Sudah menjadi rahasia umum apabila Sony memasok sejumlah komponen kamera ke pabrikan lain, termasuk ke para pesaingnya, mulai dari sensor sampai panel OLED untuk viewfinder elektronik (EVF). Untuk komponen yang terakhir itu, Sony sudah menyiapkan versi baru yang lebih canggih.
Perkembangan teknik miniaturisasi merupakan kunci di balik panel EVF baru ini. Bagaimana tidak, bentang diagonal penampangnya cuma 12,6 milimeter, akan tetapi resolusinya mencapai 5,76 juta dot (1600 x 1200 pixel). Angka ini 1,6 kali lebih tinggi dibanding EVF milik Sony a7R III maupun Panasonic Lumix GH5 yang ‘hanya’ beresolusi 3,69 juta dot.
Secara default, panel EVF ini dapat menampilkan live view dalam kecepatan 120 fps, tapi ada juga mode yang lebih responsif di angka 240 fps. Meski lebih superior hampir di segala aspek, Sony mengklaim konsumsi energinya sama kecilnya seperti panel EVF generasi sebelumnya.
Sony berencana memproduksi panel EVF baru ini secara massal di bulan November nanti. Yang bakal kebagian jatah pertama kali sudah pasti merupakan kamera bikinan Sony sendiri, namun saya yakin pabrikan lain juga bakal cepat menyusul, dengan catatan mereka bersedia harga kameranya naik secara cukup drastis, atau laba yang didapat lebih sedikit kalau kepuasan konsumen yang menjadi prioritas.
Alasannya, harga panel EVF ini tidak murah. Sony mematok harga 50.000 yen (± Rp 6,4 juta) untuk unit sampelnya, meski pabrikan yang membeli dalam jumlah besar tentunya bakal mendapat potongan harga. Dengan banderol semahal itu untuk viewfinder-nya saja, sudah pasti kamera yang bakal mengusung panel EVF ini masuk di kategori premium.
Sumber: DPReview.