Tanya ke semua pasutri yang sudah dikaruniai anak, bisa dipastikan mereka setuju kalau bayi harus dimonitor secara konstan selama 24 jam nonstop. Atas dasar itulah perangkat baby monitor eksis, sehingga para orang tua dapat memonitor keadaan buah hatinya ketika sedang tidak berada di sisinya.
Baby monitor yang paling umum terdiri dari sebuah kamera dan receiver – bisa hardware tersendiri, bisa juga aplikasi smartphone – untuk menampilkan rekaman video secara live. Namun belakangan hadir pula baby monitor yang disertai perangkat wearable yang akan merekam data metrik lain seperti pola pernafasan, suhu tubuh sampai laju jantung sang bayi.
Tidak semua orang tua berkenan memakaikan perangkat wearable ke bayi kesayangannya. Maka dari itu, sebuah perusahaan asal AS bernama Wearless Tech Inc. ingin menawarkan sesuatu yang berbeda. Mereka ingin menciptakan kamera pengawas bayi yang dilengkapi kemampuan merekam data-data metrik seperti di atas secara langsung tanpa mengandalkan perangkat tambahan. Dari situ lahirlah Cocoon Cam.
Jadi selain merekam video, Cocoon Cam juga akan memonitor suhu tubuh, pola pernafasan hingga laju jantung bayi dari jarak sekitar satu meter lebih. Belum ada informasi pasti mengenai teknologi yang dipakai, namun pihak pengembangnya menuturkan bahwa Cocoon Cam memanfaatkan sensor inframerah, computer vision dan teknologi machine learning untuk mengumpulkan data-data ini.
Semua informasi akan diteruskan menuju aplikasi pendamping Cocoon Cam di smartphone. Saat kondisi dirasa tidak semestinya, seperti misalnya ketika bayi berada dalam posisi yang membahayakan atau suhu tubuhnya meningkat, aplikasi akan segera memberikan notifikasi.
Sejauh ini Cocoon Cam masih menjalani tahap pengujian bersama para ahli dari sejumlah universitas ternama di AS guna memvalidasi keakuratan teknologi yang dimilikinya. Nantinya, Wearless Tech Inc. berencana memasarkan Cocoon Cam seharga $299, plus biaya berlangganan $10 untuk aplikasinya.
Sumber: Wareable dan Cocoon Cam.