Ketika Anda memiliki sepuluh baju pesta, memilih mana yang harus dikenakan jelas jauh lebih sulit ketimbang ketika Anda hanya memiliki satu baju saja. Analogi ini saya pakai untuk menggambarkan problem yang dialami oleh konsumen layanan streaming musik: memilih lagu yang hendak diputar di tengah-tengah puluhan juta lagu lainnya telah menjadi tantangan tersendiri.
Sebagai pelanggan Spotify Premium, saya pribadi lebih sering memutar playlist terkurasi ketimbang melakukan pencarian lagu-lagu yang spesifik. Saya yakin tidak sedikit orang-orang yang kebiasaannya sama seperti saya, dan sepertinya ini yang menjadi alasan di balik kemunculan aplikasi baru dari Spotify bernama Stations.
Stations adalah aplikasi gratis untuk memutar deretan playlist terkurasi yang disediakan Spotify. Berbeda dari aplikasi utamanya, Anda tidak bisa melakukan pencarian di Stations; cukup scroll daftar playlist-nya, lalu putar salah satu yang diinginkan. Seiring penggunaan, aplikasi akan menerapkan personalisasi yang lebih mendalam.
Cara kerjanya mirip seperti salah satu layanan streaming terpopuler di Amerika Serikat, yaitu Pandora. Pengguna Stations juga dapat memilih playlist mana saja yang muncul di aplikasi sekaligus menyembunyikan yang mereka tidak suka. Juga menarik adalah fitur instant playback, di mana lagu akan langsung diputar sesaat setelah aplikasi dibuka.
Yang cukup istimewa, Anda tidak harus menjadi pelanggan Spotify Premium untuk bisa mengakses seluruh konten yang tersedia di Stations, atau dengan kata lain, 100% gratis. Spotify benar-benar mendedikasikannya untuk semua orang tanpa terkecuali – meski sejauh ini aplikasinya baru tersedia di Android, dan baru kompatibel dengan sejumlah perangkat saja.
Aplikasi ini merupakan salah satu eksperimen yang tengah dilakukan Spotify. Hingga kini belum ada informasi apakah Spotify juga berencana merilisnya di iOS.
Sumber: Variety.