Di Balik Konsistensi RRQ Hoshi 3 Kali Juara MPL ID

Hal-hal apa saja yang berjasa terhadap konsistensi RRQ Hoshi selama ini?

Pekan lalu (19 Oktober 2020), RRQ Hoshi kembali mencatatkan rekor dengan menjadi juara MPL Indonesia (Mobile Legends Bang Bang Profesional League) yang ketiga kalinya (Season 2, Season 5, dan Season 6) dan berturut-turut dari musim sebelumnya.

Saya tidak menafikkan kekuatan dan kecekatan permainan pasukan RRQ Hoshi musim ini. Namun, sebagian besar pemain yang pernah bermain di liga utama MLBB (Mobile Legends Bang Bang ) di Indonesia tentunya juga sudah jauh di atas rata-rata. Tentunya, di balik kepiawaian para pemain RRQ Hoshi, ada alasan lain yang membuat tim ini bisa menjadi 3x juara MPL ID.

Salah satunya, menurut saya, adalah manajemen RRQ yang berhasil membangun konsistensi tim yang satu ini. Namun, pertanyaannya, bagaimanakah manajemen menerjemahkan perannya membangun performa juara?

Saya pun menghubungi Andrian Pauline, CEO RRQ untuk mencari tahu peran manajemen terhadap konsistensi RRQ Hoshi.

Mari kita intip satu persatu.

 

Lemon Sang Pemain Andalan

Suka atau tidak suka Anda, Muhammad "Lemon" Ikhsan adalah pemain paling berjasa atas keberhasilan RRQ menjadi juara 3x MPL ID.

Selain menjadi pemain yang paling konsisten dari Season 1, Lemon juga jadi satu-satunya pemain yang bertahan di tim yang sama sepanjang 6 musim.

Dengan berbekal banyak pengalaman, dari pengamatan saya memerhatikan MPL Indonesia dari S1, Lemon selalu konsisten di sebagian besar pertandingan. RRQ sendiri memang tidak selalu dominan di setiap pertandingan dari S1 sampai S6 namun Lemon seringnya tetap bermain cantik meski timnya terpuruk.

Satu-satunya pemain lain yang, bagi saya, bisa menyuguhkan performa yang sama konsistensinya adalah Eko "Oura" Julianto. Sayangnya, Oura sudah tak lagi bermain di MPL ID sejak S5.

Sumber: RRQ

Konsistensi Lemon membuat ia ditakuti semua lawan-lawannya dan mengangkat mental kawan-kawannya. Namun pertanyaannya, bagaimanakah ia bertahan di tim yang sama dari S1? Apalagi mengingat tidak banyak pemain MPL ID yang bertahan di tim yang sama selama beberapa musim.

Jika saya tidak salah ingat, di MPL ID S4, hanya ada 3 orang yang bertahan di tim yang sama dari S1 yaitu Lemon, Oura, dan Tuturu. Namun, seperti yang saya tuliskan tadi, Oura sudah tak lagi bermain di MPL sejak S5. Sedangkan Tuturu juga absen di S6.

AP, panggilan Andrian, mengatakan, “Lemon betah di RRQ karena dari nol RRQ sudah di samping Lemon. Ketika menang ataupun kalah, kita selalu di sana. Ketika ada masalah, RRQ yang selalu ada di garis paling depan. Lemon sangat penting di RRQ dan saya yakin RRQ juga sangat penting di mata Lemon. Bisa dibilang kita saling melengkapi.”

 

R7, Transformasi Dota 2 ke MLBB yang Matang

Buat Anda penggemar skena Dota 2 Indonesia, nama Rivaldi "R7" Fatah harusnya bukan lagi nama yang asing didengar.

Di 2018, RRQ membawa 2 pemain (Rusman Hadi dan Rivaldi Fatah) ke tim Dota 2 mereka dari The Prime. Namun di awal tahun 2019, RRQ membubarkan divisi Dota 2 mereka. Di MPL ID S4, R7 pun hijrah ke Mobile Legends.

Dengan pengalamannya bermain Dota 2, R7 pun punya kematangan berpikir bermain MOBA. Namun demikian, R7 memang istimewa. Faktanya, tak banyak pemain dari MOBA PC (Dota 2 atau LoL) yang sukses hijrah ke MLBB.

