pengelolaan usaha mereka,” ungkap Co-founder & CEO Olsera Novendy Chen.
Variasi produk jadi proposisi nilai
Tidak dimungkiri di ranah pengembangan layanan POS Olsera berhadapan langsung dengan banyak kompetitor. Sebut saja Moka, Qasir, majoo, Pawoon, Youtap, iSeller, dan masih banyak lainnya. Untuk itu, penting bagi masing-masing pemain untuk fokus menekankan proposisi nilai mereka.
Bagi Olsera, inovasi produk dijadikan kunci untuk memberikan nilai lebih kepada penggunaannya. Pada 2020 lalu, mereka meluncurkan layanan Zenwel untuk memudahkan pelaku usaha di bidang jasa untuk kelola reservasi secara online. Baru-baru ini, mereka perkenalkan layanan e-commerce enabler Olsera Store untuk membantu UMKM untuk bisa mengelola jualan secara online.
“Selama pandemi berlangsung, kami melihat cukup banyak UMKM yang terkena dampak di penjualan karena bisnis yang dimilikinya masih offline. Kami meluncurkan Olsera Store sehingga para pebisnis dapat mengubah toko offline mereka menjadi online agar dapat terus menjalankan bisnisnya,” ujar Co-founder & CTO Olsera Ali Tjin.
Ali melanjutkan, “Di saat yang sama, para pelaku usaha di bidang jasa menderita kerugian terkait penerapan social distancing. Kami ingin membantu mereka, dan dikembangkanlah Zenwel. Didesain khusus untuk lini usaha jasa, Zenwel dilengkapi dengan fitur penjadwalan kalender, reservasi online, CRM dan program loyalty untuk mendukung akuisisi dan retensi pelanggan mereka.”
Riuh kompetisi pemain POS
Secara global, ukuran pasar layanan POS secara global telah mencapai $10,39 miliar pada tahun 2021, diproyeksikan akan bertumbuh 9.5% dari 2021 sampai 2028 mendatang. Tentu ini pasar yang sangat besar, pun demikian di Indonesia, potensi datang dari ekosistem UMKM yang sangat besar dan menjadi komponen penting dalam perekonomian nasional.
Data KemenkopUKM menunjukkan sekitar 64,2 juta UMKM memiliki kontribusi terhadap perekonomian negara sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. Pemerintah sendiri memasang target ambisius, yakni membawa 30 juta UMKM untuk masuk ke dalam ekonomi digital di tahun 2024. Per September 2021, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mencatat sekitar 16,4 juta (25%) sudah masuk ke dalam ekosistem digital; bertumbuh hampir 2 kali lipat semasa pandemi.
Potensi tersebut mendorong para inovator untuk menghadirkan layanan POS paling relevan, khususnya di segmen UMKM. Dari catatan kami, sejumlah pemain POS juga telah mendapatkan dukungan dari investor, bahkan dua di antaranya sudah exit melalui akuisisi dan IPO, berikut daftarnya:
Platform | Pendanaan Terakhir | Keterangan |
Moka | Diakuisisi | Diakuisisi Gojek senilai $130 juta |
Qasir | Seri A | Tidak disebutkan |
Majoo | Pendanaan Awal | Total dana yang dikumpulkan dalam 2 putaran seed $8,5 juta |
Pawoon | Seri A | 30% saham diakuisisi DIVA |
Youtap | – | Merupakan hasil joint ventures Salim Group dan Youtap Global |
iSeller | Pra-Seri B | $8 juta |
Cashlez | IPO | Kapitalisasi pasarnya telah mencapai Rp354,92 miliar |
Olsera | Pendanaan Awal | $2,5 juta |