Dengan ambisinya untuk mengisi posisi ketiga di pasar smartphone Indonesia pada tahun 2020, Honor sepertinya tidak lelah untuk memenuhi pasar dengan perangkatnya. Hal ini cukup terlihat dalam peluncuran yang diadakan pada Ballroom Hotel JS Luwansa pada tanggal 18 September 2018 yang lalu.
Smartphone yang diluncurkan kali ini adalah Honor 9i yang menyasar pada pangsa pasar millenials. Desain yang diusung masih menggunakan notch pada bagian atasnya. Yang unik adalah Honor menggunakan 12 lapis kaca pada bagian belakangnya agar dapat terlihat seperti cermin.
Satu hal yang cukup disayangkan adalah, Honor masih menggunakan Kirin 659 untuk prosesor Honor 9i. SoC ini sudah dapat dibilang cukup lama dan sudah digantikan oleh Kirin 710. Akan tetapi, Honor tetap mengatakan bahwa chipset ini masih mumpuni untuk digunakan hingga saat ini.
Honor 9i memiliki spesifikasi sebagai berikut:
SoC | HiSilicon Kirin 659 |
CPU | 4×2.36 GHz Cortex-A53 + 4×1.7 GHz Cortex-A53 |
GPU | Mali-T830 MP2 |
RAM / Internal Storage | 3 GB / 32 GB atau 4 GB / 64 GB |
Layar | 5,84″ 2280 x 1080 IPS rasio 19:9 |
Baterai | 3000 mAh |
Sistem Operasi | Android Oreo 8.1 EMUI 8 |
Kamera | Depan: 16 MP , Belakang: 13 MP + 2 MP |
Honor 9i dijual dengan harga Rp. 2.599.000 untuk versi 3+32 GB dan Rp. 3.099.000 untuk versi 4+64 GB. Honor pun menggandeng Shopee untuk menjual produknya tersebut.
Tanpa Gyroscope
Honor 9i dijual dengan spesifikasi yang cukup mumpuni untuk bermain game. Saat mencoba perangkat ini secara sekilas, memang antar muka yang dimiliki cukup mulus untuk digunakan. Namun, jika berkaca dari beberapa smartphone lain yang menggunakan SoC yang sama, pengalaman bermain game memang terasa kurang.
Hal tersebut juga diperburuk dengan absennya Gyroscope pada perangkat yang satu ini. Tentu saja, hal tersebut akan mengurangi feature untuk bermain VR yang saat ini sudah cukup banyak muncul di Google Play.
Skor Benchmark Tidak Penting
Saat ditanya pada sesi wawancara terpisah, kami cukup penasaran dengan berita yang tersebar akhir-akhir ini. Salah satu website melakukan benchmarking terhadap perangkat Honor dan mengatakan bahwa mereka melakukan kecurangan.
James Yang, Presiden Honor Indonesia, mengatakan bahwa nilai skor benchmark tidaklah penting. Mereka lebih mementingkan pengalaman pengguna saat memakai smartphone tersebut.
Nilai benchmark sendiri sering digunakan untuk mematok seberapa baik sebuah perangkat dalam melakukan editing dan gaming. Dengan semakin tingginya nilai benchmarking biasanya semakin baik juga pengalaman dalam bermain game.
James juga mengatakan bahwa dalam kurun waktu dua bulan ke depan, mereka akan memperkenalkan smartphone baru. Perangkat yang bakal diluncurkan tersebut akan mereka sebut sebagai smartphone gaming. Sayangnya, smartphone yang bakal dikeluarkan tersebut bukanlah Honor Play.