Pendiri dan Principal agensi pemasaran Crowded Ocean Carol Broadbent dan Tom Hogan telah meluncurkan lebih dari 35 startup dan sepuluh di antaranya telah berhasil go public. Mereka berdua bersama-sama telah menyaksikan startup yang berhasil maupun gagal. Berikut adalah hasil pengamatan mereka yang mendalam terkait karakteristik startup yang sukses.
1. Jangan pernah merekrut “asshole”
Mengikuti jejak raksasa bisnis seperti Warren Buffet, semua startups harus mengadopsi kebijakan No Asshole Rule. Standar nilai startup global adalah memperkerjakan orang-orang terbaik dalam bidangnya. Selain itu kultur startup adalah membangun lingkungan kerja yang menyenangkan, jadi idealnya semua startup ingin menarik talenta yang punya kompentensi bagus di bidangnya, sekaligus memiliki karakter yang baik.
Startup sukses tidak akan mengabaikan karakter seseorang hanya karena ia hebat di bidangnya. Untuk membangun tim kerja yang baik, dibutuhkan orang-orang dengan karakter baik pula. Startup Anda wajib punya toleransi nihil (zero tolerance) terhadap segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam bentuk verbal.
2. Mencuri ilmu dari kompetitor
Kebanyakan startup hanya terfokus kepada produk dan teknologi mereka lalu buta untuk hal yang lainnya. Sebaiknya buka mata kepada kompetitor, atau startup dengan bisnis sejenis yang pernah ada sebelumnya. Jangan hanya belajar dari kegagalan mereka, namun juga keberhasilan mereka. Pelajari konten mereka, kata kunci yang mereka gunakan, strategi akuisisi pelanggan, strategi pemasaran mereka. Pinjam idenya, lalu cobalah untuk memodifikasi yang paling sesuai untuk bisnis Anda.
3. Hargai nilai keberagaman dalam membangun tim
Sebagian besar startup yang berada di bawah naungan Crowded Ocean memiliki tim dari beragam etnis, namun masih terdapat kesenjangan gender. Data menunjukkan bahwa tim yang memiliki perempuan di dalamnya cenderung akan lebih sukses. Resep membangun tim yang hebat salah satunya dengan mempekerjakan profesional yang memiliki latar belakang dan cara berpikir yang berbeda. Lakukan hal ini sejak awal sehingga menjadi DNA startup Anda, termasuk di dalamnya dengan mempekerjakan perempuan.
4. Tugas terselesaikan
Bila memiliki banyak waktu dan uang, startup yang dibangun akan bisa memasang target yang tinggi. Namun untuk startup yang berkembang, kebanyakan tidak memiliki cukup waktu atau sumber daya, apalagi uang. Sebuah tim yang produktif perlu menetapkan tujuan mereka dan berusaha mencapai target. Penting ditanamkan bahwa pekerjaan harus selesai dengan cukup baik, penyempurnaan akan berjalan seiring waktu.
5. Jadwal peluncuran yang meleset dari perkiraan
Memiliki pengalaman meluncurkan ratusan produk selama puluhan tahun bekerja di perusahaan teknologi, Carol dan Tom sering mengalami jadwal peluncuran yang meleset. Mereka tidak mengerti alasan hal ini sering terjadi. Biasanya disebabkan oleh keterlambatan dalam mengamankan validasi pelanggan penting, atau keterlambatan dalam perbaikan UI.
Startup perlu memiliki asumsi bahwa tanggal peluncuran mereka akan tergelincir. Sebuah tim startup cerdas karena akan merencanakan ketergantungan mereka terhadap kapital dan talenta, sebab rencana bisa meleset dari perkiraan. Pendiri harus jeli dalam memilih waktu peluncuran sehingga tidak kehabisan sumber daya di tengah jalan.
6. Lakukan pemecatan dengan cepat
Setiap startup pernah melakukan kesalahan dalam merekrut talenta, kadang terlalu lambat sehingga kehilangan talenta yang baik. Di lain situasi, ada saja orang-orang yang sebenarnya tidak cocok untuk startup Anda namun lolos proses perekrutan. Ingat, sebagai seorang pelaku startup kesalahan adalah hal yang wajar yang penting adalah cara Anda melakukan perbaikan dengan cepat. Semakin cepat Anda mengakui kesalahan, semakin cepat juga Anda akan menemukan formula untuk memperbaikinya.
7. Jangan terlalu terobsesi dengan kultur
Makan siang gratis, punya maskot di tempat kerja, ruangan kerja penuh dengan alat hiburan, hal ini akan membuat startup Anda terlihat keren. Siapa yang tidak ingin bekerja di perusahaan “asyik”? Talenta yang bagus pasti akan tertarik untuk bergabung. Namun pastikan Anda menerapkan semua hal tersebut bagian dari DNA perusahaan yang Anda cita-citakan. Beri penjabaran yang jelas tentang kultur perusahaan yang ingin Anda bangun, lalu biarkan tim manajerial Anda menerjemahkannya dalam kebijakan. Beri keleluasaan masing-masing divisi menjalankan timnya dalam mencapai target. Anda cukup fokus dengan bisnis.
8. Publikasikan hasil SWOT Anda untuk seluruh karyawan
Paradigma SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats) mungkin terdengar sangat “jadul”, sebab metode ini sudah ada sejak 50 tahun lalu. Akan tetapi hal ini terbukti membantu menjembatani kesenjangan yang terjadi di dalam kantor. Sebaiknya hasil penilaian SWOT tersebut dipublikasikan secara umum (mulai dari Anda), lalu terapkan untuk seluruh tim. Dengan begitu setiap orang dapat saling memahami, membantu, dan mengisi kekurangan anggota tim yang lain.
9. Hanya pilih karyawan outsource yang mumpuni
Bila startup Anda ingin outsource karyawan seperti desain web, fotografi, konten, atau desain UI usahakan jangan menyewa perusahaan dengan nama besar karena kemungkinan Anda akan berakhir bekerja dengan karyawan junior mereka. Sebaiknya carilah perusahaan kecil yang akan memungkinkan Anda bekerja bersama jajaran eksekutif yang berpengalaman.
10. Uji segalanya
Startup adalah tentang bereksperimen dan menguji asumsi dan hipotesis awal. Ini juga termasuk di dalamnya iterasi yang konstan. Buatlah semuanya bisa dicoba dan diuji, mulai dari harga produk hingga desain. Ubahlah semua sesuai dengan umpan balik yang Anda dapatkan. Namun jangan terlalu kelihatan Anda sedang bereksperimen. Katakanlah Anda menjalankan pilot; kedengarannya akan jauh lebih baik.