Dark
Light

[Simply Business] Fail Early, Fail Often (Part 2)

2 mins read
February 22, 2013

Tulisan ini adalah bagian kedua dari tulisan Dondi Hananto tentang prinsip Fail Early, Fail Often. Anda dapat membaca bagian pertama di sini.

Ok, jika kita sudah siap untuk mencoba berbicara kepada calon user/ customer, apa saja yang harus kita siapkan? Hal yang menarik yang benar-benar menjadi pelajaran untuk saya adalah: jangan langsung ungkapkan solusi yang kita miliki kepada mereka. Never start with an end product in mind. Apalagi kalau kita belum tahu benar bahwa problem yang ingin kita pecahkan adalah sebuah problem yang memang dirasakan oleh mereka. Tidak apa-apa kalau kita sudah membayangkan produk kita, tetapi validasi dulu problemnya. Apabila problem ternyata tidak cukup penting bagi para calon pengguna, produk kita tidak akan menjadi solusi yang tepat.

Poin saya di atas membawa saya kepada tip pertama:

Problem apakah yang akan dipecahkan oleh produk Anda?

Banyak dari kita yang kesulitan untuk menjawab hal ini, karena kebanyakan dari kita langsung melompat ke produk yang ingin dibuat. Ingat, sesimpel apapun produk kita, pasti ada problem yang ingin dipecahkan oleh user. Facebook dan Twitter adalah solusi untuk berkomunikasi. Games adalah solusi untuk kebosanan dan waktu luang, ditambah keinginan untuk mencapai sesuatu (3 bintang Angry Birds di semua level?)

Saya pernah menulis tentang filosofi keren yang dinamakan Genchi Genbutsu. Steve Blank dan Eric Ries lebih menerjemahkannya dengan frasa ‘Get Out Of The Building’. Ya, pergi keluar dari kantor/rumah/kamar kos dan mulai melakukan customer interview.

Yang harus kita lakukan pertama kali adalah problem validation. Seringkali kita terpikir sebuah ide solusi karena kita sendiri merasakan problemnya. Yang perlu divalidasi adalah: apakah orang lain merasakan problem yang sama? Apabila problem ini hanya dirasakan sedikit orang, mungkin akhirnya tidak cukup kuat untuk dijadikan sebuah produk. Karena effort yang dikeluarkan akan jauh lebih besar dari potensi pasarnya. Hasil dari customer interview pertama ini bisa jadi adalah kegagalan pertama Anda. And guess what? This early failure could be your best failure! Lebih baik gagal di fase ini daripada sudah menghabiskan waktu untuk mengembangkan produk berbulan-bulan, dan baru menyadari bahwa setelah launch ternyata pengguna produk Anda sangat sedikit.

Tip berikut adalah:

Find out who are your early adopters

Saya pernah menulis tentang perburuan pertama ini di artikel lama. Satu tips tambahan yang mungkin masuk ke konteks saat ini adalah mencari early adopters pada saat melakukan customer interview. Sebelum produk kita siap launch, calon early adopters kita adalah mereka yang sudah mengakui bahwa mereka merasakan masalahnya, tetapi bukan sekedar mengakui masalah. Calon early adopters kita adalah mereka yang sudah menunjukkan usaha untuk memecahkan masalah tersebut. Mayoritas orang merasakan punya masalah kelebihan berat badan, tetapi kalau Anda ingin memecahkan masalah ini, kemungkinan besar early adopters  Anda adalah mereka yang sudah pernah bergabung ke gym, atau sudah berusaha olahraga, atau at least menjaga pola makan.

Setelah problem berhasil divalidasi, langkah berikut adalah melakukan validasi terhadap solusi yang kita bayangkan sebelumnya.

Berhubung artikel ini juga sudah terlalu panjang, sepertinya saya harus melanjutkan ke artikel berikutnya (Part 3)…

Disclaimer: bagi Anda yang sudah pernah membaca buku Lean Startup, serial artikel ini adalah interpretasi saya terhadap isi buku tersebut dan berbagai blog yang membahas cara implementasi konsep Lean Startup. Saya tidak meng-claim bahwa semua ini adalah ide baru dari saya. Penulisan artikel-artikel ini adalah salah satu cara saya untuk memahami lebih dalam tentang konsep ini dan mengimplementasikannya ke bisnis saya sendiri dan mitra-mitra Kinara.

Setelah 12 tahun berkecimpung di dunia perbankan, Dondi Hananto mendirikan Kinara Indonesia, sebuah inkubator bisnis di Indonesia yang memiliki visi untuk membangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu pendiri Wujudkan, sebuah platform crowdfunding untuk merealisasikan berbagai macam proyek kreatif di Indonesia. Anda dapat follow Dondi di Twitter, @dondihananto.

 

[Image from Flickr by Ville Miettinen]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Jalan-jalan ke Kantor Gopher Indonesia

Next Story

Vine Segera Hadir Untuk Android?

Latest from Blog

Don't Miss

5 Prinsip dalam Lean Startup

5 Prinsip dalam Lean Startup

Sebelum membahas lebih jauh mengenai prinsip lean startup, pahami terlebih
Memahami Pengertian dari Lean Startup

Memahami Pengertian dari Lean Startup

Startup selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan setiap waktu.