Perubahan besar saat ini sedang terjadi di tubuh Google sebagai bagian dari restrukturisasi. Namun begitu, salah satu divisi bisnisnya, Life Sciences terus bekerja seakan tak terusik oleh perubahan tersebut.
Dalam rilis pers terbaru, Google Life Science kembali melanjutkan misinya untuk mengembangkan cara baru dalam menangani dan mengendalikan penyakit diabetes. Tapi untuk memperkuat komitmen, mereka tidak menyelam sendirian. Life Science menggandeng sebuah perusahaan famasi asal Perancis, Sanofi untuk menjadi rekanan.
Langkah ini menjadi pertanda Google ingin lebih terlibat dalam penelitan diabetes, sebelumnya Sergey Bring mengatakan bahwa operasional divisi Life Science akan diposisikan sebagai perusahaan independen di bawah bendera Alphabet. Dalam beberapa bulan terakhir Google juga sudah mempekerjakan sejumlah ilmuwan terkemuka, termasuk immunologists, ahli saraf dan bahkan insinyur nanopartikel untuk membantu ambisinya di sektor ini.
Melalui kerjasama ini Google dan Sanofi akan saling bahu membahu memanfaatkan kemampuan mereka di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berupaya menciptakan cara yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menganalisa dan memahami informasi tersebut.
Info Menarik: Google Punya Logo Baru
Kolaborasi keduanya akan menggabungkan pengobatan ala Sanofi dan chip berdaya rendah yang terintegrasi dengan analisis Google. Di dalamnya melibatkan informasi pasien, rutinitas pengobatan, level gula darah, gemoglobin dan juga sensor yang tertanam di perangkat.
Dalam keterangan resminya, Olivier Brandicourt, Chief Executive Officer, Sanofi mengungkapkan antusiasnya atas kerjasama ini. Ia mengatakan pihaknya senang dapat memanfaatkan kekuatan Google di bidang teknologi dan analisis sebagai padanan bagi keahlian mereka di bidang farmasi dan diabetes.
Ia berharap teknologi yang dihasilkan mampu memberikan kendali yang lebih baik terhadap pasien diabetes. Memberikan akses dan manajemen yang lebih sederhana guna meningkatkan kualitas hidup para penderita.
Diabetes termasuk satu dari sekian penyakit paling berbahaya di dunia, IDF Diabetes Atlas memperkirakan angka penderita diabetes akan meningkat dari 382 juta menjadi 592 juta pada tahun 2035.
Bagi Google Life Science, ini bukan kali pertama mereka terlibat dalam proyek penelitian diabetes. Sebelumnya mereka juga menggandeng Dexcom untuk menciptakan monitor gula darah berukuran mini nan terjangkau.
Sumber berita Thenextweb.