Akhir pekan ketiga di bulan Desember ini merupakan akhir pekan yang “panas” bagi para penggemar Street Fighter. Selama tiga hari dari tanggal 14 hingga 16 Desember, Capcom menggelar acara puncak kompetisi Street Fighter V tingkat dunia, yaitu Capcom Cup 2018, di HyperX Esports Arena Las Vegas. Dengan total hadiah senilai US$400.000, Capcom Cup 2018 tidak hanya merupakan pertaruhan gelar dan harga diri tapi juga pertaruhan uang yang cukup besar.
Pemain yang bertanding di Capcom Cup 2018 datang dari beberapa jalur. Selain MenaRD sang juara bertahan, Capcom juga mengadakan kualifikasi regional di empat wilayah yaitu Eropa, Asia/Oseania, Amerika Latin, dan Amerika Utara. Kemudian mereka mengambil 27 pemain Street Fighter V dengan perolehan poin Capcom Pro Tour tertinggi sepanjang 2018.
Sayangnya, salah satu partisipan yaitu Infiltration (Seon-woo Lee) akhirnya mengundurkan diri karena terlibat suatu skandal. Capcom pun membuka satu slot kualifikasi terbuka, atau “Last Chance Qualifier” untuk mencari pemain ke-32. Last Chance Qualifier ini kemudian dimenangkan ZJZ (Chia Chen) dari Taiwan.
Para unggulan gugur di 32 besar
Pertandingan 32 besar memberikan hasil yang cukup mengejutkan. Nama-nama unggulan berguguran di sini, termasuk Daigo “The Beast” Umehara, Tokido yang memegang peringkat 1 Capcom Pro Tour, MenaRD yang berusaha mempertahankan gelar, hingga Punk yang baru saja juara Capcom Pro Tour North American Finals.
Singkat cerita, babak 32 besar merupakan babak penuh kejutan, menghasilkan jajaran kontenstan Top 8 yang cukup berbeda dari turnamen pada umumnya. Pemegang posisi delapan besar itu adalah:
- Gachikun
- Bonchan
- Fujimura
- Justin Wong
- AngryBird
- Itabashi Zangief
- Xian
- Momochi
Capcom Cup 2018 seolah jadi ajang “comeback” wajah-wajah lama yang beberapa waktu terakhir sedang tenggelam. Momochi yang sempat juara EVO 2015, di era Street Fighter V ini cukup terpuruk dan jarang memenangkan turnamen. Gachikun adalah nama yang sudah familier di dunia Street Fighter, namun ia baru mulai bermain secara profesional sejak 2017 ketika ia bergabung dengan tim Red Bull Esports. Bonchan sempat digadang-gadang sebagai salah satu pemain Nash terbaik di Street Fighter V, akan tetapi sejak Nash mendapat nerf ia pun ikut terseok.
AngryBird (Amjad Alshalabi) yang berasal dari Uni Emirat Arab tampil cukup mengejutkan dengan karakter Zeku yang termasuk mid tier. Begitu pula Momochi dengan Kolin, karakter yang juga jarang terlihat menjadi juara turnamen. Peserta paling mengejutkan mungkin Xian. Sepanjang 2018 ini karier Xian tergolong redup, ia hanya berhasil meraih juara di satu turnamen saja. Karena itu, melihat Xian maju ke Top 8, apalagi akhirnya meraih peringkat empat Capcom Cup, rasanya cukup mengesankan.
Grand Final dihiasi ronde-ronde Time Over
Grand Final mempertemukan Gachikun dengan Itabashi Zangief, alias “Itazan”. Gachikun mengandalkan Rashid, sementara Itazan kini menjagokan Abigail. Sebetulnya Itazan dikenal sebagai pemain Zangief terbaik di dunia, namun di Street Fighter V ini Zangief sangat sulit digunakan apalagi secara kompetitif. Keputusan Itazan berpindah ke Abigail wajar, mengingat Abigail punya beberapa ciri khas Zangief namun dengan potensi combo serta tools yang lebih banyak.
Rashid sendiri juga jarang digunakan oleh pemain profesional. Selain Gachikun, pemain lain yang mengandalkan Rashid mungkin hanya John Takeuchi, dua-duanya berasal dari Jepang. Di babak Grand Final ini, Itazan yang datang dari Losers’ Bracket harus meraih kemenangan dua set melawan Gachikun untuk jadi juara.
Set pertama dimenangkan oleh Itazan dengan cukup telak. Itazan dapat memanfaatkan celah-celah serangan Gachikun untuk melakukan serangan balik ber-damage luar biasa besar, dan ini tampaknya membuat Gachikun sedikit panik. Ia banyak melakukan kesalahan yang berujung pada Crush Counter, membuatnya kehilangan banyak nyawa dengan sia-sia. Gachikun yang biasanya bermain sangat menekan, kini justru tampak kebingungan menembus pertahanan Itazan. Beberapa kali Gachikun kalah gara-gara Time Over sebelum akhirnya takluk dengan skor 3-0.
Untungnya, Gachikun berhasil mendapatkan kembali konsentrasinya di set kedua. Ia kembali menunjukkan serangan-serangan agresif serta mixup yang membingungkan. Selain itu, Gachikun sangat cerdik menjaga jarak dan melakukan whiff punish di saat-saat yang tepat. Itazan sempat meraih angka, tapi akhirnya Gachikun keluar sebagai juara dengan skor 3-1.
Berkah kemenangan di Indonesia?
Sebagai juara Capcom Cup 2018, Gachikun berhak membawa pulang piala serta uang hadiah senilai US$250.000 (sekitar Rp3,6 miliar). Sebuah pencapaian yang mengagumkan, menjuarai turnamen puncak Street Fighter V hanya setahun setelah debutnya di dunia profesional. “Saya yakin bisa jadi juara dunia. Tidak menyangka secepat ini, tapi saya yakin saya bisa,” demikian ungkap Gachikun dalam wawancara di tayangan live streaming selepas pertandingan.
Menariknya, sepanjang 2018 Gachikun hanya punya dua gelar juara. Gelar pertama Gachikun diraih di Indonesia pada bulan Juli lalu, dalam kompetisi Abuget Cup 2018. Abuget Cup memang merupakan bagian dari Capcom Pro Tour, jadi banyak pemain luar negeri yang datang ke acara tersebut untuk berebut CPT Point. Mungkin keberhasilan Gachikun di Capcom Cup 2018 kali ini berkat “tuah” yang ia dapat dari kemenangan di Indonesia tersebut.
Ketika ditanya oleh James Chen, akan digunakan untuk apa uang hadiah tersebut, Gachikun sempat berpikir lama. Tapi kemudian ia menjawab, “Saya akan membangun rumah.” Beda dari pemain-pemain profesional Jepang yang kebanyakan datang dari Tokyo, Gachikun tinggal di wilayah pinggiran Hiroshima. Jadi kemenangan ini merupakan kebanggan tersendiri bagi kampung halaman Gachikun. Selamat untuk Gachikun, dan sampai jumpa di Capcom Pro Tour 2019!
–
Disclosure: Artikel telah diubah pada tanggal 17-12-2018 untuk memperjelas gambaran pertandingan