Turnamen Dota 2 kini memasuki babak berikutnya setelah selesainya gelaran DPC League di berbagai regional. Setelah DPC Regional League, tim-tim yang berhasil menempati klasemen tertinggi berhak melaju ke ESL One Stockholm Major 2022.
Untuk Asia Tenggara sendiri sudah membawa 3 tim, bisa jadi yang terkuat untuk mewakili regional tersebut. Nama-nama tim ini bisa memberikan perlawanan yang kuat menghadapi wakil lain di turnamen Dota 2 level internasional.
Benar, selain Asia Tenggara nantinya Stockholm Major 2022 membawa lawan-lawan kuat lain dari berbagai regional seperti Amerika Utara, Eropa, Tiongkok, dan lain sebagainya.
Bagaimana kans juara wakil Asia Tenggara di Stockholm Major?
1. BOOM Esports
DPC Ranking: 6
BOOM Esports memang menyita perhatian setelah mampu memenangkan dua gelar BTS Pro Series berturut-turut dan menjuarai Galaxy Gamers Invitaitonal 2022 di Dubai.
Bukan hal sepele, lawan BOOM di Galaxy Gamers Invitational 2022 juga sangat kuat. Di turnamen tersebut, BOOM menempati puncak Grup B dan berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Tundra Esports lewat skor 3-2.
Selain Tundra, BOOM juga mengalahkan Team Secret, Team Spirit, dan Nigma Galaxy (EU). Kemenangan BOOM membuat tim-tim Dota 2 lain terkesan sekaligus memandang serius tim satu ini di ajang Major.
2. Fnatic
DPC Ranking: 9
Tim berikutnya yang mewakili Asia Tenggara adalah Fnatic, raksasa yang menjadi langganan tanding di The International. Pada musim kali ini, Fnatic bisa dibilang sangat konsisten.
Meski belum meraih gelar juara, namun Raven dkk. berhasil memuncaki DPC SEA setelah mengalahkan BOOM Esports melalui tiebreaker. Sebagai pemenang mereka berhak meraih 400 poin DPC dan menjadi kekuatan baru yang penuh potensi.
Tim ini mengalahkan BOOM yang sedang on-fire lewat skor 2-0 tanpa balas. Bukan tidak mungkin, giliran Fnatic yang bersinar di Stockholm Major mendatang.
3. T1
DPC Ranking: 15
Terakhir ada T1 yang akan bertanding di Stockholm Major, tim yang menjadi kejutan pada The International 10. Wakil Asia Tenggara satu ini memang dilanda performa yang kurang konsisten.
Setelah mengganti 23savage dengan Gabbi, T1 belum bisa tampil sekuat fase The International. Tim ini juga harus puas di posisi ketiga klasemen DPC SEA setelah hasil yang kurang memuaskan pasca perubahan roster.
Meski begitu, T1 mulai mendapatkan ritme permainannya dengan pemain barunya yaitu Gabbi. Mengalahkan Polaris Esports di laga tiebreaker, T1 di posisi ketiga sukses mengamankan tiket Major sekaligus siap membuktikan level permainannya.