Startup edtech Ruangguru tengah mempersiapkan diri untuk debut ke luar Indonesia tahun ini pasca merayakan hari jadinya yang kelima. Pencapaian setahun terakhir memantapkan Ruangguru untuk ekspansi. Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara saat ini enggan membeberkan lebih jauh terkait rencana tersebut.
“Tahun ini akan keluar Indonesia, bentuknya akan jadi unit bisnis di bawah Ruangguru seperti produk lainnya. Tapi sudah [dipersiapkan], masih jadi rahasia,” katanya, Rabu (10/7).
Untuk mendukung rencana ini, dukungan dana segar sudah segera diumumkan. Kata Belva, nominal dana yang didapat perusahaan akan cukup besar. “Tahun ini akan ada [pengumuman funding] dan nilainya besar.”
Terakhir, Ruangguru mengumumkan pendanaan Seri B yang dipimpin UOB Venture Management dengan nominal dirahasiakan pada 2017.
Belva melanjutkan sejak setahun terakhir layanan Ruangguru cukup “meledak” dari segi awareness di kalangan orang tua. Tanpa menyebut angka detail, dia mengklaim pertumbuhan secara keseluruhan bisa mencapai 20 kali lipat. Pengguna tembus lebih dari 15 juta pelajar dan 300 ribu guru bergabung di seluruh Indonesia.
Menariknya, sekitar 70% penggunanya adalah pelajar yang belum pernah ikut les bimbingan belajar konvensional dan berasal dari kalangan menengah hingga ke bawah. Dari hasil survei internal, Ruangguru membandingkan pelajar dari sebelum dan setelah menggunakan aplikasi selama beberapa bulan, tanpa melihat latar belakang ekonomi keluarganya.
Di situ terlihat bahwa kenaikan nilai mereka rata-rata naik sampai 20 poin. Sebanyak 92% responden mengatakan nilai naik dalam tiga bulan setelah belajar lewat Ruangguru.
“Indonesia punya 52 juta pelajar. Sekarang kami 15 juta, berarti masih banyak yang belum pakai Ruangguru. Intinya, bagaimana caranya kami bisa capai 52 juta itu secepat mungkin. Makanya kami gencar promosi di TV, merekrut brand ambassador, agar semakin banyak orang tua dan anak tahu kami.”
Dari segi produk B2C makin variatif, seperti Ruangbelajar, Digital Bootcamp, Roboguru, Ruangles, Ruanglesonline, Ruangbaca dan sebagainya. Kualitas guru juga ditingkatkan, dengan merekrutnya lewat ajang pencarian. Alhasil, kini Ruangguru memiliki tenaga pengajar in-house yang berprestasi, lulusan universitas top dan pemenang olimpiade.
Menurutnya, kualitas guru ini sangat penting untuk menghasilkan konten yang berbobot tinggi. Tidak hanya melihat dari segi akademis, tapi bagaimana kemampuan guru dalam mengajar di depan kamera.
Pasalnya, mengajar depan kamera berbeda jauh dibandingkan di depan kelas. Mereka dituntut untuk interaktif, agar pelajar tidak mudah bosan. Kemampuan seperti ini tidak sepenuhnya dikuasai guru.
Ruangguru memiliki dua jenis kemitraan untuk guru. Konten video yang tayang di aplikasi itu sepenuhnya dibuat secara in-house oleh guru yang bekerja di Ruangguru. Jumlahnya diklaim ada ratusan. Adapun total karyawan Ruangguru telah berada di angka dua ribu orang.
Selain guru yang tampil di depan kamera, ada juga guru di belakangnya yang mempersiapkan seluruh konten. Mereka semua mendiskusikan seluruh topik pembelajaran dan bagaimana mengemasnya sampai akhirnya tayang.
“Ada juga yang sistemnya dibayar secara komisi, misalnya untuk produk Ruangles jadi kita bayarnya secaranya komisi. Jadi sistemnya tergantung program yang diambil oleh guru tersebut,” tambah CPO Ruangguru Iman Usman.
