Perang akuisisi publisher yang dimulai oleh Microsoft akhirnya direspon oleh Sony. Hanya dalam waktu kurang dari dua minggu setelah Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard, kini Sony mengumumkan akuisisinya terhadap Bungie.
Sony menghabiskan dana sebesar $3,6 miliar atau sekitar Rp51,6 triliun untuk publisher Destiny 2 dan juga kreator original dari game Halo ini.
Angka akuisisi tersebut memang masih belum sebanding dengan nilai akuisisi Activision Blizzard yang mencapai $68,7 miliar atau kurang lebih setara Rp986 triliun.
Namun angka tersebut masih masuk akal karena Bungie hanya memiliki satu judul aktif yaitu Destiny 2, dengan satu game baru misterius yang tengah dikerjakan. Dibandingkan dengan Activision Blizzard yang punya belasan judul populer.
Bungie has limitless potential to unite friends around the world.
We have found a partner in PlayStation that shares our dream and is committed to accelerating our creative vision of building generation-spanning entertainment.
Our journey begins today.https://t.co/PLuVn48zdy pic.twitter.com/kAhRbAg3vD
— Bungie (@Bungie) January 31, 2022
Sistem akuisisi yang dilakukan juga berbeda, karena Bungie akan tetap menjadi anak perusahaan independen dari Sony. Hal ini berarti Bungie masih tetap menjadi studio multiplatform yang bisa merilis sendiri game-game mereka ke platform manapun.
“Kami memiliki kemitraan yang kuat dengan Bungie sejak awal franchise Destiny, dan saya sangat senang untuk menyambut Bungie secara resmi ke keluarga PlayStation,” ujar presiden Sony Interactive Entertainment, Jim Ryan.
Di lain pihak, Bungie percaya bahwa kehadiran Sony Interactive Entertainmet merupakan awal dari apa yang akan terjadi pada judul-judul mereka nantinya.
Bungie mengklaim bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Sony akan membantu mereka untuk menjadi perusahaan hiburan multimedia global untuk mewujudkan visi kreatif mereka.
Meskipun Bungie telah menjamin bahwa Destiny 2 dan game mereka berikutnya akan tetap menjadi game multi-platform, namun kehadiran Bungie sepertinya akan menjadi senjata utama bagi Sony untuk merealisasikan live-service mereka.
Selain game serta kapabilitas Bungie untuk mengelola sebuah game live service, akuisisi Sony ini juga memberikan hak eksklusif dalam hal properti intelektual milik Bungie ke depannya.
Nantinya Sony akan memiliki hak penuh untuk membawa judul-judul milik Bungie untuk dikembangkan menjadi film, serial, ataupun animasi. Terlebih Sony kini juga terbilang agresif dalam mengembangkan judul-judulnya ke layar lebar seperti film adaptasi Uncharted yang akan segera dirilis.
Selain itu Sony juga masih memiliki daftar film dan serial adaptasi lainnya seperti Ghost of Tsushima dan juga Last of Us. Maka, tidak akan mengherankan bila nantinya Sony Pictures akan membuat adaptasi yang sama terhadap Destiny.
Sumber: Forbes