Startup edtech Pahamify mengumumkan pendanaan seri A dengan nilai dirahasiakan, dipimpin Shunwei Capital. Investor baru yang turut berpartisipasi adalah Lien Family Office (Wah Hin) dan sejumlah angel investor, serta investor sebelumnya. Insignia Ventures juga ikut dalam putaran ini.
Kabar ini disampaikan oleh Co-Founder & CEO Pahamify Rousyan Fikri. Ia menuturkan tambahan dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan materi belajar dari tingkat SD sampai SMA. Sebagiannya lagi akan dipakai untuk mempercepat inovasi teknologi dan proses pengajaran di platformnya.
“Dana ini akan membantu Pahamify untuk mempertahankan posisi kami sebagai leader di layanan tryout online (persiapan ujian masuk PTN). Tahun kemarin, kami melayani hampir 1 juta sesi latihan tryout ujian. 1 dari 3 siswa yang mengikuti UTBK tahun kemarin menggunakan Pahamify untuk latihan ujiannya,” kata Rousyan, Jumat (27/11).
Sebelumnya, pada Maret lalu perusahaan baru mendapat pendanaan sebesar $150 ribu dari program akselerator asal Amerika Serikat Y Combinator, pasca ikut serta di batch W20.
Dampak dari pandemi
Rousyan melanjutkan, dampak pandemi ini mendorong perusahaan edtech seperti Pahamify untuk mempercepat tingkat inovasinya untuk mendukung kebutuhan para siswa. Beberapa fitur yang sudah dirilis di antaranya kelas online live yang bisa dinikmati oleh siswa SMA sederajat secara gratis. Juga tersedia materi pembelajaran untuk IPA, IPS, Bahasa, dan persiapan ujian masuk perguruan tinggi (UTBK dan Mandiri).
Dalam kelas online ini, setiap hari siswa bisa ikut sesi kelas, terdapat enam sampai delapan kelas setiap harinya, lewat aplikasi dan berinteraksi dengan para pengajar (disebut Rockstar Teacher Pahamify) yang membuat suasana belajar semakin interaktif. “Untuk membantu siswa-siswi selama masa belajar di rumah, sampai saat ini fitur tersebut masih kita berikan secara gratis.”
Di samping itu, selama pandemi, ia mengklaim fitur tryout online Pahamify banyak direkomendasikan siswa-siswi Indonesia sebagai platform terbaik untuk persiapan UTBK. Di fitur ini, mereka mendapatkan latihan ujian setiap minggunya dan memperoleh feedback langsung mengenai hasil latihannya.
“Sistem kami merekomendasikan langkah-langkah konkret yang bisa diambil siswa-siswi untuk meningkatkan skor dan memantapkan persiapan ujiannya.”
Perusahaan juga berpartisipasi untuk program yang diselenggarakan Kemdikbud, yakni Belajar dari Rumah yang diadakan di TVRI. “Kita berharap kontribusi Pahamify di program ini bisa membantu proses belajar-mengajar siswa-siswi Indonesia di masa yang sulit ini.”
Seluruh inovasi tersebut buah hasil yang manis buat perusahaan. Rousyan mengklaim, berkat kepuasan terhadap Pahamify, para pengguna lulusan 2020 banyak merekomendasikan aplikasi ini ke adik-adik kelasnya.
“Hasilnya, di tahun ajaran sekarang, walaupun baru empat bulan berjalan, jumlah pengguna berbayar sudah 10 kali lebih banyak dibanding jumlah pengguna berbayar di satu tahun ajaran kemarin,” pungkasnya.
Di Indonesia, Pahamify bersaing ketat dengan Ruangguru, Zenius, dan Quipper.