Sigfox Indonesia resmi memulai operasinya di Indonesia untuk mempersiapkan infrastruktur jaringan sekaligus memulai pengembangan solusi IoT (internet of things) dengan menggandeng beberapa pemain lokal dan universitas. Solusi IoT yang ditawarkan akan membawa konsep konsumsi listrik dan bandwith yang rendah.
Sejauh ini penggunaan IoT dimulai melalui operator seluler baik untuk lampu lalu lintas, pelacakan logistik, kamera video dan mobil pintar, hingga pengelolaan listrik dan manajemen armada. Semua masih dilakukan melalui platform seluler.
Dengan belum meratanya jangkauan jaringan dan sumber listrik, diperlukan sebuah sistem IoT yang menjawab permasalahan tersebut.
Sigfox mencoba menjawab hal tersebut dengan konsep low powered IoT atau IoT dengan konsumsi daya yang rendah. Selain listrik, konsep yang ditawarkan juga diklaim tidak membutuhkan bandwith yang besar. Konsep yang ini diharapkan bisa melengkapi sistem yang sudah ada.
“Umumnya permasalahan penerapan IoT di Indonesia terkait empat hal, standarisasi, interoabilitas, jangkauan terbatas dan struktur biaya yang tidak scalable. Sigfox sebagai operator jaringan IoT independen terbesar di dunia melihat kendala-kendala tersebut dapat dimitigasi dengan penerapan IoT yang disesuaikan dengan kebutuhan di sini,” terang CEO Sigfox Indonesia Irfan Setiaputra.
Sigfox Indonesia akan menjadi bagian dari jaringan Sigfox Global yang sejauh ini sudah beroperasi di 60 negara. Nantinya pelanggan yang membutuhkan solusi yang bersifat roaming dapat dipenuhi oleh seluruh jaringan IoT Global Sigfox.
Secara bisnis Sigfox akan mulai memberikan layanan bagi pelanggan global yang beroperasi di Indonesia dan membawa solusi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia. Selain itu, sebagai bentuk kontribusi terhadap ekosistem IoT di Indonesia, Sigfox juga akan bekerja sama dengan mahasiswa dan pusat penelitian dan bekerja sama dengan industri untuk memproduksi alat dan sensor IoT.
“Sigfox melihat potensi besar bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Lagi pulai Indonesia digadang-gadang menjadi salah satu dari 5 ekonomi terbesar di dunia dalam jangka waktu 15 tahun ke depan. Untuk itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia serta kalangan IT harus bisa melihat potensi ke depan dan mengkapitalisasi competitive advantage ini. Sigfox tidak hanya memberikan layanan kontektivitas bagi industri di Indonesia, namun juga berkomitmen untuk memberikan panggung bagi pelaku creative economy di Indonesia seperti pengembang perangkat keras dan lunak untuk mencapai sukses di dunia internasional,” terang Country Director Sigfox Ali Fahmi.