Stack The Stuff adalah permainan baru yang mulai membuat saya ketagihan. Ketagihan karena sistem permainannya mirip dengan Cut The Rope, di mana Anda harus menyusun segala macam alat perlengkapan sekolah (penggaris, pensil, peraut pensil, penghapus) supaya bisa seimbang dan dapat menjangkau bintang sebanyak-banyaknya. Istimewanya permainan yang tersedia secara universal untuk iPhone dan iPad (dan bakal tersedia juga untuk Android) ini ternyata buatan anak negeri, yaitu Nightspade yang berbasis di Bandung. Nightspade, yang baru-baru ini mendapatkan pendanaan dari East Ventures, memang memiliki spesialisasi untuk membuat permainan di platform mobile.
Stack The Stuff dapat dengan bebas diunduh dan setelah sekian level (model levelnya bertingkat seperti Cut The Rope atau Angry Birds; 1-1, 1-2, dan seterusnya), Anda akan diberi pilihan untuk membeli versi full secara in-app seharga $0.99. Tersedia pula pilihan untuk melakukan donasi secara in-app. Pilihan ini menurut saya sangat efektif karena tidak perlu membuat dua versi permainan, lite dan full. Stack The Stuff nampaknya mendapatkan sambutan luas secara global dan termasuk dalam daftar New & Noteworthy di App Store berbagai negara. Rating yang diperolehnya pun tinggi.
Kembali ke topik bahasan di titel yang saya berikan, memang benar Stack The Stuff bukanlah dikhususkan sebagai permainan edukasi. Tapi dengan menggunakan peralatan sekolah dan logika simpel tentang kesetimbangan, sangat wajar jika saya membahas Stack The Stuff di sisi edukasinya. Untuk usia awal sekolah dasar, permainan seperti ini tentu bisa membantu menumbuhkan pengertian tentang peralatan sekolah yang perlu disiapkan dan tentunya bagaimana menghasilkan kesetimbangan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam (atau Fisika untuk yang di sekolah lanjutan). Dengan maksud terselubung seperti ini, belajar tentunya menjadi lebih menyenangkan.
Saya coba bahas lebih umum soal aplikasi edukasi. Pasar aplikasi edukasi atau permainan berbasis edukasi untuk mobile di Indonesia sejujurnya setahu saya masih belum banyak peminatnya. Melihat dari diagram yang disajikan oleh Distimo saat survei tentang 300 aplikasi iPhone paling populer di berbagai negara, baik di USA maupun di Asia sebenarnya potensi aplikasi dan permainan berbasis edukasi sangatlah besar. Edukasi bahkan berada di ranking yang lebih tinggi ketimbang aplikasi berbayar untuk ranah Social Networking yang seharusnya diyakini lebih populer.
Salah satu aplikasi berbasis edukasi lokal yang pernah dibahas di sini adalah Kieeds, yang mencoba menjaring sekolah-sekolah sebagai partner bisnis. Saya pikir pasar ini masih terbuka luas. Bukankah alokasi APBN terbesar adalah untuk bidang pendidikan? Bukankah biaya yang setiap tahun selalu naik mengalahkan laju inflasi adalah biaya pendidikan? Pastinya selalu ada cara untuk mendapatkan kue lezat ini, tentunya dengan syarat memiliki aplikasi atau permainan yang berkualitas dan sarat dengan unsur pedagogis.
Salah satu alasan kenapa iPad bisa laku keras, selain tentunya faktor “wah” dan “gaya”, adalah ketersediaan berbagai aplikasi dan permainan edukasi yang sangat bermanfaat untuk anak. iPad itu tidak hanya untuk orang dewasa tapi juga menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak. Anak saya yang berumur sekitar satu tahun sangat gemar meminta saya mengutak-atik iPad untuknya. Dari sekedar menonton kartun sampai permainan belajar A-B-C-D yang interaktif (dalam bahasa Inggris tentunya). Sayangnya, tentu saja belum ada yang bisa membantu dia memahami segala hal baru dalam bahasa Indonesia.
Saya sangat menantikan adanya aplikasi dari pengembang lokal yang nantinya bisa membantu anak saya belajar berbagai kata, menghitung, bahkan bernyanyi lagu-lagu anak, semuanya dalam bahasa Indonesia. Lebih jauh lagi, pastinya bakal menyenangkan jika aplikasi atau permainan untuk tablet dapat membantu siswa untuk belajar secara interaktif dengan komunikasi visual yang atraktif. Ada yang berani membuat Lembaran Kerja Siswa (LKS) dalam bentuk aplikasi dan bekerja sama dengan pihak penerbit?
Tentunya aplikasi dan permainan seperti ini tidak melulu tentang hal yang serius. Seperti halnya Stack The Stuff, permainan dengan olah otak dan logika tentunya bakal menjadi hal yang menantang. Dibutuhkan kreatifitas dari pengembang lokal untuk dapat menciptakan hal semacam ini, tapi unsur itulah yang penting demi peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Aplikasi dan permainan untuk sektor edukasi adalah suatu kebutuhan, bukan sekedar kesenangan.
Wah Stack the Stuff jadi artikel di DS, makasih ya buat DS 😀
ada lagi yang buatan lokal, edukasi ke bahasa indonesia. http://itunes.apple.com/us/app/teektak/id439570774?mt=8&ls=1
#eh
wohooo.. akhirnya diumumkan.. siap-siap ceki.. btw, testimonial dari Papin lagi 😀