Pada ajang WWDC 2021 belum lama ini, Apple mengumumkan bahwa mereka akan membuka akses teknologi audio recognition milik Shazam kepada kalangan developer. Langkah tersebut diwujudkan lewat ShazamKit, sebuah framework yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan aplikasi dengan kemampuan mengidentifikasi musik dari database Shazam maupun dari katalog yang disediakan oleh masing-masing developer.
Lebih menarik lagi, framework tersebut bahkan juga bakal tersedia untuk para pengembang aplikasi Android. Apa yang mendasari keputusan murah hati Apple tersebut? Salah satunya mungkin adalah popularitas Shazam itu sendiri. Baru-baru ini, Apple menyingkap bahwa Shazam telah melampaui satu miliar penggunaan setiap bulannya.
Tentunya ini merupakan sebuah pencapaian membanggakan bagi Shazam, yang mengawali kiprahnya di tahun 2002 sebagai layanan berbasis SMS, kemudian menjalani debut sebagai salah satu aplikasi iPhone pertama di App Store, dan akhirnya diakuisisi oleh Apple di tahun 2018 dengan nilai transaksi sebesar $400 juta. Sejauh ini, Shazam disebut memiliki sekitar 200 juta pengguna bulanan.
Semenjak pertama eksis, Shazam sudah dipakai untuk mengidentifikasi 51 juta lagu sebanyak 50 miliar kali. Lagu pertama yang berhasil diidentifikasi oleh Shazam adalah “Jeepster” gubahan band glam rock T-Rex, yang informasinya Shazam kirim melalui pesan SMS kepada pengguna.
Pada momen ke-50 miliarnya, lagu yang berhasil Shazam kenali adalah lagu pop Mandarin “框不住的愛 (不插電版)” yang dinyanyikan oleh Evangeline Wong. Untuk lagu yang paling sering diidentifikasi, titel tersebut terus dipertahankan oleh “Dance Monkey” gubahan Tones And I, yang sejauh ini sudah diidentifikasi sebanyak 36,6 juta kali oleh Shazam.
Tidak bisa dipungkiri, nama Shazam sudah sangat identik dengan aplikasi pengenal lagu, terutama di kalangan pengguna perangkat iOS mengingat Shazam terintegrasi langsung pada perangkat dan bisa diakses melalui Control Center maupun via bantuan Siri.
Hingga detik ini, aplikasi Shazam juga masih tersedia di App Store maupun Google Play Store. Ini jelas berbeda dari aplikasi populer lain yang Apple akuisisi, seperti misalnya Dark Sky, yang bakal di-discontinue sepenuhnya tahun depan berhubung fitur-fiturnya telah diintegrasikan ke aplikasi Weather bawaan iOS.