Lewat perekrutan masif untuk guru, perusahaan kini telah merevitalisasi konten video jadi lebih atraktif sejak 2018. Penambahannya bahkan diklaim sampai 5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Diklaim Ruangguru telah memiliki puluhan ribu konten video dan catatan pelajaran. Produksi ribuan pertanyaan bank soal dan telah mencakup seluruh mata pelajaran dari kelas 1 sampai 12.
Ruangguru juga punya produk B2B bernama Ruangkerja untuk melatih kemampuan karyawan secara online. Belva menyebut platform tersebut telah dipakai beberapa institusi, seperti Nestle, Pertamina, Kemenperin, Kemenristekdikti, dan pemerintah daerah.
“Sebab semua perusahaan itu punya masalah yang sama, bagaimana mereka bisa meningkatkan kemampuan karyawan tanpa harus melepas mereka untuk sekolah di luar.”
Pengembangan fitur dan layanan baru
Aplikasi Ruangguru terus diperkaya dengan inovasi baru dan teknologi baru yang tujuannya untuk memperbaiki pengalaman belajar jadi lebih efektif. Belva menjelaskan, ada fitur Smart Recommendation yang secara otomatis mendeteksi kelemahan pelajar dan memberikan rekomendasi materi belajar yang dibutuhkan pelajar.
“Fitur ini yang membedakan kami dengan pemain sejenis. Sebelumnya, Ruangguru itu seperti perpus, punya apa saja materi yang dibutuhkan pelajar. Tapi sekarang ada sistem pintar yang bisa merekam apa yang mereka lakukan di aplikasi dan secara otomatis memberi rekomendasi agar belajarnya jadi lebih efektif.”
Fitur lainnya, Ruangguru Adventure, membuat pengalaman belajar terasa seperti bermain game. Pengguna akan memiliki avatar dan mereka dapat berlomba-lomba mengumpulkan poin setiap beraktivitas. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan beragam digital items untuk mempercantik avatar.
Terakhir, fitur Social Learning untuk permudah pelajar berinteraksi dan berdiskusi mengenai pelajaran sekolah dengan pengguna lainnya. Disediakan juga Live Teaching yang bisa disaksikan lewat aplikasi.
“Fitur terakhir ini seperti Instagram Live, menyaksikan guru mengajar secara langsung dan siswa bisa langsung berinteraksi.”
Tampilan UI/UX aplikasi semakin disempurnakan dari waktu ke waktu. Iman juga merasa berbangga hati, bahwa aplikasi Ruangguru mendapat rating 4.7 dari 5.0 di Google Play Store. Menurutnya, untuk mendapatkan rating tersebut cukup sulit di Indonesia, apalagi buat aplikasi lokal.
Ruangguru tahun kemarin mendapat nominasi dari Google User’s Choice di jajaran aplikasi terbaik di Indonesia, bersanding dengan Tokopedia, Shopee, Gojek, dan Bukalapak.
Segera masuk ke program vokasi
Gayung bersambut pasca disahkannya PP Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan, Ruangguru akan memanfaatkan insentif ini dengan ikut menyeriusi program vokasi.
Belva mengatakan sebenarnya Ruangguru sudah dilibatkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal. Presiden ingin dorong apa yang bisa dilakukan Ruangguru untuk meningkatkan kualitas lulusan vokasi dengan teknologi.
Segmen ini dinilai lebih menantang karena kurikulumnya berbeda dengan apa yang biasanya mereka pakai dari Kemendikbud. Sehingga untuk membuat materi ajarnya, harus melihat dari berbagai sumber karena tujuan akhir dari vokasi adalah mempersiapkan pelajar SMK dan Politeknik agar siap kerja.
“Kami akan segera launch produk vokasi ini karena sekarang sudah jadi fokus kita juga. Sekarang kami perlu diskusi dengan pemain industri dan asosiasi untuk cari kurikulum yang benar-benar dibutuhkan,” tutup Belva.