Microsoft dengan Outlook.com mungkin bakal menjadi satu-satunya pesaing terberat Gmail kepunyaan Google, apalagi baru-baru ini atau tepatnya tadi malam waktu Indonesia, Microsoft mengumumkan keberadaan Skype di dalam Outlook.com untuk 6 pasar pontensial yakni Inggris, Amerika, Jerman, Prancis, Kanada dan Brazil.
Dalam rilis resmi yang dipublikasihan di blog resminya, Microsoft mengatakan bahwa 76% pengguna email selalu meneruskan aktifitas komunikasi via email dengan panggilan suara atau video, maka munculah integrasi ini, jika ia pengguna Outlook.com, Skype langsung dapat diakses dari sana dengan mudah.
Preview integrasi Skype ke dalam Outlook.com sebenarnya sudah muncul di bulan April lalu, namun hanya terbatas untuk pengguna di Inggris. Sederet fitur baru yang dapat digunakan saat itu antara lain panggilan suara dan video dan juga fitur pesan. Setelah pengguna melakukan integrasi dengan Skype selanjutnya pengguna akan diminta untuk menginstal plugin untuk berbagai peramban populer seperti Firefox, Internet Explorer atau Chrome.
Untuk merealisasikan kombinasi maut Outlook dan Skype, Microsoft sudah menanamkan banyak uang untuk Skype dan kombinasi keduanya digadang-gadang bakal mampu menggeser dominasi Gmail milik Google. Saat ini saja Outlook.com sudah memiliki lebih dari 400 pengguna aktif dan peluncuran Skype di Outlook tentu bukan tanpa tujuan, diyakini salah satunya untuk mendorong pertumbuhan pengguna Outlook memanfaatkan kekuatan segmen yang dimiliki Skype.
Tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Microsoft, Google sudah terlebih dahulu merilis Google Hangouts yang menawarkan kemudahan komunikasi yang terintegrasi dengan akun Gmail.
Peluncuran integratis Skype ke Outlook.com ini merupakan pelengkap dari apa sudah dilakukan oleh Microsoft di bulan Januari lalu. Kala itu Microsoft juga meluncurkan aplikasi Skype berbasis desktop untuk software Outlook desktop yang memudahkan komunikasi dan juga fitur panggilan yang memanjakan pengguna.
Apakah fitur ini akan tersedia untuk pasar Indonesia? Bisa saja. Fitur ini kabarnya akan tersedia di beberapa negara selain yang telah disebutkan di atas, tetapi Microsoft akan melihat terlebih dahulu permintaan pengguna dari negara tersebut serta melihat pula respons dari negara yang sudah menikmati fitur ini.
Sumber berita Techcrunch.