Dark
Light

Setelah 71 Kali Akuisisi, Embracer Group Masih ada Rp12 Miliar Untuk Menambah Anak Perusahaan

1 min read
February 22, 2022

Transaksi bisnis seperti merger dan akuisisi pada industri gaming memang menjadi tren akhir-akhir ini. Saking trending-nya, nilai traksaksi akuisisi perusahaan game pada bulan Januari 2022 saja sudah melebihi total nilai tahun 2021 lalu.

Image Credit: Embracer Group

Salah satu holding company terbesar yang bergerak di bidang game, Embracer Group, bahkan telah melakukan sebanyak 71 akuisisi dan merger dari tahun 2016 sampai 2021. Menariknya, mereka dikabarkan akan mengeluarkan dana sebesar SEK8 miliar atau sekitar Rp12 miliar untuk menambah anak perusahaan. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO dari Embracer Group, Lars Wingeton, dikutip dari laporan keuangan yang mereka terbitkan beberapa waktu lalu.

Meskipun memiliki jumlah anggaran yang fantastis, perusahaan asal Swedia ini menyebut akan lebih menyaring perusahaan yang akan diakuisisi dengan beberapa aspek penting.

Lars Wingeton – Image Credit: gamepressure.com

“Pasar M&A sedang sangat sibuk dengan aktivitas mulai dari transaksi yang besar hingga kecil. Beberapa partner bisnis terbaik kami seperti Microsoft, Sony, dan Take Two belum lama ini telah membuat langkah besar dengan logika yang strategis, sebuah testimoni bahwa bermain game adalah hiburan yang sangat menarik. Di Embracer, kami mencatat semakin banyak panggilan masuk ke kami dari berbagai perusahaan dan pengusaha.” Ujar Wingeton.

“Namun, kami lebih selektif dari sebelumnya. Perusahaan yang akan masuk ke keluarga kami harus memiliki pola pikir berjangka panjang, ambisi yang berani, dan rasa betah. Sebagai buktinya, saya sangat bangga untuk mencatat 106 pengusaha dari 108 yang bergabung dengan kami sejak IPO (Initial Public Offering) di tahun 2016, masih menjadi bagian dari keluarga kami. Strategi inti kami untuk merangkul dan mendukung pengusaha tampaknya berhasil.”

Image Credit: Embracer Group

Embracer Group memang menjadi induk perusahaan dari berbagai pengembang dan penerbit game ternama. Beberapa di antaranya adalah THQ Nordic, Koch Media, Coffee Stain, Saber Interactive, DECA Games, dan yang masih hangat adalah pengembang dari serial Borderlands, Gearbox Interactive. Dengan sejumlah pengembang tersebut, Embracer memiliki 217 game di bawah naungannya dan 216 judul yang masih dalam tahap pengembangan.

Tidak hanya perusahaan game, industri hardware komputer juga ‘kecipratan’ tren ini. Belum lama ini, AMD juga berhasil mengakuisisi Xilinx dengan mahar senilai Rp700 Triliun. Alasan dari akuisisi ini disebut-sebut karena AMD ingin memperluas pasar dan mengembangkan produk dengan performa lebih tinggi. Di sisi lain, NVIDIA dikabarkan batal mengakuisisi ARM karena satu dan lain hal.

Feat image credit: Embracer Group

Previous Story

Rainbow Six Siege Awali Tahun ke-7 dengan Roadmap Sepanjang Tahun.

Next Story

Industri Game India: Pemblokiran Di Tengah Jalan Menuju Valuasi US$1 Miliar

Latest from Blog

Don't Miss

Kelewat Mirip, Street Fighter 6 Dituding Plagiat Logonya dari Adobe Stock

Seri terbaru dari Street Fighter akhirnya diumumkan secara resmi oleh

Nintendo Buka Website Resmi Baru untuk Malaysia dan Filipina

Setelah sekian lama, Nintendo akhirnya melakukan ekspansinya ke region Asia