Dark
Light

Sosok-sosok Perempuan yang Menjadi Petinggi di Perusahaan Berbasis Teknologi

3 mins read
April 21, 2016

Paling tidak satu abad yang lalu, Raden Adjeng Kartini membuktikan bahwa kaum perempuan juga bisa berdedikasi. Semangat juangnya terus kita rasakan sampai di era modern ini, dimana kaum perempuan turut berperan dalam perkembangan perusahaan berbasis teknologi.

Berikut ini adalah daftar sosok perempuan yang memegang peran kunci sekaligus jabatan tinggi dalam perusahaan berbasis teknologi, baik di luar maupun di dalam negeri. Boleh dibilang, mereka ini adalah para Kartini generasi abad ke–21.

Marissa Mayer – CEO Yahoo

Marissa Mayer / Yahoo
Marissa Mayer / Yahoo

Berparas cantik dan cerdasnya bukan main, sejak pertengahan 2012, beliau menjabat sebagai CEO dari Yahoo. Dalam pimpinannya, ada banyak keputusan penting yang diambil, seperti salah satunya ketika Yahoo mengakuisisi Tumblr senilai $1,1 miliar di tahun 2013.

Reputasi Mayer sudah melambung sejak ia bergabung dengan Google di tahun 1999, dimana ia merupakan engineer perempuan pertama dalam kru Larry Page. Salah satu kontribusi terbesar Mayer bagi Google adalah AdWords, yang berjasa atas 96 persen dari penghasilan Google di kuartal pertama tahun 2011.

Sheryl Sandberg – COO Facebook

Sheryl Sandberg / Facebook
Sheryl Sandberg / Facebook

Lulus dari Harvard, beliau sempat menjadi anggota tim bendahara mantan presiden AS, Bill Clinton, sebelum akhirnya bergabung dengan Google di tahun 2001. Pada bulan Maret 2008, Sandberg ditunjuk Facebook sebagai COO yang aktif sampai sekarang.

Kalau bukan karena beliau, mungkin Facebook tidak bisa bertumbuh hingga sebesar sekarang. Sandberg-lah yang memulai berbagai inisiatif supaya Facebook bisa memperoleh penghasilan. Hanya dua tahun setelah ia bergabung, Facebook sudah bisa meraup untung dari iklan di tahun 2010.

Susan Wojcicki – CEO YouTube

Susan Wojcicki / Google+
Susan Wojcicki / Google+

Mungkin tidak banyak orang tahu, namun saat pertama Google didirikan, Larry Page dan Sergey Brin memanfaatkan garasi milik Wojcicki sebagai kantor. Beliau merupakan salah satu inisiator Google Doodles, dan bertanggung jawab atas sejumlah program pemasaran di awal-awal kiprah Google.

Namun jasa terbesar Wojcicki buat Google adalah di tahun 2006, dimana ia yang menyarankan perusahaan untuk mengakuisisi YouTube. Sejak Februari 2014, beliau ditunjuk sebagai CEO YouTube sampai sekarang, dan kita tahu sendiri semaju apa layanan berbagi video itu saat ini.

Meg Whitman – CEO Hewlett Packard

Meg Whitman / HP Enterprise
Meg Whitman / HP Enterprise

Menginjak usia yang ke–60 tahun ini, Whitman masih menjabat sebagai CEO Hewlett Packard sejak tahun 2011 (kini HP Enterprise). Sebelumnya, beliau merupakan CEO eBay. Selama sepuluh tahun kepemimpinannya, jumlah karyawan eBay berkembang gila-gilaan dari 30 orang menjadi sekitar 15 ribu orang.

Di HP, keputusan terbesarnya adalah ‘menghidupkan’ kembali divisi PC setelah CEO sebelumnya berencana untuk meninggalkannya. Seperti yang kita tahu sekarang, divisi PC HP masih baik-baik saja, bahkan mereka bisa menciptakan laptop secantik HP Spectre.

