Dark
Light

Satoshi Studios Fokuskan Inkubasi Startup Pengembang Blockchain di Asia Tenggara

1 min read
January 10, 2017

Satoshi Studios merupakan inkubator yang fokus pada Blockchain startup di Asia Tenggara. Memusatkan kegiatannya di New Delhi India, inkubasi yang ditawarkan mengajak startup yang menggunakan teknologi Bitcoin untuk belajar ekstensif dalam pengembangan produk dan layanan Blockchain, lekat dengan Bitcoin tapi pemanfaatannya lebih luas dibandingkan dengan transaksi Bitcoin saja. Startup terpilih akan menerima seed funding $50.000 dengan ekuitas pembagian saham 8-15% kepada inkubator.

Barisan mentor berpengalaman di bidangnya menjadi wujud kepercayaan diri Satoshi Studios untuk mengibarkan bisnis Blockchain di Asia Tenggara, dengan visi menjadikan India sebagai “Blockchain Knowledge Hub for South East Asia”. Veteran di bisnis Bitcoin seperti Roger Ver, Amit Bhardwaj, Michael Terpin dan beberapa perintis Bitcoin menjadi jajaran mentor yang akan disuguhkan dalam kegiatan inkubasi.

Pendaftaran tahap satu dibuka sampai akhir Februari 2017

Program inkubasi tahap pertama akan dimulai pada tanggal 1 April 2017. Enam startup terpilih dari seluruh wilayah Asia Tenggara akan diterbangkan ke New Delhi untuk mengikuti kegiatan selama 3 bulan. Di sana peserta akan bekerja bersama melalui sesi intensif yang dibawakan oleh ahli Blockchain. Fasilitas seperti ruang kerja dan tempat tinggal akan diberikan untuk kegiatan tersebut. Misinya adalah startup mencapai product market-fit secara lebih cepat.

Tidak ada kriteria khusus seputar bidang industri yang dikerjakan startup. Hanya saja dalam proses bisnisnya startup tersebut harus memecahkan masalah di dunia nyata melalui Blockchain. Dan inkubator ini juga menerima startup yang masih dalam tahap concept-stage. Pendaftaran dan submisi informasi sebagai prasyarat dibuka online hingga tanggal 28 Februari 2017.

Membudayakan Bitcoin di Asia Tenggara

Co-Founder Satoshi Studios Sahil Baghla mengungkapkan bahwa dengan dibangunnya Blockchain hub, maka akan menumbuhkan adopsi Bitcoin di Asia Tenggara. Sehingga menjadikan wilayah ini sebagai pasar remitansi terbesar, dengan kepemilikan rekening bank terkecil di dunia. Dari sisi kesiapan kegiatan inkubasi, pihaknya mengaku telah berdiskusi dengan banyak pengusaha tentang pengembangan dan inisiatif produk yang didasarkan pada Bitcoin.

“Kami telah melihat ketertarikan dari pengusaha yang memberikan umpan balik dan ide tentang penggunaan teknologi Blockchain, dan beberapa pengusaha yang sudah kami temui juga sedang mengembangkan aplikasi yang sangat menarik […] Kami bangga didukung oleh orang-orang yang menjadi pelopor Bitcoin,” pungkas Sahil.

Previous Story

Empat Alasan Kalangan Millennial Target Pasar Terbaik Startup

Next Story

Tanpa Sambutan Khusus, Asus ZenFone Pegasus 3S Hadir dengan Fitur Tak Kalah Wah

Latest from Blog

Don't Miss

AVITA Umumkan 2 Seri Laptop Baru untuk Indonesia: SATUS S dan PURA A+

Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan banyak orang dalam bekerja dan belajar.
Sega batalkan rencana kembangkan game blockchain

Berubah Haluan, Sega Batalkan Rencananya Kembangkan Game Blockchain

Pamor game blockchain belakangan relatif meredup. Termakan hype AI itu