Beberapa tahun belakangan ini startup teknologi menjadi sorotan lantaran perkembangannya yang signifikan. Selain potensi pasar, para pemain lokal juga tak kalah mentereng perkembangannya. Yang banyak menjadi pertanyaan adalah bagaimana pemerintah memainkan perannya di industri ini. Rudiantara, selaku Menkominfo aktif saat ini, dalam sebuah tulisan yang dimuat di Beritagar mengungkapkan bahwa pemerintah mendukung penuh industri ini. Selain peta jalan untuk industri e-commerce menurut Rudiantara saat ini pemerintah tengah mencari jalan untuk mendukung pertumbuhan startup dari segi pendanaan.
Peta jalan (roadmap) e-commerce
Sekitar dua bulan lalu peta jalan industri e-commerce banyak menyedot perhatian. Banyak harapan juga banyak kekhawatiran atas peta jalan tersebut. Alih-alih bisa melindungi ekosistem e-commerce yang baru berkembang, peta jalan justru banyak dinilai bisa membatasi industri e-commerce berkembang.
Dalam upayanya menyamakan persepsi dengan pihak-pihak terkait, pemerintah menyelenggarakan lokakarya yang melibatkan para pemangku kepentingan, antara lain Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Pos Indonesia, APSERINDO, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Ekonomi Kreatif, dan IdEA (Asosiasi E-commerce Indonesia).
Pemerintah seperti dituturkan Rudiantara saat ini sedang mencari beberapa solusi untuk mendukung pertumbuhan startup dari sisi pendanaan.
“Sekarang juga sedang dicarikan jalan agar pendanaan bagi e-dagang bisa bersumber dari APBN melalui fasilitas KUR yang mungkin disalurkan melalui perusahaan modal ventura milik pemerintah,” tulisnya.
Selain KUR, pemerintah juga menyediakan alternatif dengan memanfaatkan Universal Sevice Obligation (USO) dengan membentuk BLU khusus untuk mendukung perdagangan daring, khususnya untuk perusahaan startup. Untuk itu, menurut Rudiantara, perlu dilakukan beragam terobosan atas regulasi yang ada.
“Dengan melihat posisi kita saat ini, kecenderungan e-dagang selama ini, berikut potensi yang kita miliki, tak ada lagi keraguan untuk mengatakan ekonomi digital adalah peluang terbesar kita untuk menjadi bangsa yang sejahtera. Kita harus bersatu-padu menyiapkan peranti dan ekosistem sebaik mungkin, agar momentumnya tak hilang dan salah jalan. Bukan hanya impian menjadi negara dengan digital economy terbesar di kawasan Asia Tenggara namun memang kita bisa buktikan bahwa kita yang terbesar. Ayo menjadi tuan rumah di pasar yang terbesar di Asia Tenggara,” tutup Rudiantara.