Meski memang manajemen RRQ tak selalu sukses mengubah pemain MOBA PC bersinar di MLBB, seperti Rusman, setidaknya mereka berhasil memberikan ruang belajar yang efektif untuk R7 beradaptasi ke MLBB.

AP pun kembali memberikan komentarnya.

“Untuk R7 sendiri, semua tahu bahwa dia pemain Dota2 RRQ untuk waktu yang cukup lama. Ketika dia memutuskan untuk pindah karir, RRQ memberikan kesempatan itu asalkan dia mampu menunjukkannya. Dan dia menjawab itu di S4. Padahal rencana awalnya adalah dia sebagai pemain pelapis. Intinya, di RRQ, kita selalu support perkembangan talent kita, entah sebagai player or mungkin sebagai entertainer. Tapi filosofi menjadi yang terbaik sudah menjadi DNA di dalam tubuh RRQ. Semua akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk membela RRQ namun yang berhak membela RRQ adalah yang terbaik. Itu adalah filosofi kita. Jadi tidak ada iri dan yang lainnya. Latihan keras, kontribusi nyata untuk tim, berkorban demi kepentingan tim, dan niscaya semua akan menjadi raja pada waktunya. Itulah jalan ninja RRQ… Hahaha…” Cerita AP sembari bercanda.

 

Berhitung dengan Kekalahan

Nyatanya, mematok kemenangan di setiap pertandingan juga bukan tujuan yang realistis untuk sebuah tim. Kondisi tim dan lawan yang dinamis seringkali berada di luar genggaman.

RRQ Hoshi juga sempat mengalami beberapa kekalahan di Regular Season S6 ini. Pada Week 3 S6, RRQ sempat kalah dari Alter Ego dan bahkan Aerowolf Genflix. Di S5 pun, RRQ Hoshi juga tidak berhasil menorehkan kemenangan penuh di Regular Season. Namun demikian, RRQ berhasil bangkit kembali dan menjadi juara di dua Season tadi.

Jadi sebenarnya apa yang terjadi?

Dokumentasi: AP

AP pun bercerita tentang yang terjadi saat kekalahan beruntun di Week 3. “Yang terjadi adalah bad timing.... Timing Xin rehat itu setelah lock rooster. Jadi kita ga bisa tambah pemain baru. Sedangkan pelapis Xin saat itu, Wizzking, sedang syuting full acara GTV sehingga tidak bisa latihan. Padahal mencari pemain dengan karakter seperti Xin tidak mudah karena gameplay RRQ itu agresive yang butuh core agresive. Tidak bisa core yg pasif. Jadi, imbasnya adalah bongkar pasang dan latihan yang berantakan sehingga mengakibatkan hasil yg sangat buruk. Di sisi lain, semua tim MPL sudah mempelajari RRQ dan mempersiapkan tim dengan waktu yang lebih cukup dibandingkan kita... 4 kali kalah beruntun bukan sesuatu yg diluar prediksi.”

 

Albert, yang Muda dan Berbahaya

Memasangkan pemain muda yang berbakat dengan para pemain senior sepertinya memang salah satu rumus untuk jadi juara MPL ID. Sebelumnya, EVOS juga menggunakan rumus yang sama di S4 dengan menggabungkan Wann dan Luminaire bersama Donkey, Oura, dan Rekt.

Via: RRQ

Di S6 kali ini, bintang barunya adalah Albert Neilsen Iskandar. Sebelumnya, Albert adalah pemain RRQ Sena (tim RRQ di MDL, liga kasta kedua). Ia pun dinaikkan ke MPL ID di pertengahan musim Regular Season S6. Awalnya, banyak fans meragukan peran Albert untuk menggantikan Xin. Namun ternyata RRQ punya strategi yang berbeda dengan menurunkan Xin dan Albert bersama-sama. Albert pun membuktikannya dengan menjadi pemain kunci di Game kelima pertandingan Grand Final melawan Alter Ego.

