Dark
Light

Seluk Beluk Fundraising Untuk Startup

3 mins read
August 1, 2011

Dengan bermunculannya investor-investor yang siap menanamkan saham di startup Indonesia, para startup-pun mulai bersiap untuk bekerjasama dengan para investor ini dan mau tidak mau harus mengerti mengenai proses fundraising ini. Dulu ketika saya mulai menerima tawaran-tawaran dari investor untuk fundraising DailySocial, saya pun bingung cara memilih investor yang baik, bagaimana termsheet yang menguntungkan, bagaimana tips dan trik dalam fundraising yang saya pelajari baik secara otodidak maupun hasil berdiskusi dengan rekan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya-pun ingin berbagi sedikit pelajaran yang saya dapatkan dalam proses fundraising, dan juga pengalaman teman-teman entrepreneur lain mengenai kesulitan dan kegagalan dalam fundraising. Semoga mencerahkan bagi teman-teman startup sekalian.

Memilih investor yang tepat

Banyak investor yang tersedia saat ini tentu sangat memudahkan bagi para startup yang dulu seringkali mengeluhkan kurangnya minat investor terhadap perusahaan teknologi di Indonesia. Saat ini sudah terdapat paling tidak 10 investor yang telah siap mengucurkan dana, dan sampai akhir tahun ini bisa berlipat ganda bersamaan dengan besarnya minat investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Namun hati-hati, jangan sampai teman-teman memilih investor yang salah. Gali informasi sebanyak-banyaknya mengenai investor yang sedang bernegosiasi dengan teman-teman mulai dari legalisasi perusahaan, keuangan, karyawan. Carilah di Google mengenai sang Managing Partner yang bersangkutan, asal uang investasi, tipe-tipe perusahaan portfolio dan lain-lain.

Hal ini akan berguna supaya anda bisa mengenal lebih jauh mengenai investor anda, hal apa yang mereka suka atau tidak suka, ukuran investasi mereka, berapa persen yang biasa mereka ambil dan kebiasaan investasi lainnya. Namun dari sisi lain, saya pernah menemukan sebuah perusahaan investasi yang ternyata pernah terkait dengan kasus money laundry. Not good.

Elevator pitch dan demo

Ini mungkin tahap yang tidak terlalu untuk dijalankan dalam proses fundraising, namun ini merupakan tahap yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Ini adalah proses dimana anda memperkenalkan produk anda kepada investor dalam waktu yang singkat, karena kebanyakan investor adalah orang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk anda.

Dinamakan Elevator Pitch karena anda harus membayangkan anda berada dalam satu elevator dengan seorang investor dan sebelum dia turun dari elevator anda harus bisa memulai perbincangan dan memperkenalkan produk anda hingga sang investor tertarik untuk menjadwalkan pertemuan dengan anda.

Dari sini tentu pembicaraan bisa berlanjut dengan lebih mudah, dan saatnya untuk anda menunjukkan demo dari startup anda kepada investor. Kalau anda belum memiliki prototype, lebih baik anda tidak membuang waktu sang investor dan selesaikan produk anda kecuali anda memang berhadapan dengan investor yang bersedia mengucurkan dana hanya untuk ide anda.

Business model & business plan

Banyak perdebatan yang terjadi karena masalah business model ini, apakah harus ada atau nanti saja? Tentunya tidak ada jawaban yang mutlak benar karena kedua pilihan sudah terbukti berhasil. Twitter, Google dan Facebook adalah salah satu contoh startup yang business modelnya muncul belakangan, sedangkan startup seperti Groupon justru telah memiliki business model dari awal.

Investor-pun terpecah, ada tipe investor yang tidak bermasalah dengan business-plan namun ada juga yang hanya ingin investasi di startup yang sudah memiliki business plan. Tinggal tergantung mana investor yang anda kenal dan tingkat ketertarikannya, karena pada akhirnya semuanya tetap kembali ke bisnis.

Revenue & valuasi perusahaan

Point ini memang tergantung pada point sebelumnya mengenai business model dan business plan. Jika startup anda sudah memiliki business model, ada baiknya anda mencoba menghasilkan revenue (walaupun sedikit) sebelum anda mencari investor karena jika business model anda sudah terbukti  menghasilkan maka valuasi perusahaan-pun menjadi lebih tinggi dan lebih menarik di mata investor.

