Seperti banyak produsen lain, Asus tidak membuang-buang waktu dan segera merangkul teknologi chip Intel Core generasi ke-7 begitu Intel resmi meluncurkannya di bulan Januari kemarin. Tapi berbeda dari para rival yang umumnya hanya melakukan refresh, Asus memberikan perhatian khusus pada satu perangkat top-end di lini Republic of Gamers mereka.
Meskipun diracik sebagai penerus GX700, ada banyak upgrade yang Asus bubuhkan di ROG GX800. Dan setelah pertama kali diungkap di CES 2017 (kebetulan saya sempat mencoba, namun Asus saat itu belum mendemonstrasikan kapabilitasnya), sang perusahaan asal Taiwan akhirnya membawa ROG GX800 ke Indonesia. Tingginya performa dan fitur-fitur unik di sana memang dibarengi dengan tingginya harga, Asus menyebutnya sebagai ‘notebook gaming dewa khusus untuk sultan’.
Asus ROG merupakan keluarga perangkat gaming dengan anggota terbanyak – selain hardware serta PC, ROG juga meliputi beragam gaming gear. Dan sebelum membahas GX800, di presentasi, Asus memberikan penjelasan soal positioning masing-masing seri laptop gaming ROG: Strix (diumumkan perdana berbarengan dengan GX700 tahun lalu) ditujukan untuk gamer core, seri G diramu buat mereka yang menginginkan performa high-end, lalu seri GX disiapkan bagi konsumen yang menginginkan inovasi ekstrem.
Terobosan ekstrem yang dibawa oleh ROG GX800 sama seperti pendahulunya: ia adalah sebuah desktop replacement yang dipadu sistem pendingin berbasis cairan. Gunanya? GX800 bisa di-overclock – upaya peningkatan kecepatan komponen PC – sehingga Anda memperoleh performa lebih tinggi dari setup standar.
Tapi sejujurnya, laptop ini bukanlah produk ‘standar’. Komposisi hardware-nya sendiri masuk ke kategori monster: GX800 menyimpan sepasang kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, dipasangkan dengan prosesor Intel Core i7-7820HK, lalu ada RAM DDR4 64GB, dan penyimpanan berupa tiga SSD M.2 PCIEX4 NVMe, masing-masing berkapasitas 512GB.
ROG GX800 mempunyai arahan desain hampir serupa dengan GX700. Tubuhnya dibalut pelat metalik berwarna kelabu, dikombinasikan bersama lapisan hitam di area keyboard, palm rest, dan bingkai layar. Asus bilang, rancangan bersudut dan tema asimetris di sana terinspirasi dari wujud pesawat tempur siluman. Lalu sisi depannya – dengan logo ROG menyala dan dua garis oranye, diadopsi dari baju exoskeleton Iron Man.
Karena masuk ke kategori desktop replacement, GX800 bukanlah laptop yang pas untuk Anda bawa sehari-hari. Dimensinya sangat besar (45,8×33,8×4,54-sentimeter) dan tubuhnya sangat berat (5,7-kilogram). Dan angka ini belum termasuk docking Hydro Overclocking System-nya: berukuran 35,9×41,8×13,3-sentimeter, dengan berat 4,7-kilogram. Lalu agar berjalan sempurna, Anda harus menggunakan dua adaptor sebesar batu bata. Untuk membawanya, Asus menyediakan koper khusus.
Walaupun sudah pernah mencoba (atau mungkin memiliki) GX700, penampilan ROG GX800 tetap sanggup mengejutkan Anda. Saat dinyalakan, pencahayaan LED Aura RGB di keyboard segera menari indah. Masing-masing tuts bisa diprogram untuk menampilkan warna berbeda, dan output-nya terlihat terang dan vivid. Ketika tombol-tombol di sana ditekan, Anda juga akan mendapatkan sensasi berbeda dari GX700.
Hal ini disebabkan oleh pemanfaatan keyboard ber-switch mekanik. Menariknya, Asus memutuskan untuk tidak mengadopsi switch third-party, malah memanfaatkan kreasi mereka sendiri: switch bernama Mechanical Tactile Advanced Gaming atau MechTAG, menyuguhkan key travel sejauh 2,5mm dengan sensasi tactile dan fitur anti-ghosting – bisa membaca input 30 tombol sekaligus. Di bagian atas, Anda juga dapat menemukan tombol macro dan shortcut.
Untuk layarnya, ROG GX800 menghidangkan panel Nvidia G-Sync seluas 18,4-inci beresolusi 4K. Setup tersebut tidaklah berlebihan mengingat jeroan plus fitur overclocking di sana memungkinkan GX800 sanggup menangani permainan-permainan blockbuster terbaru di resolusi UHD dengan setting visual ‘ultra‘ di 60 frame rate per detik.
Overclock mungkin merupakan istilah yang terdengar kompleks di telinga orang awam, bahkan gamer core sekalipun. Namun dengan GX800, prosesnya berlangsung sederhana dan aman. Anda hanya perlu menyambungkan laptop ke Hydro Overclocking System, kemudian menguncinya dengan menekan tuas. Selanjutnya, sambungkan dua colokan power ke masing-masing komponen, dan Anda segera bisa mengakses profile ‘Extreme’ di app Gaming Center – membuat kecepatan CPU meningkat dari 3,2GHz ke 4,2GHz, kartu grafis melesat di 1.961MHz, lalu memori video serta DDR4 dapat di dorong masing-masing ke angka 5.200MHz dan 2.800MHz.
Acara konferensi pers yang dilaksanakan Asus di Jakarta kemarin menandai tersedianya ROG GX800 di Indonesia. Harganya memang tidak main-main – Asus tidak salah saat bilang bahwa device ini cocok buat para sultan. GX800 dibanderol seharga Rp 95,5 juta. Bundel pembelian sudah termasuk Hydro Overclocking System, gaming mouse, koper, tas ransel serta antena. Kabarnya, setidaknya dua unit GX800 telah terjual…
–