Augmented Reality (AR) menjadi salah satu teknologi yang dianggap mampu merepresentasikan masa depan. Di industri game, teknologi AR sudah banyak diimplementasi dan dieksplorasi. Di Indonesia sudah ada beberapa startup yang hadir dengan mengusung teknologi ini, salah satunya adalah SnapCard. Di tangan SnapCard kartu nama tidak hanya selembar kertas yang berisikan informasi/kontak pribadi, namun juga informasi lainnya dalam bentuk digital.
Teknologi AR digunakan oleh SnapCard untuk mengenali kode di kartu nama, kemudian menampilkan konten visual berupa video, 3D model, dan tautan-tautan yang terhubung langsung ke media sosial atau situs pemilik kartu. Dengan teknologi ini diharapkan bisa memberikan kesan yang lebih menarik dan interaktif kepada rekan bisnis.
“Dengan SnapCard setiap orang bisa membuat kartu nama digital dan masing-masing akan mendapatkan kode yang dinamakan SnapCode. SnapCode ini bisa dikenali melalui AR Scanner yang terdapat di aplikasi atau bisa juga dibaca memakai QR scanner. Untuk membaca SnapCode tidak harus menggunakan aplikasi kami. Bahkan kalau di iPhone cukup buka kamera dan point ke SnapCode maka kartu nama digital orang tersebut bisa terbaca,” terang CEO SnapCard, Budi Sinaga.
SnapCard mulai beroperasi pada Oktober tahun 2017. Mereka juga menjadi salah satu startup yang terpilih mendapatkan insentif program Inkubasi Bisnis Teknologi 2017 dari Kemenristekdikti. Untuk melebarkan sayap, pada Mei 2018 mereka mulai menjalin kerja sama dengan Accelerion, sebuah perusahaan asal Australia untuk memasarkan produk SnapCard.
Inovasi SnapCard juga akan terus dilanjutkan dalam bentuk produk untuk perusahaan. Kepada DailySocial Budi menjelaskan tahun depan mereka akan meluncurkan produk untuk bisnis dengan fitur yang lebih mendalam.
“Awal tahun depan kami akan merilis SnapCard untuk perusahaan, di mana fitur-fiturnya akan lebih banyak. Dengan SnapCard perusahaan dapat mengontrol database pelanggan serta memberikan report mengenai customer mereka. Fitur yang kami usung untuk perusahaan adalah brosur digital yang kami namai SnapLet,” jelas Budi.
Inovasi brosur digital AR di tahap awal nantinya akan menggunakan aplikasi SnapCard, namun untuk pengembangan selanjutnya brosur bisa dibuka tanpa aplikasi atau hanya perlu mengakses dengan aplikasi web browser pengguna.
Lebih jauh Budi juga menjelaskan bahwa mereka tengah mengembangkan aplikasi Loyalty AR untuk perusahaan yang didesain untuk mempermudah promosi. Diharapkan ke depan masyarakat tinggal membuka kamera AR dan diarahkan ke benda yang diinginkan, kemudian langsung bisa melakukan pencarian untuk harga, toko yang menjual, dan promo-promo yang sedang berlangsung.
“Target kami saat ini adalah mendapatkan pengguna sebanyak-banyaknya. Sehingga kalau orang bertemu atau berkenalan tidak lagi menanyakan kartu nama tetapi mereka akan bertanya, SnapCard mu mana,” tutup Budi.