Dark
Light

Selamat Tinggal Microsoft Money

1 min read
June 11, 2009

Microsoft berencana untuk menutup salah satu produknya Microsoft Money, sebuah perangkat lunak yang membantu pengguna mengelola keuangan. Penjualan perangkat lunak ini akan ditutup akhir bulan Juni ini.

Pihak Microsoft menyatakan bahwa pengguna yang sekarang sudah ada tetap bisa menggunakan perangkat lunak tersebut dan menggunakan layanan pendukung online sesuai dengan lisensi (agreement) ketika membeli Microsoft Money. Microsoft juga mengakui bahwa Microsoft Money terpaksa ditutup karena Microsoft ingin mendahulukan prioritas untuk produk-produk yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

Sebuah fakta statistik memang menunjukkan bahwa penjualan Microsoft Money beberapa bulan ini kian menurun, meskipun kemungkinan besar keputusan untuk menghentikan Microsoft Money sudah diambil jauh sebelum tren ini terlihat. Matt Rosoff, seorang analis mengatakan bahwa keputusan menghentikan Microsoft Money mungkin semata-mata untuk memotong pengeluaran, lagi-lagi karena efek resesi global.

Setelah baru-baru ini menghentikan Microsoft Encarta dan Digital Image Suite sepertinya ada indikasi Microsoft akan lebih memfokuskan diri ke cloud services dan solusi korporat daripada ke small business. Entah mengapa Microsoft selalu kalah ketika bertarung di pasar bisnis kecil dan end-customer.

(sumber:pcworld)

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Flickr Hapus Akun Penentang Obama

Next Story

WordPress 2.8 “Baker” Siap Digunakan!

Latest from Blog

Don't Miss

Indosat Microsoft

Indosat Gandeng Microsoft untuk Maksimalkan AI dalam Transformasinya Menjadi TechCo

Indosat Ooredoo Hutchison atau yang lebih dikenal sebagai Indosat tentunya

92% Pekerja di Indonesia Sudah Menggunakan GenAI dan Temuan Lain dari Work Trend Index 2024

Microsoft dan LinkedIn merilis laporan Work Trend Index 2024. Di