Dalam merancang kamera action, ada sejumlah kriteria yang harus produsen perhatikan; di antaranya kualitas gambar, kemudahan pemakaian, kelengkapan konektivitas, hingga ketahanan perangkat menghadapi beragam situasi. Khusus aspek terakhir itu, mayoritas action cam high-end modern telah siap menemani kita bermain air hingga melakukan olahraga ekstrem.
Namun terlepas dari seluruh kemampuan itu, tak semua perangkat sanggup mendukung sesi perekaman saat cahaya matahari mulai memudar. Inilah ide di belakang penciptaan kamera action Aurora yang dilakukan oleh tim SiOnyx. Aurora dideskripsikan sebagai action cam tahan-air pertama yang didesain untuk penggunaan siang dan malam. Kapabilitas tersebut tercapai berkat teknologi night vision.
Ketika penampilan sejumlah kamera action berkiblat pada wujud balok mungil khas produk-produk GoPro, desain SiOnyx Aurora mengingatkan saya pada rangefinder. Ia mempunyai tubuh tabung, seperti versi mini monocular (teropong), dengan ukuran yang pas dalam genggaman (dan berat hanya 226,8g). Lensa berada di bagian depan, dan Anda bisa mengakses live preview via LCD di area yang berlawanan. Lalu, fungsi-fungsi serta fitur Aurora dapat diakses via kenop serta switch di sisi samping tubuhnya.
Layaknya action cam yang ada di pasar saat ini, SiOnyx Aurora memiliki struktur tubuh kedap air, telah memperoleh sertifikasi IP67. Itu berarti selain mampu menahan debu-debu halus, bagian segel dapat menjaga komponen elektroniknya rusak akibat terekspos air – dengan kedalaman maksimal 1-meter selama 30 menit.
Night vision merupakan fitur primadona di SiOnyx Aurora, namun menariknya, penyajiannya tidak seperti kamera night vision inframerah standar dengan hasil hitam putih. Kamera action ini menghidangkan mode night vision full-color. Dibanding rivalnya, Aurora mampu menjaga warna-warni dan detail di tiap hasil rekaman. Dengan begini, ia tak hanya bisa digunakan untuk merekam sesi olahraga outdoor, tapi juga dipakai buat ‘memburu hantu’.
Rahasia dari kemampuan SiOnyx Aurora adalah pemanfaatan sensor super-sensitif berukuran besar, yakni CMOS 1-inci, yang dikombinasi bersama teknologi Low Light buatan SiOnyx sendiri. Sebagai perbandingan, sensor high-res di smartphone biasanya hanya sebesar 4- hingga 5-milimeter. Berkat kehadiran teknologi-teknologi tersebut, Aurora sanggup menangkap cahaya 10 kali lebih banyak, merekam di resolusi 720p 60fps.
SiOnyx Aurora saat ini sudah bisa dipesan via Kickstarter. Di situs crowdfunding tersebut, produsen membanderolnya seharga mulai dari US$ 560. Dari perspektif konsumen awam, angka ini memang tergolong cukup tinggi. Tapi perlu Anda ketahui bahwa kamera berkemampuan night vision dengan sensor dan lensa raksasa biasanya dijual di harga 10 kali lipat Aurora.
Sumber: SiOnyx.