Wan Ulfa dan Tito Wandira Dear adalah dua orang dari sekian banyak pelanggan Go-Jek yang sudah pernah menggunakan jasa Go-Massage dan Go-Clean. Ulfa mengatakan dirinya sudah menjadi pelanggan rutin untuk jasa Go-Massage. Bisa dikatakan sudah lebih dari lima kali.
Pada awalnya memang ada keraguan saat pertama kali menggunakannya. Hal ini berhasil ditepis karena penampilan mitra yang bersih dan hasil pekerjaannya diselesaikan secara profesional.
“Saya sudah pakai Go-Massage lebih dari lima kali, namun untuk Go-Clean baru sekali. Sejauh ini performa mereka baik sekali, harganya memang sedikit lebih mahal, tapi worth it kok.”
Hal yang sama diungkapkan Tito. Dia mengatakan Go-Massage terbukti sangat membantu dirinya ketika kelelahan, sehingga membutuhkan terapis pijat yang bisa datang ke rumahnya.
“Terapis datang meminta datang sejam lebih awal dari jadwal booking, justru saya tidak keberatan. Harganya juga sudah fixed, sehingga kita jadi tidak mudah ditipu. Penampilannya juga rapi, bersih dan profesional.”
Setahun Go-Life
Sederhana namun menjadi bagian kehidupan masyarakat menjadi kunci Go-Jek mengembangkan inovasi yang ada. Rutinitas yang banyak dilakukan setiap hari diadopsi dengan mengedepankan teknologi.
Go-Life adalah diversifikasi layanan Go-Jek yang diperkenalkan setahun yang lalu. Awalnya Go-Life berisi Go-Tix, Go-Glam, Go-Clean, dan Go-Massage. Karena dianggap terlalu “berat” ke sektor gaya hidup perempuan, kini Go-Life diperkuat lini Go-Auto yang menyasar kaum laki-laki.
Seperti halnya Go-Ride, Go-Life menggandeng mitra yang dulu bekerja secara independen. Faktor ‘trust’ memegang peranan penting. Go-Glam, Go-Clean dan Go-Massage menerapkan sistem rating atau penilaian langsung dari pengguna sebagai bahan rekomendasi pengguna lainnya.
“Pemberian rating tinggi ini menjadi bukti bahwa lewat seleksi mitra yang ketat, training, re-training, dan performance monitoring membuahkan hasil pelanggan kami puas dengan layanan ketiga layanan lifestyle ini,” kata Co-Founder dan Head of Division Go-Life Dayu Dara Permata.
Setelah setahun beroperasi dalam versi beta, Go-Glam, Go-Massage, Go-Clean diklaim mencatat pertumbuhan double digit setiap bulannya. Menurut Dara, pemberian rating tinggi menjadi indikator bahwa lebih dari 90% pelanggan Go-Jek yang pernah memakai jasa ini merasa puas dengan pelayanannya.
Untuk menjaga kualitas pelayanan mitra Go-Life, ada banyak tahapan seleksi yang harus ditempuh. Persyaratan awalnya, mitra individu atau badan usaha yang ingin bergabung minimal sudah berdiri dan menggeluti bidangnya selama dua tahun. Setelah melewati tahap seleksi harus masuk ke tahap training selama beberapa waktu sebelum akhirnya resmi bergabung.
“Jalan jadi mitra kami memang panjang, tapi ini penting untuk menjaga kualitas Go-Jek tetap prima dan bisa memuaskan pelanggan.”
Jumlah mitra terdaftar hingga kini mencapai 15 ribu yang terdiri dari pihak individu dan badan usaha. Layanan ini sudah tersedia di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, dan Semarang.
Apresiasi dari sesama penggiat startup
Kecerdasan Go-Jek mengimplementasikan rutinitas yang cenderung membosankan menjadi gaya hidup yang menyenangkan dalam sebuah aplikasi mobile mendapat apresiasi dari sesama pelaku startup, baik lokal maupun asing.
Dalam kunjungannya ke Jakarta awal tahun 2016 lalu, Co-Founder Twitch dan Partner Y Combinator Justin Kan melihat layanan Go-Massage yang dihadirkan Go-Jek berpotensi menjadi besar untuk ke depannya.
“Di Amerika Serikat mahal sekali untuk mempekerjakan pegawai, sehingga sulit untuk mengembangkan model bisnis seperti Go-Jek yaitu dengan kemitraan. Tidak heran ketika layanan on-demand seperti Go-Jek cukup populer dan disukai oleh publik dan tentunya digunakan setiap harinya,” ungkap Justin.
Kultur bangsa Indonesia yang tidak mudah percaya dengan orang asing/baru dan bisa menjadi penghalang adopsi layanan on-demand seperti ini. Meskipun demikian, jika standarnya sudah teruji, akan semakin banyak yang menggunakan layanan ini.
“Orang-orang Indonesia, dari generasi sebelum-sebelumnya sudah sangat terbiasa dengan layanan on-demand dalam bentuk tradisional, yaitu lewat telepon! Nah, Go-Life memberi solusi ini, bisa mendatangkan service kapanpun dan di mana pun. Tapi bukan berarti semuanya jadi langsung berpindah ke Go-Life karena nggak sedikit juga yang takut ada orang nggak dikenal masuk ke rumah dan juga nggak tau apakah therapist yang datang akan memuaskan atau tidak,” kata Co-Founder dan CEO Female Daily Network Hanifa Ambadar.
Hanifa melanjutkan, “Harusnya akan semakin banyak yang menggunakan service ini karena selain Jakarta semakin macet, beauty industry juga lagi berkembang banget dan perempuan Indonesia semakin ambisius dengan kecantikan. Dan yang harus diperhatikan lagi adalah standarisasi kualitas dari setiap therapist karena di sini core business-nya udah bukan teknologinya lagi tapi layanannya.”
Target dan rencana ke depan Go-Life
Dara mengakui potensi layanan Go-Life ke depannya sangat cerah. Masih banyak jasa lainnya yang bisa dikembangkan oleh Go-Jek. Kendati tidak ingin membeberkan jasa berikutnya yang akan diluncurkan, Dara memastikan dalam dua tahun mendatang Go-Jek akan siap menjadi penyedia jasa on-demand terdepan dengan banyaknya variasi jasa yang bisa digunakan oleh penggunanya.
Lokasinya pun ditargetkan bisa terus merambah ke kota besar lainnya di Indonesia. Menurut Dara, secara potensi ada 30 kota besar yang bisa dimasuki oleh Go-Jek dalam memasarkan layanan gaya hidup ini. Dia ingin merealisasikan visi Go-Jek sebagai pihak yang membantu dalam memberdayakan tenaga kerja sektor jasa informal menjadi lebih baik lagi secara ekonomi.
“Kami akan meluncurkan jasa baru lainnya yang tidak kalah bermanfaat bagi pelanggan dan menciptakan kesejahteraan mitra kami di sektor jasa informal.”
Dalam waktu dekat Go-Jek akan meresmikan ketiga layanan ini menjadi full version. Di tahap pertama bulan ini, Go-Massage akan menjadi yang pertama melepas label beta. Bulan berikutnya adalah giliran Go-Clean dan terakhir Go-Glam.
“Jadi secara berturut-turut mulai bulan Oktober hingga akhir tahun, ketiga layanan lifestyle ini akan resmi berbentuk full version. Perbedaannya dalam pengisian data akan lebih terintegrasi dan otomatis, tidak perlu mengetik manual. Kemudahannya akan mirip saat pelanggan memesan jasa Go-Jek atau Go-Car,” kata Dara.
–
Marsya Nabila berkontribusi dalam pembuatan artikel ini