Industri smartphone sedang berduka. Pasalnya, Project Ara sudah tinggal kenangan. Dilaporkan oleh Reuters dan telah dikonfirmasi oleh perwakilan Google kepada VentureBeat, Google yang bertanggung jawab atas Project Ara memutuskan untuk menghentikan pengembangan smartphone modular tersebut.
Menurut narasumber Reuters, penyebabnya adalah keputusan Google untuk ‘merampingkan’ divisi hardware-nya. Alasan lain, menurut seorang analis dari TECHnalysis Research, adalah tingginya ongkos produksi tiap-tiap komponen atau modul terpisah sehingga kemungkinan Google menghadapi kesulitan dalam merealisasikannya.
Meski tidak ada konfirmasi resmi, Google dikabarkan punya rencana untuk ‘mengoper’ pengembangan Project Ara menjadi produk komersial ke pihak lain dalam bentuk persetujuan lisensi. Seandainya benar, kemungkinan kita akan melihat semakin banyak smartphone dengan elemen modular ke depannya.
Dari mimpi kembali menjadi mimpi
Project Ara awalnya diperkenalkan di bulan Oktober 2013 oleh Motorola, yang pada saat itu masih belum dijual oleh Google ke Lenovo. Konsepnya terinspirasi oleh Lego, dimana smartphone terdiri dari beberapa modul yang bisa dilepas-pasang dengan mudah tanpa perlu melibatkan sekrup dan obeng.
Dari sudut pandang lain, Project Ara bisa dilihat sebagai realisasi PC rakitan di industri smartphone. Spontan banyak sekali konsumen tertarik, mengingat mereka tidak perlu membeli smartphone baru demi meng-upgrade atau memperbaiki satu bagiannya; misalnya kamera, speaker atau chipset.
Gaung Project Ara semakin lantang dengan keputusan Motorola untuk merancangnya mengikuti prinsip open hardware platform. Gampangnya, modul-modul Project Ara akan dikembangkan oleh pihak luar, bukan Motorola atau Google sendiri, demi menciptakan ekosistem modul yang luas dan bisa memenuhi selera konsumen yang beragam.
Hampir setahun berselang, tepatnya pada bulan Juli 2014, Google mengumumkan bahwa Project Ara sudah mulai memasuki tahap beta dan hendak dibagikan ke 100 penguji yang beruntung, setelah sebelumnya gagal mendemonstrasikan prototipe Project Ara di event Google I/O 2014 karena kendala teknis – perangkat hang dan tidak bisa di-boot.
Lompat ke awal tahun 2015, Google dengan bangga mengungkap inkarnasi terbaru Project Ara. Di titik tersebut, konsumen jadi semakin antusias melihat kesuksesan Google menyematkan konektivitas seluler pada smartphone Project Ara. Google pun memanfaatkan momentum tersebut dengan merilis video perkenalan Project Ara yang masih sangat berkenang hingga kini.
Dalam kesempatan yang sama, Google juga mengumumkan bahwa mereka hendak menguji smartphone Project Ara di Puerto Rico pada kuartal ketiga atau keempat tahun 2015. Sayang janji ini gagal dipenuhi, Google menundanya dengan alasan masih ada banyak iterasi yang harus disempurnakan.
Penundaan ini tentunya membuat banyak orang kecewa, tapi di bulan Mei kemarin, tepatnya pada ajang Google I/O 2016, Google memberikan pengumuman yang cukup menarik. Dengan tegas Google mengungkapkan bahwa smartphone Project Ara akan segera dirilis kepada para pengembang mulai musim gugur, sedangkan versi konsumennya pada tahun 2017. Lagi-lagi, pengumuman tersebut dibarengi oleh video yang amat menarik.
Sampai akhirnya kita tiba di bulan September ini, dimana seharusnya peluncuran Project Ara versi developer sudah begitu dekat seandainya semua berjalan tanpa kendala. Sayang mimpi akan sebuah smartphone modular ini harus kembali menjadi sebatas mimpi. Project Ara kini resmi tinggal kenangan.
Lalu bagaimana dengan nasib Motorola selaku penggagas orisinil Project Ara? Well, setidaknya mereka sudah mulai menerapkan konsep modular pada smartphone lewat lini Moto Z.