Startup yang berbasis di Asia memang selalu dihantui pertanyaan soal skalabilitas pasarnya, apakah harus fokus di pasar domestik, regional atau global? Sayangnya, pertanyaan seperti ini tidak berlaku untuk startup yang berbasis di Amerika Serikat. Ryu Kawano Suliawan, CEO Veritrans Indonesia berpendapat agar startup-startup di Asia jangan dulu fokus ke pasar global.
“Ketika anda memulai startup di Asia, market anda terbatas. Jika anda mendirikan startup di Silicon Valley, otomatis anda sudah go global”, sahut Ryu. Menurut Ryu, media memang sangat berperan penting dalam mendongkrak popularitas startup di pasar. Ryu memaparkan argumen bahwa apapun yang dilabeli “Made in USA” cenderung lebih populer di Indonesia, mulai dari situs web, film, maupun produk secara umum. Hal ini tidak terjadi hanya di Indonesia, fenomena ini sudah mendunia yang makin mengukuhkan kekuatan brand-brand Amerika di pasar global.
“US companies don’t go global, global comes to them”
Bukan tidak mungkin, namun startup asal Asia harus bekerja ekstra keras untuk bisa masuk ke panggung internet dunia setara dengan bintang-bintang startup asal Silicon Valley. Namun agak hal ini akan segera berubah, ketika startup asal Asia akan segera mengambil alih panggung dunia.
Keyakinan Ryu ini bukan tanpa dasar, Ryu melihat perubahan paradigma yang sangat signifikan sedang terjadi di skala global. Potensi ekonomi tidak lagi melibatkan AS namun banyak negara-negara Asia seperti Cina, India, Singapura, termasuk Indonesia. Tidak lama lagi, Asia akan memimpin ekonomi dunia dan industri internet-pun tidak akan luput dari cengkeramannya. Lihat saja pergerakan raksasa-raksasa internet asal Cina dan Jepang yang sudah tidak malu-malu menunjukkan taringnya di kancah internet dunia.
Ryu juga berpendapat agar startup asal Asia yang sedang berfikir ingin go global untuk juga mempertimbangkan faktor ini dan menunggu momentum yang tepat untuk go global. Asumsi ini tentunya ditujukan untuk startup dengan sumber daya yang masih terbatas, beda dengan raksasa-raksasa internet Asia yang telah ada saat ini. Startup yang mengincar pasar B2B juga menjadi pengecualian.
Akan segera datang masa dimana startup asal Asia akan mendapatkan perhatian penuh dari media mainstream yang juga akan membantu startup masuk ke pasar terutama end user. Momentum seperti inilah yang ditunggu bagi startup asal Asia, termasuk Indonesia, untuk bisa mengumumkan niatannya untuk go global, bisa dipercantik lagi dengan fakta bahwa startup tersebut sudah memiliki traksi signifikan di negeri sendiri.