Sebuah artikel dari rekan saya William mengenai reality check dunia startup di Indonesia benar-benar menangkap perhatian saya. Artikel itu pada dasarnya mengeluhkan hype yang sedang terjadi di Indonesia dimana sepertinya ekosistem startup di Indonesia tidak sebagus yang dihebohkan selama ini. William menyatakan bahwa beberapa akuisisi dan funding di perusahaan startup teknologi lokal sebaiknya jangan disikapi dengan kehebohan semata.
Tentu saja ada beberapa startup yang memang dijalankan dengan serius dan konsep yang bagus, namun dari sudut pandang investasi bisa jadi kurang menarik. Semua deal startup yang pernah terjadi di Indonesia, baik itu funding/investment atau akuisisi, tidak pernah ada nilai valuasi yang keluar. Karena tidak ada nilai resmi yang keluar, maka tidak ada benchmark yang bisa menjadi patokan untuk valuasi perusahaan teknologi di Indonesia.
Hal ini tentu menjadi kesulitan sendiri, apalagi jika entrepreneur Indonesia terus mengacu ke Silicon Valley dimana valuasi startup bisa mencapai puluhan juta dollar hanya dalam beberapa bulan setelah diluncurkan. Kalau dikonversi ke rupiah saja harganya sudah tidak masuk akal bagi perusahaan yang berumur 8 bulan keluar dengan valuasi diatas 5 juta dollar (40+ miliar rupiah). Hal ini mungkin normal di Silicon Valley, tapi tidak masuk akal di Indonesia.
Berdasarkan pertemuan saya dengan banyak startup dan investor, valuasi mimpi memang harus diberantas dengan cepat karena dua alasan : tidak baik bagi seorang entrepreneur untuk larut dalam mimpi, dan kedua, hal ini tentu berdampak negatif bagi ekonomi dalam jangka panjang.
Dalam menentukan valuasi pastinya ada pertimbangan yang krusial seperti aset yang anda punya, pengeluaran per bulan dan yang paling penting ada revenue projection, perkiraan uang masuk selama beberapa bulan/tahun ke depan. Dan semua ini tentu harus dibuat se-akurat mungkin dan bukan dimarkup demi valuasi yang lebih tinggi dari seharusnya. Bagaimana-pun juga, hal-hal ini adalah target bagi perusahaan anda yang harus ditepati. Jika angka terlalu tinggi, maka sebaiknya anda siap untuk bekerja super keras mencapai angka tersebut.
It’s not a dream after all.
Jadi, ketika anda memutuskan untuk mendapatkan investasi dengan valuasi jutaan dollar, coba dipikirkan kembali apakah perusahaan anda benar-benar berharga jutaan dollar? Fakta juga telah membuktikan, kebanyakan startup mati bukan karena kekurangan uang namun karena ketidakmampuan mengelola uang.
mau valuasi startup? check dulu financial reportnya. Unlike media/hype, duit ga boong 😀
Artikel si William bagus… Dia investment banker jadi ngerti banget basic2 valuation.
Pilihan dalam menentukan harga menurut gw ada 2: secara bisnis atau secara teknologi.
Kita sering lupa kenapa FB, Twitter, atau Google (sblm go public) bisa dihargai ratusan juta dolar padahal belum menghasilkan uang. Ya, karena teknologinya superb.Tapi kalau teknologi-nya ga superb, tentu valuasi harga sahamnya harus diliat dari variabel2 ilmu bisnis/finance konvensional, which is tebakan gw ga akan semahal impian itu, karena melihat aspek sales dan net income.
Salah kaprah juga adalah ketika bermimpi di-akuisisi 100% dlm wkt singkat.
Mungkin ini yang disebut mental Penjait (penjual jasa IT) tapi ingin jual jaitannya di harga miliaran rupiah ke investor asing. Padahal mungkin jasa developer kalau dijual ke client bisa jadi ga sampe 1 miliar.
akhirnyaa ada yang ngomongnya masuk akal 😛
salut bro william, saya rasa eman itulah yang terjadi di indonesia
udah beda jaman
mungkin akuisisi dapet duit segentong hanya terjadi pada jaman taun awal 2000an … cabinet dan satunet
saat ini akuisisi lebih seperti bantuan untuk memperpanjang umur operasionalnya saja
tapi pendapatan dari web … saya rasa masih minus semua rapornya 🙂