Sejak tahun 2008, inkubator startup ternama Y Combinator telah menerima ribuan startup yang mendaftarkan ide dan produk yang ditawarkan. Bermitra dengan Priceonomics, Y Combinator merilis tren, minat, dan hal-hal lainnya yang dirangkum dari ribuan ide serta produk yang didaftarkan oleh peserta yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator.
Dari data tersebut, mencuat beberapa tren yang mulai bergeser dan prediksi teknologi yang akan semakin diminati 5 tahun ke depan.
Startup dan perusahaan teknologi yang menjadi inspirasi
Ada beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pihak Y Combinator ketika melakukan proses penyaringan kepada para pendaftar. Dari jawaban tersebut kemudian terkumpul startup yang yang menjadi inspirasi dan perusahaan teknologi mana yang kemudian menjadi kompetitor langsung.
Dari data yang dikumpulkan, sebagian besar produk yang ditawarkan mencoba untuk bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Facebook, Google hingga Twitter dan Microsoft. Namun menjelang tahun 2014 data yang dikumpulkan menyebutkan Twitter dan Microsoft tidak lagi menjadi acuan kompetitor untuk perusahaan teknologi.
Menyinggung soal startup apa yang menjadi kompetitor sekaligus menjadi inspirasi dibuatnya sebuah produk, jawaban terbanyak yang dikumpulkan adalah mulai dari Airbnb, Uber hingga Instagram. Hal ini menunjukkan dengan makin menarik dan diminatinya layanan tersebut, memunculkan ide-ide baru untuk kemudian membuat produk yang serupa.
Hal lain yang menjadi catatan oleh tim Y Combinator adalah memasuki tahun 2010 sudah banyak produk yang mengedepankan aplikasi mobile dan secara perlahan mulai meninggalkan situs sebagai media utama. Diperkirakan sepanjang tahun 2016 dan beberapa tahun ke depan, akan makin banyak produk startup yang mengembangkan aplikasi terlebih dahulu dibandingkan situs.
Hal tersebut tentunya meningkatkan popularitas dan penggunaan perangkat pintar lainnya secara langsung. Y Combinator mencatat kebanyakan startup yang mendaftar memilih untuk mengembangkan teknologi untuk perangkat pintar seperti smartwatch dan wearable.
Platform lain yang saat ini tengah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan adalah messaging platform. Tercatat aplikasi seperti Slack, Whatsapp, dan WeChat mengalami jumlah kenaikan dan menjadi produk yang menginspirasi kebanyakan startup baru.
Slack merupakan startup yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2016 ini, dengan peningkatan yang dialami oleh perusahaan sebanyak 850%. Hal ini juga yang kemudian menginspirasi lebih banyak startup untuk membuat produk serupa.
Bangkitnya SaaS dan tenggelamnya ads
Perubahan yang ada dalam kebiasaan konsumen mengakses iklan juga kemudian menjadi salah satu peluang yang dikembangkan oleh pendaftar di Y Combinator.
Jika dulunya layanan yang mengedepankan advertising atau iklan menjadi favorit, kini platform Software-as-a-Service (Saas) semakin banyak dikembangkan. Tercatat kenaikannya mencapai 400% sejak tahun 2008, sementara advertising mengalami penurunan sebanyak 60%.
Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Y Combinator adalah peningkatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kebanyakan produk yang ditawarkan kepada Y Combinator menerapkan AI untuk semua aplikasinya, sementara Y Combinator mencatat justru teknologi Machine Learning yang saat ini baru mulai diaplikasikan di Indonesia mulai mengalami penurunan.
Y Combinator juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan terkait dengan bangkitnya tren Virtual reality atau VR yang semakin menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut ternyata juga disambut dengan baik oleh startup yang mendaftar diri kepada Y Combinator.