Satu lagi karya anak bangsa hadir untuk meramaikan dunia startup: Scraplr. Pertama kali mendengar nama aplikasi ini, agak bingung dan mencoba menerka apa sebenarnya yang ditawarkan situs ini. Setelah menuju situsnya, kesan pertama adalah masalah desain, serta tampilan visual yang keren. Perpaduan warna serta gradasinya menunjukkan situs ini menerapkan prinsip-prinsip desain web 2.0.
Tapi, desain saja tidak cukup, aplikasi serta kegunaan adalah faktor lain yang harus diperhatikan, dan desain hanyalah salah satu dari value atau rasa sebagai sebuah pengalaman yang ingin dibagikan pada user oleh Scraplr.
Scraplr, secara sederhana bisa dijelaskan sebagai sebuah web aplication yang berbasis crowd source dimana anda bisa menuliskan tugas atau sebuah project yang sedang anda lakukan, men-share-nya ke Twitter, Facebook dan akun Scraplr untuk mendapatkan saran atau ide dari relasi anda. Setidaknya ada 5 bin yang menandakan ada 5 fasilitas dasar yang bisa disajikan oleh Scraplr untuk membantu user mengorganisir task dan mengerjakannya dengan bantuan crowd.
Perbedaan yang sangat mencolok dengan aplikasi GTD sejenis adalah penekanan pada sharing dan ‘melemparnya’ pada crowd untuk mendapatkan feedback. Sampai saat ini Scraplr masih dalam tahap pengembangan dan limited invite untuk mencoba aplikasi-aplikasi yang disediakan.
Tapi untuk lebih lengkapnya, serta penjelasan tentang bisnis model dan strategi yang diterapkan, saya tidak hanya berkesempatan untuk mencoba versi terbatas Scarplr tapi juga wawancara dengan tim Scraplr. Berikut wawancaranya :
Dailysocial (DS): Bisa diceritakan sedikit tentang sejarah, atau asal muasal bagaimana terbentuknya Scraplr? Plus visi misi Scraplr?
Scraplr (S): Para developer Scraplr saat ini masih bekerja pada sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi perangkat lunak. Dalam mengerjakan tugas sehari – hari biasanya kita sering bertukar ide atau saran melalui semacam forum diskusi di aplikasi pengelola proyek yang kami miliki. Namun kemudian kami rasa wadah ini mulai terlalu “ramai” ide, saran dan pesan – pesan perbaikan dari manajer proyek menjadi sulit untuk di kelompokan karena memang pada dasarnya aplikasi yang kita gunakan adalah pengelola proyek. Untuk itu kami pikir mungkin perlu ada satu wadah khusus yang menampung ide, saran dan hal lainnya yang mengelompokan setiap pesan ini secara khusus untuk suatu tugas tertentu.
Kita mulai coba beberapa aplikasi Getting Things Done dalam pengelolaan proyek, namun setelah beberapa aplikasi, kita rasa aplikasi – aplikasi ini terlalu “individualis”. Kita pikir, apa gunanya kalau kita punya daftar tugas yang harus dikerjakan, tapi kita tidak tahu atau tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut, karena pada umumnya tugas yang perlu kita selesaikan adalah tugas – tugas teknis.
Maka kemudian, seperti yang umum dilakukan, kadang kita menggunakan Twitter dan Facebook untuk sekedar memberitahu teman bahwa ada sesuatu yang perlu kita selesaikan. Semacam, “Masih cari fungsi search string didalam array menggunakan PHP”. Yang kita alami, biasanya kemudian ada beberapa komentar atau ide dari teman yang memberi jalan untuk kemudian menuju ke penyelesaian dari tugas yang perlu diselesaikan itu, bahkan beberapa diantaranya langsung memberikan pemecahan. Selama beberapa waktu, hal ini berjalan cukup bagus. Tapi kemudian kita pikir, kenapa tidak “membungkus” ini semua kedalam satu wadah. Saat itulah ide dasar Scraplr muncul.
