Daya tahan baterai adalah salah satu kelemahan utama smartwatch. Ambil Apple Watch sebagai contoh. Pengguna iPhone setiap harinya sudah direpotkan dengan rutinitas charging, dan sekarang Apple Watch pun rupanya juga minta di-charge setiap hari.
Situasinya jauh lebih baik apabila smartwatch yang dipilih menggunakan baterai kancing. Namun itu pun masih mewajibkan pengguna untuk menggantinya setiap enam bulan sekali. Maka dari itu, wajar seandainya ada yang berangan-angan memiliki smartwatch yang tidak perlu di-charge sama sekali.
Angan-angan itu coba diwujudkan oleh sebuah startup asal Swiss, Sequent. Produk yang mereka tawarkan, juga bernama Sequent, diklaim sama sekali tidak perlu di-charge karena telah menerapkan sistem self-charging berbasis energi kinetik.
Dari kacamata sederhana, anggap perangkat ini sebagai arloji kinetik yang dibubuhi sejumlah fitur ala smartwatch. Cara kerjanya kurang lebih sama; selama Anda terus beraktivitas, maka Sequent juga akan terus beroperasi. Jadi selagi Anda sibuk berolahraga, Sequent akan mengisi baterainya sendiri.
Fitur pintarnya sendiri mencakup tracking aktivitas seperti pada umumnya, heart-rate monitoring, GPS dan penerus notifikasi meskipun ia tak dibekali layar digital. Konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 4.2, dan ia kompatibel dengan perangkat Android maupun iOS.
Fisik Sequent sendiri terbilang sangat elegan, wajar mengingat latar belakang startup pengembangnya yang berbasis di Swiss. Namun tetap saja yang menjadi sorotan utama adalah klaim bahwa ia tak perlu di-charge, dan saya tidak heran apabila ada banyak yang mempertanyakan seberapa efisien sistem self-charging berbasis energi kinetiknya tersebut.
Gampangnya begini: kalau memang sistem semacam ini bisa diandalkan dan terbukti efektif untuk smartwatch, mengapa belum ada pabrikan lain yang berpikir untuk mengimplementasikannya? Terlepas dari itu, Sequent sekarang sudah bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $189 – jauh di bawah harga retail-nya yang diperkirakan berkisar $438.