Smaato sebagai penyedia layanan advertising untuk platform mobile baru-baru ini merilis laporan hasil risetnya bertajuk “Global Trends in Mobile Programmatic Report“. Laporan tersebut mengacu pada statistik miliaran penayangan advertising melalui teknologi Smaato di paruh pertama tahun 2015. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan mobile web oleh pengguna perangkat pintar terpantau terus melonjak. Hal ini didorong dengan pertumbuhan akses internet mobile di kawasan padat penduduk, di antaranya Indonesia, Tiongkok dan India.
Beberapa negara tersebut juga tercatat sebagai yang tertinggi pertumbuhannya selama periode 2014-2015, di bawah Amerika Serikat. Pertumbuhan di masing-masing negara cukup signifikan, di Tiongkok sebesar 315 persen, India 279 persen, Singapura 225 persen, Indonesia 142 persen dan Malaysia 126 persen. Menurut CEO Smaato Ragnar Kruse, hal ini merupakan fenomena pergeseran model periklanan ke dunia mobile, diawali dengan mobile web dan akan berpindah ke mobile apps kelak.
Dalam laporannya Smaato juga mengemukakan bahwa pengiklan digital kini trennya makin banyak yang menargetkan pengguna kalangan keluarga dan orang tua yang menggunakan perangkat mobile, jumlahnya bertambah dua kali lipat pada semester pertama 2015. Sedangkan yang menargetkan demografi vertikal (kalangan tertentu) “hanya” naik 87 persen.
Tren periklanan digital berdasarkan platform dan medium penyimpanan
Pengiklan tak lagi memperhatikan pengguna berdasarkan usia atau kadar tech-savvy seseorang, karena gap untuk usia dan kompetensi teknologi mobile seperti sudah melebur. Bahkan menurut studi yang dirilis Common Sense Media 72 persen dari anak-anak di bawah delapan tahun sudah menggunakan tablet atau ponsel pintar.
Menurut analisis Smaato, pengiklan yang aware dengan kategorisasi calon audience akan mendapatkan revenue empat kali lebih besar. Kategori yang biasa dipetakan termasuk umur dan jenis kelamin.
Android masih mendominasi penampilan iklan pada aplikasinya, yakni dengan persentase 32 persen, disusul iOS dengan angka 20 persen, dan Windows 5 persen. Pola penampilan iklan pun juga turut mengikuti tren gadget idola masyarakat masa kini, yakni gadget berlayar lebar. Iklan dengan ukuran besar (300×250 ke atas) peningkatan peminatnya naik 250 persen, sedangkan ukuran di bawahnya sudah mulai menciut.
Tren berikutnya ialah pendapatan dari iklan rata-rata tinggi untuk pengembang yang menyuguhkan konten interaktif dalam web atau aplikasinya untuk iklan. Nilainya 83 persen lebih banyak ketimbang yang kurang interaktif.