Dark
Light

Ketika Situs Responsif Lebih Unggul Pemanfaatannya Ketimbang Aplikasi Mobile

1 min read
May 21, 2015

Penggunaan Mobile Web dalam mengakses konten / Shutterstock

Perdebatan perihal mengembangkan aplikasi mobile atau situs responsif selalu berujung pada tujuan bisnis dari setiap startup itu sendiri. Memiliki keduanya bukan solusi ketika konteksnya ialah masalah keterbatasan dana dan sumber daya. Kendati popularitasnya cenderung lebih tinggi, app dinilai tidak mampu menggantikan kehadiran situs responsif yang bisa mengindeks, dan menyajikan data/konten lebih rapi dan terstruktur.

Mobile app mewajibkan pengguna untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu. Pertimbangan koneksi Internet, kuota data, dan perihal kepraktisan di awal jelas menjadi kendala utama startup untuk melakukan penetrasi bisnis melalui mobile app. Namun yang terjadi setelahnya ialah fitur, UI/UX, yang baik jelas menjadi daya tarik tersendiri. Lalu peralihan konten menjadi sangat singkat dikarenakan kode struktur tampilan telah disematkan ke dalam perangkat itu sendiri.

Lain hal dengan situs responsif yang membutuhkan waktu sedikit lebih lama ketika pengguna beralih antara satu halaman ke halaman lain, juga setiap aktivitas action script yang dijalankan. Namun situs responsif dinilai lebih unggul dengan memotong inisiasi awal mengunduh aplikasi dan mempelajari struktur navigasinya kembali. Tidak melupakan fakta bahwa mobile browser kini hampir tersedia di beberapa jenis sistem operasi.

Mengapa membuang waktu singkat hanya untuk mencari, mengunduh, dan menjalankan aplikasi untuk mendapatkan konten yang sama?

Dikutip dari Whoops, setiap startup mampu meningkatkan valuasi perusahaan dengan memaksimalkan kenyamanan pengguna. Dari situ, mereka perlu memperkaya kemampuan untuk mendistribusikan konten melalui cara yang tepat. Dalam kasus ini, mesin pencari menjadi pemain penting.

Caranya ialah memaksimalkan yang menjadi poin terkuat dari situs responsif; mengarahkan langsung ke data dan konten yang telah terindeks serta terkurasi dengan sempurna. Lantas menanggalkan hal-hal yang memperlambat proses situs bekerja, yakni presentation layer yang memuat keseluruhan framework yang memberatkan penyajian halaman dalam prosesnya.

Singkatnya, situs yang responsif mengizinkan penggiat startup untuk lebih menitikberatkan pada kesempurnaan produk serta kekayaan konten mereka ketimbang harus menyalurkan perhatian pada hal baru yang nantinya berisi hal yang sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Telkomsel Rayakan Ulang Tahun Ke-20 dengan Pesta Diskon Online

Next Story

Dorong Pertumbuhan Mobile Advertising, Indonesia Mobile Exchange Diluncurkan Hari Ini

Latest from Blog

Don't Miss

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Mobile photography adalah salah satu skill penting yang perlu dikuasai

Tips Streetphotography dengan Ponsel 

Kami berbincang dengan mentor dari acara workshop foto Hybrid tentang