Dark
Light

[Simply Business] Go Local, Screw Global

2 mins read
April 25, 2012

Menyasar pasar global! Itu bisa jadi adalah impian dari banyak founder startup ketika merencanakan pengembangan startup mereka. Impian yang telah digapai oleh Facebook, Twitter, LinkedIn, dan startup lain di Silicon Valley. Berpikir/menyasar pasar global merupakan hal yang biasa, namun jangan lupakan bahwa untuk mencapainya, Anda harus menguasai pasar lokal terlebih dahulu.

Saya yakin kita semua sudah menonton film “The Social Network” jadi kita semua tahun bahwa Facebook dimulai dari ruang asrama yang menargetkan siswa Harvard sebagai penggunanya. Facebook kemudian tumbuh untuk menambah target lebih banyak universitas dan setelah itu baru terbuka untuk publik dan mendapatkan pengakuan secara nasional. Proses yang dihadapi Facebook untuk menjadi layanan global adalah dengan melakukan langkah demi langkah. Facebook tidak dimulai sebagai perusahaan global, Facebook dimulai sebagai jejaring sosial yang hanya diperuntukkan secara eksklusif bagi Harvard yang kemudian bertumbuh langkah demi langkah.

Mari kita lihat situs lain: Groupon. Groupon didirikan oleh Andrew Mason pada bulan November 2008. Kota pertama yang mereka bombardir adalah Chicago. Mereka mendapatkan keberhasilan di kota tersebut lalu memperluas cakupannya ke Boston, New York dan Toronto. Mereka tumbuh sangat pesat dalam 2 tahun dengan 35 juta pengguna di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, dan Asia dengan melakukan pembelian startup mirip-Groupon di seluruh dunia. Ya, mereka menjadi perusahaan dengan kekuatan global, tetapi mereka memulai semua itu di satu kota: Chicago.

Kedua perusahaan yang disebutkan di atas memulai perusahaan mereka secara lokal terutama karena mereka akrab dengan pasar tersebut. Menyasar pasar lokal membuat proses pengujian ide, monitoring serta menerima umpan balik bisa didapatkan dengan lebih mudah, belum lagi masyarakat lokal yang memiliki pemikiran serupa. Menjadi sangat masuk akal untuk startup Amerika dalam menargetkan pasar Amerika.

Setelah waktu berlalu dan Facebook serta Groupon bertumbuh gila-gilaan, mereka memperluas cakupan wilayah layanannya. Satu-satunya alasan mengapa mereka memperluas cakupan ke seluruh dunia adalah karena sudah tidak masuk akal hanya mengandalkan pasar U.S. saja. Mereka butuh tumbuh dan butuh pertumbuhan yang pesat, satu-satunya pilihan adalah untuk menyasar pasar di luar U.S..

Kesalahan tipikal dari startup adalah mereka mencoba untuk menyasar pasar global bahkan ketika mereka belum menguasai pasar lokal. Itu tidak masuk akal. Mengapa Anda mau go global ketika Anda belum mencapai puncaknya di potensi lokal?

Indonesia memiliki pasar yang sangat luas, mungkin sama dengan ukuran pasar di Brazil. Startup seperti Buscape, situs perbandingan harga paling besar di Amerika Latin diakuisisi oleh Naspers seharga $342 juta. Netshoes, retail online olahraga terbesar di Brazil diakuisisi seharga $100 juta oleh pembeli yang tidak disebutkan namanya. Stratup Brazil ini mendapatkan kesuksesannya dengan fokus pada pasar lokal.

Pola yang sama terjadi di Indonesia ketika Koprol diakuisisi oleh Yahoo, Disdus diakuisisi oleh Groupon dan DealKeren diakuisisi oleh LivingSocial. Semua startup yang ini diakuisisi ini memiliki fokus pada pasar lokal.

Dengan banyaknya perusahaan besar menuju Asia untuk mendapatkan pangsa pasar, menjadi bodoh untuk tidak memfokuskan startup Anda untuk pasar lokal. Semua orang menjadikan Indonesia sebagai tujuan pasar mereka, akan menyedihkan jika kita tidak bisa menjadi raja di negara kebanggaan kita sendiri, Indonesia.


Aria Rajasa adalah CEO dari GantiBaju.com, startup di bidang busana yang tidak berbeda dengan Threadless tetapi dengan sentuhan lokal Indonesia, GantiBaju juga memiliki komunitas desain yang sangat kuat. 
Semangat Aria di dunia wirausaha membuatnya mendirikan beberapa perusahaan setelah lulus kuliah.

[Gambar]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Stilomo and ifetcha Received Funding from Angel Investor

Next Story

iSurabaya Luncurkan Aplikasi Mobile Untuk Platform iOS, Android, dan BlackBerry

Latest from Blog

Don't Miss

NFT Collectors: An Ancient Dream to Directly Support Creators

Before NFT happens, the appreciation form for an artist’s or
DailySocial mencoba menjaring pendapat para kolektor lokal terkait prospek NFT di Indonesia

Kolektor NFT: Impian Lama Mendukung Kreator Secara Langsung

Sebelum NFT hadir, bentuk menghargai suatu karya seniman atau kolektor