Virginia Rometty – CEO IBM

Virginia Rometty / IBM
Virginia Rometty / IBM

Beliau merupakan bukti nyata bahwa loyalitas dan integritas bisa membawa karir Anda ke puncak yang paling tinggi, tanpa menimbang perihal jenis kelamin. Di tahun 1981, Rometty bergabung sebagai engineer di IBM. 20 tahun setelahnya dan hingga kini, beliau menjabat sebagai CEO, sekaligus menjadi pemimpin perempuan pertama di IBM.

Salah satu peran besar Rometty di IBM adalah mengarahkan fokus perusahaan menuju ke teknologi cloud dan artificial intelligence. Tanpa fokus seperti ini, tidak bakal ada supercomputer Watson.

Diajeng Lestari – CEO HijUp

Diajeng Lestari / Foto pribadi
Diajeng Lestari / Foto pribadi

Toko busana online yang secara khusus menjual pakaian-pakaian muslim untuk perempuan, kedengaran ambisius bukan? Namun Diajeng Lestari, pendiri sekaligus CEO HijUp, berhasil mengubah ambisi tersebut menjadi bisnis e-commerce yang terus berkembang pesat.

Funding terbaru dari para investor terhadap HijUp bernilai jutaan dolar, dan kini HijUp sendiri semakin dekat dengan misinya berekspansi secara global. Traffic situsnya sendiri cukup tinggi di negara-negara luar seperti Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Inggris dan sejumlah negara lain di Eropa.

Cynthia Tenggara – CEO Berrykitchen

Cynthia Tenggara / DailySocial
Cynthia Tenggara / DailySocial

Latar belakang pendidikannya bukanlah IT, namun beliau berhasil mengembangkan Berrykitchen hingga menjadi salah satu perusahaan katering online kenamaan di tanah air. Bersama timnya, Cynthia tidak pernah bosan memberikan inovasi, mulai dari yang kecil seperti perubahan tampilan website, sampai peresmian dapur baru dengan kapasitas produksi masif.

Sebagai pendiri dan CEO, dirinya juga tidak cepat merasa puas dan terus ingin memajukan Berrykitchen, dimulai dari perilisan aplikasi mobile hingga target melayani 6.000 porsi per hari pada akhir tahun ini.

Hanifa Ambadar – CEO Female Daily Network

Hanifa Ambadar / DailySocial
Hanifa Ambadar / DailySocial

Dari perempuan, untuk perempuan, mungkin slogan singkat ini bisa menggambarkan visi Hanifa sebagai pendiri sekaligus CEO Female Daily Network. Berawal dari sebuah blog di tahun 2005, Female Daily kini telah menjadi komunitas tempat berkumpulnya jutaan perempuan yang ingin berbagi informasi produk-produk kecantikan.

Komunitas inilah yang pada akhirnya membantu perkembangan Female Daily hingga kini. Pun begitu, tanpa keputusan tim Hanifa membuat forum untuk melengkapi situs, tentunya tidak akan ada tempat berkumpul buat komunitas ini.

Sumber gambar: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Gambar header: Pixabay.

Previous Story

Tepatkah Bawa Teknologi Digital Ke Sektor Pertanian Sekarang?

Next Story

LeEco Sibak Tiga Smartphone Baru Berbekal Spesifikasi Mumpuni

Latest from Blog

Don't Miss

Kebanyakan startup Indonesia mengaku telah menerapkan kesetaraan gender, mendukung kebutuhan dan kemudahan perempuan bekerja

“Femtech” dan Pemimpin Perempuan di Mata Mitra Gender

Peranan perempuan, yang awalnya “hanya” menjadi pasar dan pengguna, kini
Mengikis stigma bias gender, mulai banyak pendiri dan jajaran C-level perempuan di perusahaan teknologi

Mendukung Kesetaraan Gender di Ekosistem Startup

Tahun 2019 bisa dibilang merupakan tahunnya entrepreneur perempuan di Indonesia.