Pada dasarnya Scraplr adalah satu sistem crowd sourcing, dimana teman dari pengguna Scraplr bisa memberikan saran atas tugas yang perlu diselesaikan. Bisa melalui komentar di Facebook atau reply di Twitter atau dari halaman publik yang ada di Scraplr. Untuk pemberi ide dan masukan atau penyelesaian, kita berikan semacam penghargaan. Mirip dengan sistem ranking di forum – forum. Tapi tidak hanya itu, kita juga akan memberikan hadiah kepada user yang banyak memberikan ide dengan catatan ide tersebut kemudian diterima oleh pemilik “tugas”.
DS: Tentang internet: bagaimana pendapat para Scraplrer (kru scraplr) dengan kebangkitan user internet Indonesia? Apakah sudah cukup besar untuk memulai sebuah startup?
S: Terus terang, pengetahuan kita tentang hal ini sangat terbatas. Tapi secara umum kalau kita lihat perkembangannya, pada umumnya masyarakat sudah mulai menyadari bahwa internet sudah bisa memberikan nilai tambah kepada kehidupan nyata. Dari mulai mencari bahan untuk tugas sekolah, kuliah atau literatur untuk tugas akhir sampai bertukar informasi. Menurut EGM Telkom Divisi Regional I Sumatra, Budi Suranto, sampai akhir 2009 pengguna internet di Indonesia mencapai 40 juta jiwa. Dengan pertumbuhan per tahun mencapai 20%, lebih besar dibandingkan pertumbuhan penduduk yang “hanya” tiga persen. (http://tr.im/HEKu). Sampai disini, bisa kita lihat bahwa ada pasar potensial untuk startup di Indonesia, dengan catatan, startup tersebut bisa mengidentifikasi kebutuhan spesifik calon penggunanya.
DS: Tentang bisnis model, bisa diceritain tentang layanan utama yang ditawarkan scraplr? serta pengembangan yang mungkin bakal ditempuh, setidaknya dari masa pengenalan sampai versi beta, mungkin? Atau sampai versi resmi dirilis, serta bagaimana rencana untuk mendapatkan pendapatan?
S: Selain crowd sourcing yang sebelumnya disebutkan, Scraplr memfokuskan pada layanan pengingat, dimana layanan ini memiliki beberapa pilihan. Diantaranya adalah email, tweet, SMS sampai Facebook notification. Pengguna sendiri memiliki kebebasan untuk memilih pengingat mana yang ingin diaktifkan. Untuk layanan ini, ada beberapa pilihan yang nantinya hanya akan tersedia untuk pengguna yang membeli paket layanan premium.
Ada beberapa pilihan layanan yang akan kita usahakan untuk berjalan dengan stabil sampai rilis beta, diantaranya layanan pengingat melalui pesan singkat (SMS) dan Instant Message melalui beberapa jaringan IM populer semacam Live, AIM, Gtalk dan seterusnya. Sampai sini, kita ingin melihat tanggapan dari pengguna Scraplr terlebih dulu, seperti jargon terkenal “release early, test often”, dengan maksud untuk melihat, layanan mana yang paling sering digunakan. Sejauh yang kita temukan, 10 fitur utama yang stabil pada sebuah aplikasi tidak akan bisa menolong nilai negatif dari user terhadap satu fitur tambahan yang cenderung tidak stabil atau buggy.
Sejauh ini, kita berencana untuk mengenakan biaya atas penggunaan layanan pengingat melalui pesan singkat dan biaya untuk “mengaktifkan” layanan-layanan premium, semacam sinkronisasi dengan perangkat bergerak dan aplikasi desktop. Kita sedang mmbuat perencanaan untuk pengembangkan aplikasi desktop dan aplikasi untuk perangkat bergerak yang berfungsi sebagai “klien” dari aplikasi web Scraplr, sehingga pengguna selalu memiliki daftar tugas yang sinkron dimanapun itu, lengkap dengan komentar untuk tugas – tugas tersebut.
DS: Tentang basis user,sepertinya Scraplr ditujukan lebih untuk pengguna luar negeri, melihat komen yang ada di blognya, bagaimana pendapatnya tentang hal ini ? Serta alasannya kenapa?