“Albert itu bukan kebetulan. Albert disaring dari ribuan pendaftar yang mengikuti open recruitment di RRQ. Dan, ketika final test yaitu interview personal dengan saya, saya merasa dia berbeda. Di luar umurnya yang masih muda, dia bisa meyakinkan saya dia akan melakukan apapun untuk berhasil di RRQ. Ternyata dia membuktikannya di final MPL kemarin. The hottest player in MLBB World is Alberttt!” Cerita AP soal Albert.

 

Strategi, Latihan, dan Kekompakan

Strategi, latihan, dan kekompakan mungkin memang sudah sering digembar-gemborkan. Namun, tidak banyak juga yang berhasil menunjukkan bukti dari slogan tersebut.

Menurut AP, konsistensi RRQ Hoshi merupakan hasil dari kerja keras berlatih dan adaptasi pada META.

“Bicara konsistensi sebenernya terjemahannya cukup banyak dan luas. Tapi, jika melihat konsisten dr segi hasil, mungkin ada variable META yang ikut berperan serta. Di RRQ sendiri, kemampuan adaptasi kita terhadap META menurut saya lebih baik dibanding tim lain. Hasilnya, kita cepat menyesuaikan diri dengan role yg baru, cara main yg baru, ataupun berani menggunakan hero baru. Tentunya tidak lepas dengan karakter tim kita yang disiplin. Porsi latihan anak-anak RRQ sangat tinggi. Dan, suka tidak suka, harus dilahap oleh anak2 RRQ yang juga sibuk membuat konten ataupun streaming. Intensitas latihan yang tinggi, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, disiplin, dan karakter pantang menyerah dari RRQ merupakan kunci untuk konsisten.”

Dokumentasi: RRQ

Selain itu, strategi dan kekompakan tim tentunya juga berpengaruh besar. Seperti yang tadi AP katakan, strategi RRQ Hoshi memang selalu bermain agresif dan hal tersebut memang selalu terlihat di setiap permain mereka -- bahkan dari musim-musim sebelumnya.

Selain itu, kemampuan manajemen untuk melihat peran setiap pemain juga tidak kalah penting untuk membangun strategi dan kekompakan tim tadi.

“Jika kita melihat beberapa detik ke belakang, ada Vyn dengan ulti Akai yang membubarkan minion dan hero Alter Ego (AE) sehingga petaka 2x pukul itu terhindarkan. R7 dan Lemon yang mengulur waktu pemain AE seperti menghabiskan Mana dari Pharsa (Ahmad) dan menahan minion untuk waktu yg cukup lama. Xin juga membunuh hero Celiboy dan mengulur waktu 3 pemain AE sehingga Albert bisa memukul minion AE yang masuk dari mid.” Jelas AP menekankan bahwa tidak hanya Albert yang sebenarnya sangat berjasa terhadap kemenangan RRQ Hoshi di Game 5 yang sangat mendebarkan.

 

Penutup

Pertandingan pamungkas antara RRQ dan AE memang sungguh menegangkan. Kedua tim memiliki kemampuan dan mental yang sungguh layak diacungi jempol. Namun demikian, formasi pemain dan strategi RRQ terbukti lebih ampuh.

Saya sebenarnya juga sempat berbincang dengan Ryan "KB" Batistuta mengenai game kelima tadi. Dari sisi drafting, AE memang berada di posisi yang tidak menguntungkan untuk late game dengan 2 Mage melawan RRQ yang menggunakan 2 Marksman.

Di satu sisi, KB juga mengakui hal tersebut namun juga mengagumi mental para pemain AE. "Jelas kalah di Late Game, AE. Cuma gua ga paham mentalnya kenapa bisa bagus banget. Mereka bisa nahan padahal banyak disadvantage."

Namun demikian, jam terbang bermain memang tak dapat dicurangi. AE terlihat sedikit kebingungan saat mereka mendapatkan momen yang begitu berharga namun tak mampu dimanfaatkan dengan baik.

"Faktor X. Mungkin panik kayak ga nyangka mau menang dan fokusnya kepecah. Ada yang ke Albert, ada yang ke base, dan ada yg ke minion." Ungkap KB.

Sebaliknya RRQ, berkat hal-hal yang tadi saya jabarkan, berhasil membuktikan diri bahwa mereka memang paling konsisten sepanjang sejarah skena MLBB di Indonesia.

Apakah mereka masih bisa konsisten di musim selanjutnya?

Feat Image via Moonton