Snapdragon Academy 2023: Masa Depan AI adalah Hybrid

Qualcomm memperkenalkan sebuah teknologi AI baru yang bisa dilakukan pada sebuah perangkat dan digabungkan dengan cloud

Artificial Intelligence saat ini memang sedang menjadi sebuah tren tersendiri di dunia. Hal tersebut karena AI dapat membantu manusia dalam mengerjakan apa pun, mulai dari hal kecil hingga pada pekerjaan yang sangat rumit. Akan tetapi, saat ini semua AI yang digunakan masih menggunakan koneksi internet untuk terhubung ke Cloud. Qualcomm ingin agar sistem AI nantinya akan menggunakan Hybrid AI.

Hybrid AI sendiri merupakan perpaduan antara pemrosesan teknologi AI di cloud dan perangkat. Hybrid AI juga memungkinkan Generative AI untuk menghasilkan karya digital pada perangkat. Melihat bahwa AI yang berkembang pesat dan menjadi bagian dari kehidupan, Qualcomm ingin mengambil peran dalam pengembangan Hybrid AI untuk bisnis dan konsumen.

Untuk mengolah data, Hybrid AI akan secara otomatis melakukan penilaian kapan proses generative AI dapat berlangsung di perangkat dan cloud. Penilaian tersebut berdasar pada efisiensi dan kebutuhan kecepatan dalam pengambilan data atau keputusan. Nantinya, Hybrid AI akan memiliki manfaat seperti meningkatkan kemampuan analisis data pada perangkat, mendorong transformasi digital pada berbagai sektor, dan melindungi dari kebocoran data karena data hanya berada di perangkat/on-device.

Untuk hal tersebut, Qualcomm saat ini sudah memiliki Qualcomm AI Engine yang memiliki kemampuan Hybrid AI. Mesin ini terdiri dari sebuah SoC mereka dengan Kryo CPU, Adreno GPU, Hexagon, dan Sensing Hub. Qualcomm mengklaim bahwa dengan teknologi AI Qualcomm yang ada pada sebuah perangkat dapat dilakukan dengan mengonsumsi daya yang lebih rendah, performa tinggi, dan temperatur yang lebih dingin.

Pada sebuah laptop Windows 11 yang menggunakan SoC Snapdragon 8CX Gen 3, ada beberapa fitur yang bisa dilakukan tanpa membebani CPU. Hal tersebut seperti noise suppression, eye gaze correction, dan auto-framing. Qualcomm pun mendemokan ketiganya, seperti meredam kebisingan di jalan raya, mata yang selalu menghadap ke kamera pada saat konferensi video, serta kamera yang mengikuti kemana sang pengguna bergerak.

Qualcomm juga memiliki sebuah kerjasama dengan perusahaan lokal bernama Prasimax. Prasimax menggunakan SoC QSC400 untuk perangkat natural language processing (NLP) mereka. Dengan versi beta yang menghubungkan ke database Google Voice Assistant serta kemampuan pemrosesan langsung pada perangkatnya,  perangkat tersebut akan menangkap perintah dari pengguna.

Saya sempat menanyakan apakah teknologi ini bakal dengan cepat sampai ke masyarakat di Indonesia. Shannedy Ong selaku Country Director Qualcomm Indonesia mengatakan bahwa Qualcomm memang pemain baru pada perangkat laptop. Oleh karena itu, sudah pasti segudang teknologi yang ada pada Snapdragon 8CX Gen 3 akan lambat diterima oleh masyarakat.

Hal tersebut juga terkait bahwa pesaing mereka yang menggunakan arsitektur x86 seperti Intel dan AMD sudah menjadi pemain lama. Tentu saja jika mereka memiliki teknologi yang sama, akan terlebih dahulu bisa dirasakan oleh para pengguna di Indonesia. Namun, Shannedy mengatakan bahwa kita bisa menunggu teknologi-teknologi baru mereka bisa segera dirasakan konsumen pada tahun 2024.