Dark
Light

Star Citizen Adalah Simulator Perang Ruang Angkasa Sesungguhnya

2 mins read
June 18, 2014

Dalam menggarap beberapa proyek game yang ambisius, biasanya developer berjuang mati-matian untuk menemukan titik keseimbangan antara tingkat realisme dan gameplay yang mudah diakses oleh semua orang. Tapi tampaknya game indie raksasa garapan desainer legendaris Chris Roberts, Star Citizen, akan lebih condong ke satu sisi.

Uang hasil kampanye crowdfunding dengan jumlah lebih dari US$ 46 juta membuat Roberts dan developer Cloud Imperium Games berani untuk mengambil langkah ekstrim yang disegani desainer game lain. Selain dibuat menjadi permainan sandbox dengan setting ruang angkasa, tim developer Star Citizen bermaksud menggunakan sumber daya mereka untuk mensimulasikan ruang hampa udara sesungguhnya.

Biasanya dalam banyak karya fiksi ilmiah – baik game seperti Mass Effect hingga film Star Trek terbaru – penyajian ruang angkasa tampak disederhanakan. Gravitasi yang serupa dengan bumi, kondisi dunia tanpa udara yang seakan-akan sama saja seperti yang kita tinggali saat ini. Namun pada dasarnya, mengendarai pesawat jet sangat berbeda dengan saat astronot mengendarai pesawat ulang alik.

Masalah paling sederhana adalah gaya gesek. Saat Anda mengakselerasi mobil di kecepatan 100 kilometer per jam, kemudian melepas gas, perlahan-lahan kendaraan akan berhenti. Begitu juga dengan pesawat terbang ataupun kendaran laut. Itu berarti apapun jenis transportasinya, mereka tetap membutuhkan pasokan energi yang konstan.

 

Info menarik: Giliran Chris Roberts yang Berkomentar Soal Akuisisi Oculus Rift oleh Facebook

 

Ruang angkasa memiliki dasar fisika yang berbeda. Saat Anda melaju 100 kilometer per jam dengan pesawat ulang alik, pesawat tersebut tidak akan bertambah pelan (atau berubah kecepatan) hingga ia menabrak sesuatu atau masuk ke dalam sumur gravitasi objek ekstraterestrial. Dan itu artinya, konsep aerodinamis tidak berlaku di ruang hampa udara.

Dalam jagad Star Citizen, solusi pergerakan pesawat ruang angkasa adalah dengan menggunakan serangkaian jet pendorong yang diletakkan di berbagai tempat di tubuh pesawat. Dengan begitu pesawat bisa menikung tajam, memutar dan memelankan lajunya. Tapi jika Anda bisa mengerem mobil dengan cara yang sederhana, dalam Star Citizen, pilot harus lebih mengantisipasi gerakan mereka selanjutnya dengan cermat.

Dan dengan sistem jet pendorong seperti ini maka perhitungan menjadi hal yang penting. Saat bermain game shooter modern, atau mungkin dalam permainan action simulation seperti HAWX, membidik lawan cukup mudah dilakukan. Anda hanya perlu mensejajarkan indikator crosshair dengan target. Tapi dalam Star Citizen, melakukan hal tersebut akan membutuhkan latihan dan kesabaran karena pilot juga barus menyelaraskan jet pendorong.

Jika memang rumit, lalu untuk apa Chris Roberts susah payah membuat permainan sekompleks ini – apalagi belum tentu ia akan bersabahat dengan gamer yang tidak mau ambil pusing?

 

Info menarik: Akan Ada Lebih dari 400 Miliar Sistem Tata Surya Dalam Versi Alpha Elite: Dangerous

 

Alasan pertama adalah secara tak sadar, realisme akan meningkatkan keasikan dan kualitas sebuah video game, terutama yang memiliki fitur multiplayer kompetitif. Ambil contohnya seri Gran Turismo. Mekanisme serta sistem fisik mobil yang realistis dan kompleks tidak menghalangi puluhan juta gamer menikmatinya, dan ia terbukti menjadi franchise game terbesar di bawah brand PlayStation. Hal tersebut makin membuat gamer merasa tertantang.

Dan alasan kedua, yang paling penting: Star Citizen memberikan kesempatan bagi kita semua untuk merasakan ruang angkasa mendekati yang sesungguhnya tanpa perlu mengeluarkan banyak upaya dan biaya. Hanya ada satu judul permainan lain yang menggunakan pendekatan realisme yang serupa. Ia adalah Elite: Dangerous karya David Braben.

Tapi Roberts tetap mengingatkan bahwa secanggih-canggihnya Star Citizen dibuat, ia belum bisa menyajikan sebuah sistem simulator yang benar-benar sempurna. Sama halnya dengan Microsoft Flight Simulator yang tidak akan mengubah Anda menjadi pilot profesional sungguhan.

“Namun itu tidak berarti saya merasa puas dengan sistem yang telah kami usung,” jelas Roberts. “Tujuan akhir saya adalah membuat Star Citizen serealistis mungkin, tapi juga mudah diakses oleh gamer yang ingin menikmatinya secara sederhana.”

Penasaran akan seperti apa Star Citizen nanti? Simak video gameplay pre-alpha-nya yang didemonstrasikan oleh tim PC Gamer di bawah ini.

Sumber: Roberts Space Industries. Gambar header: StarCitizen.wikia.com.

Previous Story

PinkEmma Luncurkan Signature Line, Gandeng Selebritis Untuk Luaskan Pasar

Next Story

BlackBerry Mantapkan Posisi di Bisnis Enterprise, Jalin Kerja Sama Dengan EnStream LP

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Startup securities crowdfunding (SCF) FundEx sediakan alternatif pendanaan untuk UKM, telah mengantongi izin usaha dari OJK per 6 September 2021

Startup SCF FundEx Resmi Beroperasi, Incar Bisnis Digital Peroleh Alternatif Pendanaan

FundEx meramaikan jajaran pemain securities crowdfunding (SCF) dalam menyediakan alternatif
Bantoo.id

Platform “Crowdgiving” Bantoo.id Jembatani Kegiatan Donasi secara Digital

Besarnya minat masyarakat umum untuk melakukan donasi secara online, menjadi