Hari ini –bertepatan dengan perayaan Hari Kartini– Tokopedia mengeluarkan hasil riset aktivitas penggunanya. Hasil yang menarik: lebih dari setengah aktivitas jual beli online didominasi oleh perempuan Indonesia. Hal ini memperkuat fakta bahwa perempuan selama ini memang menjadi pilar yang menopang ekonomi sektor riil Indonesia.
Berdasarkan laporan triwulan kuartal pertama tahun 2014 tersebut, tercatat sebanyak 5.3 juta barang yang terjual di Tokopedia, dan 66.28 persen dari total produk tersebut dibeli oleh perempuan. Mendengar hal itu, sebagian orang mungkin jadi berpikir: “Ah, itu bukan bukti bahwa perempuan adalah motor penggerak bisnis online, tetapi itu sekedar bukti bahwa perempuan memang lebih senang belanja dibanding laki-laki.”
Dominasi perempuan di e-commerce Indonesia
Ya, betul, karena itu adalah data pembelanja. Tetapi tunggu dulu, masih ada hasil riset berikutnya. Tak hanya menjadi konsumen, ternyata sebesar 55,75 persen produk yang dijual selama kuartal pertama (Januari-Maret 2014), penjualnya adalah perempuan! Jadi peran perempuan mendominasi dunia bisnis penjualan online, mulai dari sebagai konsumen hingga pebisnis.
Kemudian, pertanyaan untuk lebih mengerucut, golongan perempuan yang mana? Jika dilihat dari segi usia, pembeli perempuan dengan usia 20-29 tahun memiliki kontribusi tertinggi dengan 46,33 persen dan sisanya sebanyak 39,76 persen dilakukan oleh perempuan berusia 30-39 tahun. Sementara penjual perempuan didominasi 50,66 persen oleh usia 20-29 tahun, disusul 41.82 persen oleh usia 30-39 tahun.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas pembelian maupun penjualan online cenderung didominasi oleh perempuan. Pun, hasil ini juga membuktikan bahwa prempuan bukan sekadar konsumen yang pasif, namun juga aktif bekerja sebagai pengusaha yang membangun bisnis onlinenya. Kategori produk yang mendorong terjadinya trend tersebut antara lain: fashion & aksesoris, kecantikan, kesehatan, perlengkapan bayi, dan gadget & aksesorisnya.
Keunggulan perempuan sebagai pemilik usaha
Sementara dari sisi penjual, kelebihan penjual perempuan adalah kemampuan mereka dalam membangun kedekatan personal. Umumnya penjual perempuan memiliki pengetahuan terhadap barang atau produk, yang ditawarkan. Sebab mereka juga pengguna produk tersebut dalam kebutuhan sehari-hari. Pengalaman ini, yang membuat penjual perempuan pengetahuan produk yang lebih personal.
Lebih dalam lagi, riset ini menemukan bahwa para pembeli dan penjual tersebut berasal dari beragam profesi antara lain: ibu rumah tangga, mahasiswi, pegawai swasta maupun pegawai negeri, hingga pemilik usaha kecil menengah.
Umumnya selain membeli produk untuk kebutuhan pribadi atau hadiah, sebagian juga membelinya untuk dijual kembali pada platform lain seperti sosial media, serta berbagai platform chat populer.
Tokopedia sendiri menyatakan yakin perempuan Indonesia sebagai Kartini modern mampu menjadi penggerak roda ekonomi bangsa melalui aktivitas jual-beli online.
Hasil riset ini sendiri makin menguatkan bukti peran perempuan dalam menopang ekonomi Indonesia. Karena memang sebelumnya sudah banyak bukti lain bahwa perempuan adalah tulang punggung perekonomian, terutama sektor riil dan usaha kecil dan menengah (UKM). Bahkan tahun lalu, 2013, tercatat bahwa 60 persen pelaku UKM adalah perempuan.
Dan sektor UKM ini disebut-sebut oleh banyak pengamat ekonomi adalah fondasi perekonomian yang kuat terkait adanya kemungkinan krisis moneter. Karenanya tidak heran jika pada 2014 ini banyak pihak termasuk pemerintah bertekad untuk memperkuat peran perempuan di sektor bisnis rill, termasuk bisnis online ini.
Untuk sektor UKM sendiri, pemerintah sudah mencanangkan 2014 sebagai “tahunnya kewirausahaan perempuan” dan memberi berbagai dukungan agar kewirausahaan para perempuan ini bisa tumbuh berkembang. Khusus di bidang bisnis teknologi digital, beberapa investor pun fokus untuk mendukung kemajuan peran perempuan.
[Iustrasi foto: Shutterstock]