S: Sebetulnya ini adalah hal yang tidak disengaja, karena pada awalnya kita pikir untuk mendapatkan cakupan promosi yang luas, ada baiknya kalau kita menggunakan bahasa internasional, walaupun pada awalnya kita ingin mencoba Scraplr dengan pengguna dalam negeri. Diluar dugaan, tanggapan yang kita terima lebih banyak dari luar dan dari tanggapan-tanggapan inilah beberapa pembenahan kita kerjakan. Jadi kita tidak memiliki alasan khusus atau siasat khusus agar Scraplr memperoleh pengguna dari luar negeri.
DS: Tentang modal, yup, ini memang masalah klasik dan selalu menjadi persoalan serius bagi para startup. Bagaimana para Scraplr mensiasati problem klasik tapi fundamental ini?
S: Sampai sekarang, kita masih mengeluarkan uang dari saku pribadi untuk mendukung operasional Scraplr, dengan pertimbangan bahwa untuk mengajukan pinjaman modal atau capital funding dari angel investor akan memakan waktu, sementara kita belum tahu pasti bagaimana tanggapan dari para calon pengguna. Ada kemungkinan, kita bisa membiayai sepenuhnya Scraplr kalau misalnya angka penggunanya “biasa-biasa” saja, dengan asumsi jumlah pengguna pasti akan berpengaruh langsung ke pada beban server, banyaknya SMS yang harus dikeluarkan dan seterusnya.
Kita hanya berpikir bahwa masalah adalah masalah pada saat itu datang, sebelum itu datang kita tidak perlu memikirkan bagaimana mengatasinya. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana membuat sistem yang kita bangun menjadi sistem yang “extensibel” dan “fleksibel”. Permasalahannya bukan pada bagaimana membuat sistem yang mampu menangani jutaan pengguna secara simultan, tapi bagaimana mencapai tahap dimana kita harus meningkatkan sistem kita untuk jutaan pengguna. Dengan begitu kita juga bisa menekan pengeluaran di saat saat awal dengan hanya memfokuskan pada fitur atau layanan yang benar – benar penting, karena kita tidak akan memiliki masalah kedua bila masalah pertama belum muncul.
DS: Tentang persaingan, saya baca di blog memang udah ada fasilitas serupa, beberapa yang ada di lokal dan banyak di internasional, dengan keunikan yang ada dan tampilan yang keren, ada pendapat dan pandangan tentang persaingan dengan aplikasi serupa?
S: Betul, ada beberapa aplikasi yang serupa, dengan dasar GTD. Tapi kalau dilihat lebih jauh, aplikasi – aplikasi yang sudah ada ini, masing – masing memiliki penekanan yang berbeda dengan Scraplr. Ada yang menitik beratkan pada pengelolaan daftar tugas yang canggih, dengan penambahan context, areas of interest dan seterusnya. Yang lainnya menawarkan cara berkolaborasi dengan realtime chat. Kebanyakan dari aplikasi – aplikasi ini didukung oleh orang-orang yang menurut kita sudah cukup mapan. Jadi sepertinya kita malah akan membenamkan diri sendiri kalau berusaha menyaingi, misal fasilitas lebih lengkap, atau aplikasi yang lebih cepat dan seterusnya. Karena pada dasarnya kita lebih menekankan kepada task crowd sourcing itu tadi, jadi kita pikir sebagian besar fasilitas yang ada pada suatu aplikasi GTD bisa merupakan “nice to have” atau sekedar tambahan di Scraplr.
DS: Sepertinya scraplr tidak sama dengan tasmanboard yang lebih menekankan kerja kolaboratif. apakah Scraplr lebih mirip ke aplikasi calendar?