Valuasi, faktor paling kritis dalam menghadapi investor. Faktor yang menentukan apakah investasi akan terjadi atau tidak, apakah terlalu mahal atau terlalu murah, keduanya bisa membuat investor menarik diri dari negosiasi. Valuasi ini tentunya bukan sekedar hitungan angan-angan, atau berapa jumlah uang yang anda cari, melainkan plafon untuk menghargai aset dan perencanaan bisnis anda. Valuasi kasar adalah aset yang perusahaan anda miliki ditambah dengan estimasi revenue selama 3 tahun, namun ingat ini hanyalah perhitungan valuasi kasar, tidak bisa dijadikan acuan untuk investasi.

Term-sheet

Setelah anda dan investor sudah setuju di angka valuasi tertentu, sesuai dengan aset, revenue dan lain-lain, saatnya anda dan investor membicarakan mengenai proses-proses dalam investasi ini. Berapa persen yang diberikan oleh startup kepada investor, berapa uang yang diberikan oleh investor sebagai bagian dari investasi, bagaimana perjanjian pembayarannya, lalu syarat-syarat lain seperti perwakilan investor yang menjadi board member / komisaris perusahaan startup anda, apa saja hak-haknya, susunan organisasi yang sudah disepakati, termasuk syarat-syarat untuk proses fundraising tahap selanjutnya dan banyak hal lainnya.

Term-sheet ini sifatnya sangatlah customized, tidak ada template yang tepat melainkan disesuaikan untuk setiap kesepakatan yang terjadi antara investor-entrepreneur. Jadi semua perjanjian yang menyangkut strategis, teknis dan operasional perusahaan selama dan setelah berlangsungnya investasi bisa dituangkan dalam term sheet.

Due diligence

Ini adalah proses verifikasi dimana investor akan mengevaluasi perusahaan anda, apakah benar sudah dilegalisasi, apakah benar jumlah karyawan beserta gajinya, kantor, revenue, klien dan semua hal yang telah diperbincangkan di awal dan dituangkan di term sheet.

Proses ini tidak hanya berlaku ketika fundraising, tetapi juga ketika dalam proses akuisisi karena proses ini sebagai justifikasi dari valuasi yang anda kemukakan kepada investor atau calon pembeli. Kalau ternyata yang diverifikasi ini tidak sesuai dengan penyataan awal, maka tentu term-sheet harus di negosiasikan ulang.

Payments

Hal yang paling menarik dari investasi, payments. Namun jangan pikir bahwa anda akan langsung ditransfer uang milyaran, tentu ada syarat-syarat yang biasanya diajukan oleh investors. Ada beberapa kasus dimana investor akan membayarkan uang investasi secara bertahap selama beberapa tahun, ada juga term-sheet yang menyatakan bahwa pembayaran akan dibayarkan jika perusahaan mencapai target tertentu di bulan tertentu.

Hal ini juga nantinya harus dibicarakan antar kedua belah pihak dan dituangkan ke dalam term sheet. Itu kenapa term-sheet sifatnya custom dan sangat tergantung pada pembicaraan kedua belah pihak.

Nah, kira-kira itu yang bisa saya share berdasarkan pengalaman saya fundraising, teman-teman bisa juga baca VentureHacks, sebuah resource yang luar biasa berguna untuk startup. Semoga berguna untuk teman-teman startup yang sedang fundraising, dan kalau ada poin-poin yang kira-kira bisa ditambahkan kami tunggu melalui kolom komentar dibawah.

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Bistip.com Ubah Tampilan, Tambahkan Fasilitas Baru dan Sediakan API

Next Story

buku resep is… another recipe book app for iOS

Latest from Blog

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3
Atur Toko E-commerce Enabler

Atur Toko Bantu UMKM Kelola Usaha di Marketplace, Sediakan Teknologi dan Layanan Menyeluruh

Bertujuan untuk meminimalisir biaya saat memasarkan dan menjual produk mereka,