30 November 2018

by Yabes Elia

Smartfren Gandeng Yamisok Buat Turnamen Mobile Legends untuk Kelas Amatir

dengan total hadiah Rp185 juta

Esports memang nampaknya kian menggiurkan buat para pelaku industri telekomunikasi. Kali ini, Smartfren yang mencoba memberikan ruang kompetitif untuk semua pemain Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Kamis, 29 November 2018, Smartfren menggelar konferensi pers untuk turnamen mereka yang bertajuk Smartfren National Mobile Legends Daily Tournamen 2018. Uniknya, turnamen ini sedikit berbeda dengan kebanyakan turnamen besar berskala nasional lainnya karena turnamen ini ditujukan untuk para gamer amatir.

Menurut Chief Brand Officer Smartfren, Roberto Saputra hal ini dilakukan agar para gamers yang masih dalam kategori pemula dan menengah dapat bersaing satu sama lain yang masih setara kemampuannya.

"Kami juga memiliki pandangan bahwa yang paling dibutuhkan gamer untuk mengembangkan dirinya, selain berkompetisi dengan kemampuan seimbang, mereka perlu merasakan kehandalan dan stabilnya jaringan Smartfren." Ungkap Roberto.

Turnamen ini akan menggunakan mekanisme poin dan leaderboard. Setiap harinya, tim yang bertanding akan mendapatkan poin. 64 tim dengan poin tertinggi di leaderboard akan bertanding lagi di final bulanan. 60 tim yang memiliki poin tertinggi di leaderboard setelah 3 bulan waktu pelaksanaan, akan bertanding kembali di Grand Final.

Menggelar turnamen untuk tingkat amatir mungkin memang terdengar menarik namun ada satu hal yang bisa jadi harus dikorbankan, yaitu viewership alias jumlah penonton. Faktanya, scene esports MLBB di Indonesia itu sudah punya selebriti macam JessNoLimit dari EVOS Esports ataupun Lemon dari RRQ.O2. Tim-tim MLBB Indonesia juga sudah punya fans fanatiknya masing-masing.

Hal tersebut dapat menjamin jumlah penonton yang tinggi. Ibarat di sepak bola, jumlah penonton antara Real Madrid vs. Barcelona sudah pasti lebih banyak dari pada pertandingan tim-tim gurem.

Bagaimana Smartfren menanggapi hal tersebut? Apakah mereka rela harus kehilangan jumlah penonton yang mungkin tak tertarik menonton pertandingan tingkat amatir?

Roberto Saputra. Sumber: Hybrid

Roberto, dalam konferensi persnya, pun menjawab bahwa pemilihan liga amatir ini juga sebenarnya sesuai dengan filosofi Smartfren sebagai brand. Mereka memang punya misi untuk memberikan ruang bagi semua anak-anak muda yang mau berpartisipasi, layaknya jaringan Smartfren yang ingin meng-enable semua orang dengan menyediakan akses internet untuk semuanya.

Lalu bagaimana soal definisi 'amatir' ini? Siapa saja kah yang dilarang ikut berkompetisi? Diana Tjong, CMO dari Yamisok, mengatakan bahwa tim-tim MPL (Mobile Legends: Bang Bang Professional League) yang dilarang ikut serta. Namun demikian, definisi tersebut mungkin perlu dilebarkan karena MPL sendiri memang puncaknya tingkat kompetitif MLBB di satu negara. Ada juga tim-tim lain yang tidak masuk MPL namun tidak bisa dianggap sebagai tim amatir juga, seperti Alter Ego, XCN, BOOM ID, ataupun yang lainnya. Tim-tim ini jelas tidak satu kelas dengan para pemain amatir sehingga mungkin kurang cocok juga dengan tujuan awal turnamen ini.

Oleh karena itu, menarik saja melihat perjalanan turnamen ini nantinya. Apakah akhirnya tim-tim profesional non-MPL yang akan berkuasa di sini? Atau mereka juga akan melarang tim-tim tersebut? Terlepas dari itu tadi, menarik juga melihat apakah ada bibit-bibit baru yang muncul dari sini yang akan mewarnai dunia persilatan MLBB di masa yang akan datang.

Terakhir, buat yang tertarik untuk turut bertanding, Anda bisa mendaftarkan diri di situs resmi Yamisok ini.