S: Scraplr hanya memberikan “wadah” untuk menampung daftar tugas penggunanya, mengenai pengelolaannya, ada beberapa fasilitas dasar yang kita berikan, semacam pengelompokan daftar tugas ke dalam beberapa kategori semacam “Next”, “Scheduled”, “Later” dan seterusnya, kita juga menyediakan “task tag” dimana pengguna bisa menandai tugasnya semacam “pribadi”, “kantor” dan seterusnya. Scraplr tidak akan bergerak ke arah pengelolaan tugas pribadi berbasis waktu semacam iCal karena fokus yang kita miliki berbeda dengan aplikasi semacam itu.
DS :Tentang desain,desain scraplr memang banyak dipuji, setidaknya bagi mereka yang sekedar mampir atau udah nyoba. Bisa cerita tentang value ini? Karena biasanya untuk aplikasi yang berbasis kerja kolaborasi desain menjadi nomor sekian, lebih pada simplicity dan fungsi.
S: Mengenai desain antarmuka Scraplr, kita hanya berusaha untuk memberikan “rasa” pada pengalaman user, dengan kesederhanaan dan kemudahan, juga berusaha untuk tidak meninggalkan kesan “berusaha keras untuk membuat pengguna terkesan” dengan memasukan banyak fasilitas.
Harapan yang kita punya, pengguna yang datang untuk pertama kalinya bisa segera menggunakan Scraplr hanya dengan mencermati antarmuka. Bila hal ini berhasil; menurut kami, pengguna akan datang lagi dan lagi, dan kami akan berusaha memastikan agar pengguna cukup senang dengan pengalamannya menggunakan Scraplr untuk kemudian menyarankannya kepada teman atau koleganya. Namun hal ini bukan berarti kita hanya memperhatikan penampilan, karena tanpa fungsi yang jelas, sudah jelas pengguna akan segera meninggalkan Scraplr.
DS: Terakhir tentang promo, ada rencana promo besar-besaran sebelum versi resmi dirilis? Atau menggunakan social media saja? Bisa diceritakan model promonya.
S: Sejauh ini kita belum memiliki rencana untuk melakukan promosi dengan skala besar melalui iklan atau liputan media. Apa yang kita kerjakan sejauh ini hanya berusaha menjalin hubungan dengan pengguna dan penguji Scraplr. Berkaitan dengan poin sebelumnya, kita yakin kalau mereka senang pada saat menggunakan Scraplr, mereka akan dengan sukarela menyebarkan berita tentang Scraplr. Biasanya, berita dari mulut ke mulut inilah yang memiliki pengaruh besar. Saat ini kita beruntung mendapatkan beberapa nama yang cukup dikenal yang masuk kedalam daftar penguji Scraplr. Mereka inilah yang berjasa menyebarkan berita mengenai Scraplr dan salah satunya melalui dailysocial.net ini. 🙂
————–
ps: terima kasih pada @armono untuk link Scraplr dan inanurina untuk invite menggunakan Scraplr dan kesempatan wawancara 🙂
very nice, saya ikut bangga 😀
saya harap scraplr bisa menjadi open source sehingga perkembangannya bisa benar-benar “extendable”. Dan efek untuk consumer evangelismnya juga akan lebih cepat sehingga feedback yang diterima juga lebih banyak.
Tentunya versi berbayar dengan fitur yang lebih lengkap juga disediakan. Mungkin bisa dibagi menjadi setidaknya 2 kelas: student & professional.
Dapat pesan ini pas signup “We will send you invite soon as we made it available”. Masih terbatas ya 😀
Terima kasih tanggapan positifnya, kita masih belum memeikirkan untuk merilis basis kode scraplr untuk jadi open source. Mungkin setelah Scraplr mencapai rilis stabil dan kita sudah beres – beres plus refactor kode nya 🙂 Mengenai paket berbayar, kita ingin paketnya sesederhana mungkin. Sudah pada tahap akhir.
Ya, sebetulnya kita ingin mengirim invite ke seluruh email yang sudah masuk ke invitation list, tapi untuk beberapa pertimbangan, pada tahap alpha testing ini, hanya beberapa calon pengguna yang kita undang untuk mencoba.
Okay, ditunggu versi launchingnya. Semoga sukses.
kerennnnnnn, gokil dah dari segi design en ide webnya