21 May 2019

by Yoga Wisesa

Sony Gandeng Microsoft Demi Menyongsong Era Cloud Gaming

Kemitraan kedua perusahaan diumumkan begitu mendadak, banyak staf juga kaget terhadap kerja sama ini.

Masa-masa transisi ke console next-gen akan sangat menarik karena para pemain lama di ranah ini, terutama Sony dan Microsoft, mendapatkan kompetisi yang tak terduga. Google resmi menyingkap layanan on demand Stadia di GDC 2019, dan sejak awal tahun ini, ada laporan yang menyatakan bahwa e-commerce raksasa Amazon juga tengah mengembangkan platform cloud gaming-nya sendiri.

Sistem cloud sudah lama menjadi bagian dari layanan PlayStation maupun Xbox, namun Sony dan Microsoft mengambil arahan berbeda dalam menyajikannya. Kita tahu, rivalitas antar kedua perusahaan telah berlangsung selama hampir dua dekade, tapi ada sesuatu yang berubah di era naik daunnya gagasan cloud gaming. Minggu lalu, secara mendadak Sony dan Microsoft mengumumkan kerja sama demi mengembangkan dan menyajikan layanan game streaming.

Melalui kemitraan strategis ini, Sony Interactive Entertainment mendapatkan akses ke teknologi cloud Microsoft Azure. Langkah tersebut boleh jadi diambil setelah Sony bersusah payah menggarap sistem game stream-nya selama tujuh tahun. Meski sudah tersedia, minat gamer untuk menggunakan PlayStation Now tidak begitu besar, lalu jangkauannya juga cukup terbatas - hanya tersedia di Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa.

Yang mengejutkan lagi ialah, berdasarkan laporan sejumlah informan, negosiasi antar kedua perusahaan telah dilakukan sejak tahun lalu dan ditangani langsung oleh petinggi Sony di Tokyo tanpa sepengetahuan divisi PlayStation (Sony Interactive Entertainment). Akibatnya, unit gaming mereka juga kaget mendengar berita ini. Kabarnya, para manager harus turun tangan buat menenangkan stafnya dan meyakinkan mereka bahwa rencana pengembangan console next-gen tidak terpengaruh.

Sedikit penjelasan bagi Anda yang masih awam terhadap konsep cloud gaming (disebut juga layanan game streaming atau on demand): cloud gaming memungkinkan kita menikmati permainan video dari perangkat apapun (misalnya smartphone atau PC low-end) yang memiliki akses internet memadai. Seluruh proses pengolahan data dilakukan di sisi server, maka dari itu platform ini tidak menuntut spesifikasi hardware tinggi.

Satu hal yang menjadi rintangan terbesar bagi platform game streaming ialah aspek dukungan infrastruktur internet. Idealnya, permainan harus berjalan lancar di setting grafis 'memuaskan' (resolusi 1080p dan 60fps adalah standar paling rendah) serta mampu merespons input layaknya dimainkan dari console atau PC. Rangkuman lengkap dari status cloud gaming saat ini bisa Anda simak di sini.

Memang perlu waktu cukup lama bagi layanan game stream untuk benar-benar matang, namun melihat kondisi sekarang, ke sanalah tren gaming bergerak. Dari perspektif kesiapan dalam menyongsongnya, Sony sejujurnya terlihat tertinggal. Microsoft sendiri berada di posisi yang cukup aman mengingat mereka ialah penyedia layanan cloud terbesar kedua di dunia.

Sumber Bloomberg.