Salah satu hal kenapa saya percaya bahwa ‘Ideas Are Cheap‘ adalah karena pengalaman pribadi saya. Tidak pernah ada ide saya yang akhirnya diimplementasi yang murni sesuai dengan apa yang saya bayangkan pertama kali. Sebenarnya lebih banyak lagi yang akhirnya tinggal sebatas ide, coret-coretan di kertas dan belum sempat diimplementasi, atau bahkan banyak lagi yang saya ‘bunuh’ sendiri.
Yang sering terjadi pada saya adalah sebuah proses ‘networking of ideas‘. Ini istilah yang diperkenalkan oleh sahabat saya sekaligus konsultan kami di Kinara, Doni Priliandi (@donipriliandi). Tidak sekedar berjejaring untuk mengenal lebih banyak orang, ‘networking of ideas‘ adalah proses di mana ide kita yang berjejaring dengan ide orang lain.
Salah satu kunci di sini adalah kemauan untuk berbagi ide. Inilah mengapa saya tidak berada di kubu yang ingin menyimpan idenya untuk diri sendiri. Pengalaman saya justru sebaliknya, dengan menceritakan ide saya ke orang lain, saya selalu mendapatkan insight baru untuk mengembangkan ide awal saya. Ini yang membantu saya untuk memutuskan apakah ide ini akan dilanjutkan atau ‘dibunuh’. Insights dari orang lain ini kadang menyadarkan bagaimana memperbaiki ide saya, atau terkadang menyadarkan betapa bodoh sebenarnya ide saya itu
Lebih kerennya, sering sekali sesi ‘networking of ideas‘ ini berlanjut kepada kesempatan untuk berkolaborasi dengan orang yang kita ajak ngobrol. Tanpa saya sadari, ternyata peluang kolaborasi justru sering muncul dari ngobrol-ngobrol santai dan tidak sengaja, tanpa niatan untuk melakukan kerjasama dengan mereka. The best collaborations are spontaneus because they are sincere!
Saya tidak menyarankan atau bahkan memaksa semua untuk melakukan ini, tapi berikut adalah hal-hal yang sering saya lakukan pada saat kepala saya sedang terisi dengan sebuah ide:
- Ceritakan ide ini ke orang lain, dengan atau tanpa direncanakan
Saat ngobrol dengan siapapun, saat topik pembicaraan menyerempet ide yang pernah saya pikirkan, biasanya langsung saya ceritakan pada mereka. Dan memang ajaibnya, obrolan #random ini memang makin seru dengan banyak yang #nyamber. You’ll never know what you’re gonna get out of these conversations. Hal terbaik yang mungkin terjadi adalah kolaborasi dengan lawan bicara sehingga bayangan kita akhirnya terimplementasi. Hal terburuk yang mungkin terjadi? Idenya nggak jadi dijalankan. Nggak ada yang rugi juga sih…
- Melakukan suatu hal yang tidak ada hubungannya sekalipun dengan ide kita
Biasanya ini adalah saat refleksi diri, dan saat di mana kita tahu seberapa kuat keinginan kita untuk melaksanakan sesuatu. Kalau belum pernah mendengar cerita keberhasilan Zappos, saya sangat menyarankan membaca buku ‘Delivering Happiness’ dari sang CEO Zappos, Tony Hsieh. Atau setidaknya cari artikel atau blog tentang perjalanan Tony membangun Zappos. Siapa yang menyangka bahwa sebuah toko sepatu online akan menjadi terkenal karena kehebatan customer servicenya? Salah satu inspirasi Tony adalah pada saat dia merasa kesulitan untuk mendaki Gunung Kilimanjaro. Kepuasan yang dirasakan setelah berhasil menaklukkan Kilimanjaro menjadi inspirasi untuk membangun kultur Zappos ‘Dellivering Happiness’
- Belajar dari industri lain, bahkan yang kelihatannya tidak ada hubungannya sekalipun
Seorang teman yang memiliki toko baju (offline) mengaku terinspirasi dari sebuah hotel tempatnya tinggal saat liburan di Bali. Hotel tersebut memasang sebuah papan di dekat resepsionisnya yang berisi pedoman dan misi semua staffnya: “Our clients want to come back“. Sebuah mantra simpel yang dalam artinya. Bisnis apapun perlu pelanggan yang tidak hanya datang sekali. Dari hasil ngobrol dengan para staff hotel selama liburannya, dia membawa begitu banyak ide untuk tokonya. Selintas tentu kita bertanya, apa hubungannya toko baju dengan hotel? Ternyata banyak yang bisa dipelajari dari industri lain
- Membaca biografi
Salah satu alasan saya membaca biografi adalah belajar dan mencari tahu bagaimana orang-orang hebat mendapatkan inspirasi dan alasan mereka melakukan apapun yang membuat mereka dianggap hebat. There’s always a story behind greatness. Membayangkan keadaan mereka kadang memberi ide untuk situasi kita sendiri.
Jejaring ide bukan hanya sekedar bertemu dan berkenalan dengan orang. It’s about keeping your mind open, all the time
Setelah 12 tahun berkecimpung di dunia perbankan, Dondi Hananto mendirikan Kinara Indonesia, sebuah inkubator bisnis di Indonesia yang memiliki visi untuk membangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu pendiri Wujudkan, sebuah platform crowdfunding untuk merealisasikan berbagai macam proyek kreatif di Indonesia. Anda dapat follow Dondi di Twitter, @dondihananto.